Harga elpiji 3 kg di Klaten tembus Rp22.000
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah pedagang kecil di wilayah Kabupaten Klaten, mengaku resah dengan tingginya harga elpiji ukuran tiga kilogram (3 kg) pada akhir-akhir ini. Pasalnya, dengan kondisi tersebut para pedagang itu kesulitan untuk menjalankan roda usahanya.
Keterangan yang didapatkan SINDO dari para pedagang di sejumlah di wilayah Kabupaten Klaten, menyebutkan harga elpiji tiga kilogram tersebut harganya bervariasi mulai dari Rp18.000 hingga Rp22.000 setiap tabung isi tiga kilogram.
Salah seorang pedagang makanan di Kawasan Jatinom Klaten, Paryatun, menyebutkan kenaikan harga elpiji di wilayahnya tersebut saat ini menyentuh angkat Rp22.000. Harga tersebut mulai dirasakan sejak beberapa hari terakhir ini.
Selain harganya melambung tinggi, elpiji tersebut menurutrnya juga susah dicari di pasaran. Sehingga sangat menyulitkan dirinya dan warga yang lain yang membutuhkan elpiji tersebut.
Ia menyebutkan dengan semakin melambungnya harga tersebut, pihaknya saat ini mulai beralih ke kayu bakar untuk memasak barang dagangannya. Hal itu ia lakukan guna menyambung hidup dengan cara berjualan makanan.
“Mau bagaimana lagi, elpiji harganya mahal dan susah dicari, kalau seperti ini kita mau berdagang bagaimana. Padahal tumpuhan hidup kita itu dari elpiji itu,” ucapnya, Selasa (31/12/2013).
Hal yang sama juga diungkapkan pedagang lainnya, Ngatmi, yang juga berjualan di kawasan Jatinom. Menurutnya kondisi tersebut membuat dirinya enggan untuk membuka warung makanan miliknya. Hal itu disebabkan karena jika dipaksakan menggunakan elpiji dengan harga sebesar itu, keuntungan yang ia dapatkan sangat sedikit.
Selain itu jika elpiji sulit dicari, maka bahan baku yang ia miliki akan membusuk karena tidak bisa dimasak. “kalau kita sudah kulakan bahan makanan, terus elpijinya habis, maka kita akan rugi dua kali,” ucapnya.
Salah satu pemilik pangkalan elpiji di Wilayah Klaten Utara, Anto, membenarkan jika elpiji tersebut memang sulit didapatkan. Menurutnya pasokan elpiji itu mulai tersendat sejak beberapa hari terakhir. Dengan kondisi itu banyak pembeli yang curang dengan menjualnya lagi ke orang lain dengan harga yang tinggi.
Keterangan yang didapatkan SINDO dari para pedagang di sejumlah di wilayah Kabupaten Klaten, menyebutkan harga elpiji tiga kilogram tersebut harganya bervariasi mulai dari Rp18.000 hingga Rp22.000 setiap tabung isi tiga kilogram.
Salah seorang pedagang makanan di Kawasan Jatinom Klaten, Paryatun, menyebutkan kenaikan harga elpiji di wilayahnya tersebut saat ini menyentuh angkat Rp22.000. Harga tersebut mulai dirasakan sejak beberapa hari terakhir ini.
Selain harganya melambung tinggi, elpiji tersebut menurutrnya juga susah dicari di pasaran. Sehingga sangat menyulitkan dirinya dan warga yang lain yang membutuhkan elpiji tersebut.
Ia menyebutkan dengan semakin melambungnya harga tersebut, pihaknya saat ini mulai beralih ke kayu bakar untuk memasak barang dagangannya. Hal itu ia lakukan guna menyambung hidup dengan cara berjualan makanan.
“Mau bagaimana lagi, elpiji harganya mahal dan susah dicari, kalau seperti ini kita mau berdagang bagaimana. Padahal tumpuhan hidup kita itu dari elpiji itu,” ucapnya, Selasa (31/12/2013).
Hal yang sama juga diungkapkan pedagang lainnya, Ngatmi, yang juga berjualan di kawasan Jatinom. Menurutnya kondisi tersebut membuat dirinya enggan untuk membuka warung makanan miliknya. Hal itu disebabkan karena jika dipaksakan menggunakan elpiji dengan harga sebesar itu, keuntungan yang ia dapatkan sangat sedikit.
Selain itu jika elpiji sulit dicari, maka bahan baku yang ia miliki akan membusuk karena tidak bisa dimasak. “kalau kita sudah kulakan bahan makanan, terus elpijinya habis, maka kita akan rugi dua kali,” ucapnya.
Salah satu pemilik pangkalan elpiji di Wilayah Klaten Utara, Anto, membenarkan jika elpiji tersebut memang sulit didapatkan. Menurutnya pasokan elpiji itu mulai tersendat sejak beberapa hari terakhir. Dengan kondisi itu banyak pembeli yang curang dengan menjualnya lagi ke orang lain dengan harga yang tinggi.
(gpr)