IHSG berpeluang lanjutkan pelemahan

Selasa, 07 Januari 2014 - 08:14 WIB
IHSG berpeluang lanjutkan pelemahan
IHSG berpeluang lanjutkan pelemahan
A A A
Sindonews.com - Pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berpeluang mengalami pelemahan lanjutan berada pada rentang support 4.162-4.190 dan resistance 4.236-4.270.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, IHSG gagal bertahan di kisaran target support 4.232-4.250 yang memperlihatkan derasnya aksi jual.

"Sehingga dapat membuka pelemahan lanjutan terutama bila laju bursa saham global juga ikut memberikan imbas negatifnya," kata Reza, Selasa (7/1/2013).

Menurutnya, peluang pelemahan ini dipicu banyaknya faktor yang dapat dijadikan alasan terhadap pelemahan IHSG di awal pekan ini. Mulai dari terjadinya aksi jual pada saham-saham pertambangan yang berimbas pada saham-saham perkebunan karena merespon semakin dekatnya penerapan aturan larangan ekspor minerba, kembali melemahnya nilai tukar rupiah, imbas pelemahan laju bursa saham Asia.

Bahkan tidak menutup kemungkinan faktor negatif dari kenaikan harga gas elpiji 12 kg yang dinilai akan meningkatkan inflasi dan pengaruh aturan fraksi harga saham dapat dijadikan alasan pelemahan IHSG.

"Tetapi, kami melihat tiga alasan pertama lebih masuk akal dimana pelaku pasar merespon negatif sentimen tersebut. Sehingga pelemahan pasar masih berlanjut di awal pekan ini," imbuhnya.

Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level 4.263,62 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.188,38 (level terendahnya) di pertengahan sesi II dan berakhir di level 4.202,81. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.

Dari luar negeri, pasca China merilis penurunan HSBC Manufacturing PMI dan dilanjutkan dengan non manufacturing PMI, kondisi bursa saham Asia terus variatif cenderung melemah sejak awal tahun ini.

Bahkan kali ini, China juga merilis HSBC services PMI yang angkanya lebih rendah dari sebelumnya. Sehingga semakin menambah sentimen negatif bagi bursa saham Asia.

Selain itu, imbas dari cenderung melemahnya laju bursa saham AS pasca pidato Ben Bernanke terhadap peluang dilakukannya tapering off dan anjloknya Nikkei pasca libur dengan merespon lonjakan Yen turut berimbas negatif.

Di sisi lain, laju bursa saham Eropa hingga kini berbalik melemah setelah terimbas pergerakan bursa saham Asia yang menurun. Di sisi lain, pelaku pasar juga merespon negatif penurunan data business confidence Denmark dan market service PMI di beberapa zona Euro yaitu, Perancis, Jerman, dan Zona Euro keseluruhan.

Laju positif sempat dirasakan bursa saham AS setelah sehari sebelumnya terkoreksi. Pasca profit taking, pelaku pasar kembali bargain hunting sambil menunggu pidato Gubernur The Fed, Ben Bernanke, di American Economic Association’s event mengenai seberapa kuat ekonomi AS.

Pasca Ben Bernanke memberikan pidatonya, laju bursa saham AS variatif di mana DJIA menguat, namun S&P melemah dimana pelaku pasar merespon rencana pengurangan stimulus dengan penilaian membaiknya ekonomi AS.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8591 seconds (0.1#10.140)