Realisasi laba ESSA tergerus pelemahan harga minyak
A
A
A
Sindonews.com - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) memproyeksikan hingga akhir tahun ini hanya mampu merealisasikan perolehan laba bersih sebesar USD10,5 juta atau setara Rp127,85 miliar.
Dari catatan Sindonews, nilai ini turun sekitar 19,23 persen jika dibandingkan target sesuai RKAP awal yang dipatok di angka USD13 juta atau setara Rp158,3 miliar.
Sekretaris Perusahaan Surya Esa Perkasa, Kanishk Laroya mengatakan, terus merosotnya harga jual rata-rata Liquid Petroleoum Gas (LPG) miliknya, disinyalir sebagai salah satu biang keladi turunnya target laba bersih Surya Esa. Padahal, sekitar 80 persen dari pendapatan dihasilkan dari bisnis LPG, sedangkan 20 persen sisanya dihasilkan dari bisnis lainnya.
Sampai dengan bulan September 2013 harga jual rata-rata LPG perseroan berada di angka USD804 per Metrik Ton, padahal pada periode sebelumnya Surya Esa masih sanggup menjual LPG di kisaran harga USD849 per Metrik Ton.
“Harga jual rata-rata LPG sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Laba kita sampai dengan akhir tahun mungkin hanya bisa sekitar USD10,5 juta,” kata dia di JW Marriot, Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, dengan turunnya proyeksi harga jual rata-rata LPG di tahun depan, perseroan memasang target pendapatan hingga akhir tahun 2014 berada di angka USD40 juta atau sekitar Rp480 miliar. Nilai ini setara dengan target pendapatan hingga akhir tahun ini yang juga dipatok di angka USD40 juta.
Selain berimbas kepada proyeksi pendapatan, hal ini juga terefleksi pada proyeksi laba bersih Surya Esa, pasalnya perseroan juga menargetkan angka laba bersih tahun depan sama dengan tahun ini yang berada di kisaran USD10 juta.
Kanishk menambahkan, untuk mengkompensasi turunnya harga jual LPG di tahun depan, perseroan akan meningkatkan volume produksi LPG-nya sebesar 40 persen menjadi 60 ribu metrik ton per tahun, naik dibandingkan volume produksi tahu ini yang ditargetkan dapat mencapai 40 ribu metrik ton.
Sementara sampai dengan kuartal tiga tahun ini, perseroan telah berhasil mencapai angka produksi sebesar 33,79 ribu metrik ton, naik 36,85 persen dibandingkan volume produksi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 24,69 ribu metrik ton.
“Condensate kita juga naik sekitar 39 persen menjadi 116,15 ribu bbl, dibandingkan produksi pada kuartal tiga tahun lalu sebesar 82,96 ribu bbl,” pungkas dia.
Dari catatan Sindonews, nilai ini turun sekitar 19,23 persen jika dibandingkan target sesuai RKAP awal yang dipatok di angka USD13 juta atau setara Rp158,3 miliar.
Sekretaris Perusahaan Surya Esa Perkasa, Kanishk Laroya mengatakan, terus merosotnya harga jual rata-rata Liquid Petroleoum Gas (LPG) miliknya, disinyalir sebagai salah satu biang keladi turunnya target laba bersih Surya Esa. Padahal, sekitar 80 persen dari pendapatan dihasilkan dari bisnis LPG, sedangkan 20 persen sisanya dihasilkan dari bisnis lainnya.
Sampai dengan bulan September 2013 harga jual rata-rata LPG perseroan berada di angka USD804 per Metrik Ton, padahal pada periode sebelumnya Surya Esa masih sanggup menjual LPG di kisaran harga USD849 per Metrik Ton.
“Harga jual rata-rata LPG sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Laba kita sampai dengan akhir tahun mungkin hanya bisa sekitar USD10,5 juta,” kata dia di JW Marriot, Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, dengan turunnya proyeksi harga jual rata-rata LPG di tahun depan, perseroan memasang target pendapatan hingga akhir tahun 2014 berada di angka USD40 juta atau sekitar Rp480 miliar. Nilai ini setara dengan target pendapatan hingga akhir tahun ini yang juga dipatok di angka USD40 juta.
Selain berimbas kepada proyeksi pendapatan, hal ini juga terefleksi pada proyeksi laba bersih Surya Esa, pasalnya perseroan juga menargetkan angka laba bersih tahun depan sama dengan tahun ini yang berada di kisaran USD10 juta.
Kanishk menambahkan, untuk mengkompensasi turunnya harga jual LPG di tahun depan, perseroan akan meningkatkan volume produksi LPG-nya sebesar 40 persen menjadi 60 ribu metrik ton per tahun, naik dibandingkan volume produksi tahu ini yang ditargetkan dapat mencapai 40 ribu metrik ton.
Sementara sampai dengan kuartal tiga tahun ini, perseroan telah berhasil mencapai angka produksi sebesar 33,79 ribu metrik ton, naik 36,85 persen dibandingkan volume produksi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 24,69 ribu metrik ton.
“Condensate kita juga naik sekitar 39 persen menjadi 116,15 ribu bbl, dibandingkan produksi pada kuartal tiga tahun lalu sebesar 82,96 ribu bbl,” pungkas dia.
(gpr)