Rupiah diprediksi akan tertekan
A
A
A
Sindonews.com - Sama halnya dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diprediksi melemah, laju rupiah tampak kembali akan mengalami tekanan atas dolar Amerika Serikat (USD) yang kembali menguat lantaran menjadi perburuan pelaku pasar.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar kembali memburu USD setelah dirilis kenaikan pending home sales bulanan Amerika Serikat dan diikuti dengan rilis positif lanjutan dari data Redbook dan consumer confidence.
"Kekhawatiran akan mulai diterapkannya tapering off stimulus The Fed pada Januari ini kembali datang, sehingga laju rupiah pun kembali tertekan," kata Reza, Jumat (3/1/2014).
Bahkan, Reza menjelaskan, adanya rilis inflasi yang masih terkendali di bawah level 9 persen secara tahunan dan surplusnya neraca perdagangan sebesar USD776,8 juta tidak banyak memberi kontribusi positif pada laju mata uang domestik.
"Laju rupiah di bawah target support Rp12.220 per USD. Rentang rupiah di kisaran Rp12.268-12.196 per USD mengacu kurs tengah BI," kata dia.
Kemarin, nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg ditutup pada level Rp12.160 per USD. Posisi ini terapresiasi 11 poin dibanding penutupan perdagangan akhir tahun lalu di level Rp12.171 per USD.
Sementara posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI di level Rp12.242 per USD atau terdepresiasi 53 poin dibanding hari sebelumnya di level Rp12.189 per USD.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar kembali memburu USD setelah dirilis kenaikan pending home sales bulanan Amerika Serikat dan diikuti dengan rilis positif lanjutan dari data Redbook dan consumer confidence.
"Kekhawatiran akan mulai diterapkannya tapering off stimulus The Fed pada Januari ini kembali datang, sehingga laju rupiah pun kembali tertekan," kata Reza, Jumat (3/1/2014).
Bahkan, Reza menjelaskan, adanya rilis inflasi yang masih terkendali di bawah level 9 persen secara tahunan dan surplusnya neraca perdagangan sebesar USD776,8 juta tidak banyak memberi kontribusi positif pada laju mata uang domestik.
"Laju rupiah di bawah target support Rp12.220 per USD. Rentang rupiah di kisaran Rp12.268-12.196 per USD mengacu kurs tengah BI," kata dia.
Kemarin, nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg ditutup pada level Rp12.160 per USD. Posisi ini terapresiasi 11 poin dibanding penutupan perdagangan akhir tahun lalu di level Rp12.171 per USD.
Sementara posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI di level Rp12.242 per USD atau terdepresiasi 53 poin dibanding hari sebelumnya di level Rp12.189 per USD.
(rna)