Sulsel targetkan surplus beras tiga juta ton 2014
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Dinas Pertanian Sulawesi Selatan (Sulsel), Luthfi Halide mengatakan, Sulsel menargetkan surplus beras tiga juta ton tahun depan. Pihaknya optimis target ini akan tercapai mengingat hasil panen yang memuaskan dan menggunakan jenis IP 300.
"Kita patut bersyukur, karena di Sulsel termasuk di Maros ini sudah melakukan tanam dan panen sebanyak tiga kali dalam setahun. Jadi tidak ada jedanya, habis panen tanam lagi begitu terus menerus sehingga produksi padi kita meningkat," katanya, Minggu (22/12/2013).
Meski demikian, anomali cuaca menjadi kendala dalam peningkatan produksi padi. Apalagi pada musim hujan maka produksi padi tidak terlalu bagus karena padi bukanlah tanaman air tapi tetap membutuhkan air.
Menurutnya, musim hujan mengakibatkan kandungan air sangat banyak, sedangkan pengering di Sulsel sangat sedikit. Saat ini pengering hanya ada di Kabupaten Pinrang, Bulukumba, dan Wajo. Sehingga, kabupaten seperti Maros kesulitan dan harus membawa hasil panennya ke Pinrang untuk dikeringkan.
Sementara, Wamen Pertanian Rusman Heriawan mengaku gembira dengan kesediaan Sulsel surplus beras tiga juta ton. Pasalnya, jika presiden RI menargetkan produksi nasional surplus beras 10 juta ton, maka tiga juta ton tersebut dapat diambil dari Sulsel.
Sisanya, yakni 7 juta ton bisa diambil dari provinsi lain khususnya daerah seperti Jawa dan Sumatera. Berdasarkan laporan, hasil produksi padi di Maros mencapai 9,2 ton per hektare (ha) atau 7,5 ton gabah kering giling.
"Kalau dilihat dari prestasi nasional yakni 5,1 ton per ha, maka ini prestasi menggembirakan. Apalagi dengan jenis IP 300 tentu peningkatan produksi pertanian lebih baik lagi," kata Rusman.
Luas sawah di Maros yang menggunakan jenis IP 300 mencapai 6.000 ha atau meningkat 50 persen sejak tiga tahun terakhir. Pemprov Sulsel juga meminta petani di Maros untuk memanfaatkan pematang sawah.
"Kita patut bersyukur, karena di Sulsel termasuk di Maros ini sudah melakukan tanam dan panen sebanyak tiga kali dalam setahun. Jadi tidak ada jedanya, habis panen tanam lagi begitu terus menerus sehingga produksi padi kita meningkat," katanya, Minggu (22/12/2013).
Meski demikian, anomali cuaca menjadi kendala dalam peningkatan produksi padi. Apalagi pada musim hujan maka produksi padi tidak terlalu bagus karena padi bukanlah tanaman air tapi tetap membutuhkan air.
Menurutnya, musim hujan mengakibatkan kandungan air sangat banyak, sedangkan pengering di Sulsel sangat sedikit. Saat ini pengering hanya ada di Kabupaten Pinrang, Bulukumba, dan Wajo. Sehingga, kabupaten seperti Maros kesulitan dan harus membawa hasil panennya ke Pinrang untuk dikeringkan.
Sementara, Wamen Pertanian Rusman Heriawan mengaku gembira dengan kesediaan Sulsel surplus beras tiga juta ton. Pasalnya, jika presiden RI menargetkan produksi nasional surplus beras 10 juta ton, maka tiga juta ton tersebut dapat diambil dari Sulsel.
Sisanya, yakni 7 juta ton bisa diambil dari provinsi lain khususnya daerah seperti Jawa dan Sumatera. Berdasarkan laporan, hasil produksi padi di Maros mencapai 9,2 ton per hektare (ha) atau 7,5 ton gabah kering giling.
"Kalau dilihat dari prestasi nasional yakni 5,1 ton per ha, maka ini prestasi menggembirakan. Apalagi dengan jenis IP 300 tentu peningkatan produksi pertanian lebih baik lagi," kata Rusman.
Luas sawah di Maros yang menggunakan jenis IP 300 mencapai 6.000 ha atau meningkat 50 persen sejak tiga tahun terakhir. Pemprov Sulsel juga meminta petani di Maros untuk memanfaatkan pematang sawah.
(izz)