Bank Bumiputera optimis masuk ke BUKU II tahun ini
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank ICB Bumiputera Tbk (BABP) optimis akan masuk ke BUKU II tahun ini. Perseroan meyakini hal ini akan terealisasi setelah akuisisi MNC Grup mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (BI).
Plt Presiden Direktur BABP, Sindbad R Hardjodipuro mengatakan, perseroan masih menunggu BI memberikan izin untuk akuisisi. Perseroan saat ini membutuhkan suntikan modal untuk tumbuh di atas 17 persen pada 2014. Saat ini perseroan mencatatkan modal inti sebesar Rp600 miliar di BUKU I dan pemilik saham mayoritas juga akan menginginkan pertumbuhan bisnis.
"Tahun ini semoga ada suntikan modal, sehingga kami bisa naik kelas. Kami masih menunggu perizinan akuisisi BI sehingga pemilik baru dapat meningkatkan modal," ujarnya, Jumat (3/1/2014).
Dia mengatakan, perseroan untuk mengejar pertumbuhan kredit mencapai 30 persen pada semester dua nanti. Hal ini dengan pertimbangan untuk menunggu penambahan modal terlebih dahulu. Karena itu, di kuartal pertama belum akan agresif.
Penyaluran kredit tahun ini tidak akan terlalu signifikan karena kondisi suku bunga tinggi dan adanya kebijakan ketat mengenai uang muka KPR. "Tahun ini banyak hambatan untuk ekspansi kredit seperti aturan uang muka KPR dan DP kendaraan bermotor," katanya.
Hal tersebut membuat perseroan menargetkan akan fokus pada kredit produktif dan modal kerja. Selain itu juga perseroan akan memaksimalkan nasabah yang eksisting untuk menggunakan layanan yang dimiliki perseroan.
Dari kerja sama dengan MNC Group membuat perseroan dapat meningkatkan jumlah nasabah yang melakukan payroll hingga ke level bawah. "Kerja sama sudah kami lakukan khususnya untuk layanan payroll," ujarnya.
Dia mengaku belum mengetahui kapan BI akan memberikan izin untuk MNC Grup. Namun seperti diberitakan baru-baru ini, BI telah memberikan izin akuisisi untuk investor asing Woori Bank Korea yang mengakuisisi 27 persen saham PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
Selain itu, izin juga sudah diberikan kepada PT Bank Tabungan Pensiun Negara Tbk yang mengakuisisi PT Bank Sahabat Purba (Bank Sahabat). "Kalau untuk akuisisi dari investor asing sudah mendapat persetujuan sejak Desember, kenapa untuk investor lokal belum," kata Sindbad.
Sebelumnya, pengamat perbankan dari UGM, Tony Prasentiatono juga mengkhawatirkan perubahan kebijakan yang merugikan industri perbankan. Secara khusus dia mengkritisi lambatnya perizinan akuisisi MNC Group pada Bank ICB Bumiputera.
Menurutnya, hal tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Karena BI bisa menilai dari rencana bisnis yang diajukan. "Kalau memang rencana bisnis sudah diajukan dan jelas, sebaiknya jangan ditunda perizinannya. Karena bank sangat membutuhkan permodalan yang kuat," jelas dia.
Tony mengatakan, perbankan ke depan akan semakin membutuhkan investor yang kuat. Hal ini dinilai sebagai sifat bank yang mengejar efisiensi dengan memperkuat permodalan. OJK disebutnya harus memberikan kesempatan lebih besar kepada investor untuk masuk, khususnya MNC Grup sebagai investor lokal.
"Saat ini sangat baik bagi bank untuk mendapat suntikan modal. Terlebih lagi dari investor lokal. Jangan sampai dihalangi hanya karena alasan politis karena menjelang momen pemilu," kata dia.
Plt Presiden Direktur BABP, Sindbad R Hardjodipuro mengatakan, perseroan masih menunggu BI memberikan izin untuk akuisisi. Perseroan saat ini membutuhkan suntikan modal untuk tumbuh di atas 17 persen pada 2014. Saat ini perseroan mencatatkan modal inti sebesar Rp600 miliar di BUKU I dan pemilik saham mayoritas juga akan menginginkan pertumbuhan bisnis.
"Tahun ini semoga ada suntikan modal, sehingga kami bisa naik kelas. Kami masih menunggu perizinan akuisisi BI sehingga pemilik baru dapat meningkatkan modal," ujarnya, Jumat (3/1/2014).
Dia mengatakan, perseroan untuk mengejar pertumbuhan kredit mencapai 30 persen pada semester dua nanti. Hal ini dengan pertimbangan untuk menunggu penambahan modal terlebih dahulu. Karena itu, di kuartal pertama belum akan agresif.
Penyaluran kredit tahun ini tidak akan terlalu signifikan karena kondisi suku bunga tinggi dan adanya kebijakan ketat mengenai uang muka KPR. "Tahun ini banyak hambatan untuk ekspansi kredit seperti aturan uang muka KPR dan DP kendaraan bermotor," katanya.
Hal tersebut membuat perseroan menargetkan akan fokus pada kredit produktif dan modal kerja. Selain itu juga perseroan akan memaksimalkan nasabah yang eksisting untuk menggunakan layanan yang dimiliki perseroan.
Dari kerja sama dengan MNC Group membuat perseroan dapat meningkatkan jumlah nasabah yang melakukan payroll hingga ke level bawah. "Kerja sama sudah kami lakukan khususnya untuk layanan payroll," ujarnya.
Dia mengaku belum mengetahui kapan BI akan memberikan izin untuk MNC Grup. Namun seperti diberitakan baru-baru ini, BI telah memberikan izin akuisisi untuk investor asing Woori Bank Korea yang mengakuisisi 27 persen saham PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
Selain itu, izin juga sudah diberikan kepada PT Bank Tabungan Pensiun Negara Tbk yang mengakuisisi PT Bank Sahabat Purba (Bank Sahabat). "Kalau untuk akuisisi dari investor asing sudah mendapat persetujuan sejak Desember, kenapa untuk investor lokal belum," kata Sindbad.
Sebelumnya, pengamat perbankan dari UGM, Tony Prasentiatono juga mengkhawatirkan perubahan kebijakan yang merugikan industri perbankan. Secara khusus dia mengkritisi lambatnya perizinan akuisisi MNC Group pada Bank ICB Bumiputera.
Menurutnya, hal tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Karena BI bisa menilai dari rencana bisnis yang diajukan. "Kalau memang rencana bisnis sudah diajukan dan jelas, sebaiknya jangan ditunda perizinannya. Karena bank sangat membutuhkan permodalan yang kuat," jelas dia.
Tony mengatakan, perbankan ke depan akan semakin membutuhkan investor yang kuat. Hal ini dinilai sebagai sifat bank yang mengejar efisiensi dengan memperkuat permodalan. OJK disebutnya harus memberikan kesempatan lebih besar kepada investor untuk masuk, khususnya MNC Grup sebagai investor lokal.
"Saat ini sangat baik bagi bank untuk mendapat suntikan modal. Terlebih lagi dari investor lokal. Jangan sampai dihalangi hanya karena alasan politis karena menjelang momen pemilu," kata dia.
(izz)