Dituding kumpulan anak tajir, ini komentar Hipmi Jaya
A
A
A
Sindonews.com - Alih-alih sebagai wadah pengusaha muda lokal menjadi inkubator bisnis nasional, seringkali Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dan BPD Hipmi Jaya dituding sebagai tempat anak-anak pejabat dan anak pengusaha ternama berkumpul tanpa menghasilkan hal produktif.
Ketua Umum BPD Hipmi Jaya terpilih Rama Datau membantah hal tersebut seraya mengaku ada pengusaha yang bergabung dalam Hipmi Jaya dan memulai usahanya dari nol.
"Jadi bukan saja yang asalnya sudah settle, tapi kita punya teman-teman pengusaha berbagai bidang dari kecil, menengah, besar, sampai perusahaan terbuka (tbk)," kata Rama di B&C Resto dan Bar Ratu Plaza, Jakarta, Minggu (12/1/2014).
Rama tidak mensyaratkan besar atau kecilnya suatu usaha yang dimiliki oleh seseorang untuk menjadi anggota Hipmi Jaya dan juga Hipmi, namun syarat wajibnya adalah orang tersebut memiliki usaha.
"Jadi persepsi bahwa anggota Hipmi Jaya harus sudah settle itu tidak benar karena program kita sendiri adalah bagaimana mencetak pengusaha baru," ujar Rama.
Salah satu usaha yang telah dilakukan Hipmi Jaya dalam membentuk pengusaha baru adalah kerja sama program di perguruan tinggi untuk memotivasi mahasiswa untuk menjadi pengusaha.
"Misalnya ada (mahasiswa) yang punya usaha tapi tidak berbadan hukum, kita dorong menjadi formal. Kalau berbadan dengan sendirinya, mereka tidak akan melakukan usahanya dengan setengah-setengah," tutur Rama.
Ketua Umum BPD Hipmi Jaya terpilih Rama Datau membantah hal tersebut seraya mengaku ada pengusaha yang bergabung dalam Hipmi Jaya dan memulai usahanya dari nol.
"Jadi bukan saja yang asalnya sudah settle, tapi kita punya teman-teman pengusaha berbagai bidang dari kecil, menengah, besar, sampai perusahaan terbuka (tbk)," kata Rama di B&C Resto dan Bar Ratu Plaza, Jakarta, Minggu (12/1/2014).
Rama tidak mensyaratkan besar atau kecilnya suatu usaha yang dimiliki oleh seseorang untuk menjadi anggota Hipmi Jaya dan juga Hipmi, namun syarat wajibnya adalah orang tersebut memiliki usaha.
"Jadi persepsi bahwa anggota Hipmi Jaya harus sudah settle itu tidak benar karena program kita sendiri adalah bagaimana mencetak pengusaha baru," ujar Rama.
Salah satu usaha yang telah dilakukan Hipmi Jaya dalam membentuk pengusaha baru adalah kerja sama program di perguruan tinggi untuk memotivasi mahasiswa untuk menjadi pengusaha.
"Misalnya ada (mahasiswa) yang punya usaha tapi tidak berbadan hukum, kita dorong menjadi formal. Kalau berbadan dengan sendirinya, mereka tidak akan melakukan usahanya dengan setengah-setengah," tutur Rama.
(rna)