Industri pulp dan kertas harus siap hadapi MEA 2015
A
A
A
Sindonews.com - Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mengevaluasi kinerja sebagai wadah untuk mewujudkan industri pulp dan kertas yang berkelanjutan di Indonesia. Ini guna meningkatkan daya saing nasional, sesuai visi dan misi dari APKI.
Hal itu dilakukan dalam rapat kerja APKI 2014 dan Peluncuran Paperex 2014 bertema "Revitalisasi Peran APKI untuk Menunjang Pertumbuhan Industri Pulp dan Kertas di Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015". Paperex Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 3-4 Desember 2014.
"Saya sangat berharap dengan berjalannya tugas dan peran APKI, kinerja industri pulp dan kertas di Indonesia harus siap menghadapi MEA 2015. Maka industri pulp dan kertas Indonesia tetap dapat mempertahankan eksistensinya dan terus meningkatkan persaingan dengan negara-negara ASEAN lainnya," ujar Ketua Umum APKI, Misbahul Huda, Kamis (23/1/2014).
Menurutnya, industri pulp dan kertas di Indonesia akan menghadapi beberapa masalah apabila tidak siap menghadapi MEA 2015. Seperti soal diterima atau tidaknya Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) di tingkat ASEAN.
"Masalah black campaign oleh LSM-LSM yang apabila kita tidak siap menghadapinya akan mengganggu kinerja dari industri pulp dan kertas," tegasnya.
Selain itu, perlu dipersiapkan sumberdaya manusia/tenaga kerja industri pulp dan kertas yang andal dan professional. Sehingga mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara di ASEAN. APKI, kata dia, juga harus segera melakukan tindakan-tindakan preventif agar Indonesia tidak menjadi pasar dari produk-produk kertas luar Indonesia.
"Untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi MEA 2015, APKI harus berkoordinasi dengan stakeholder terkait, agar dapat membantu anggota APKI mempersiapkan diri menghadapi MEA 2015," paparnya.
Misbahul menuturkan, pada 2012, Indonesia mengekspor pulp sebesar 3,2 juta ton dan kertas sebesar 4,2 juta ton. Sedangkan sampai Oktober 2013, ekspor pulp dan kertas masing-masing mencapai 3,1 juta ton dan 3,5 juta ton dan diperkirakan masih merupakan yang terbesar di ASEAN.
"Dengan demikian diharapkan bahwa ekspor pulp dan kertas dapat terus meningkat seiring meningkatnya populasi penduduk dan kebutuhan kertas dunia setiap tahun," pungkas dia.
Hal itu dilakukan dalam rapat kerja APKI 2014 dan Peluncuran Paperex 2014 bertema "Revitalisasi Peran APKI untuk Menunjang Pertumbuhan Industri Pulp dan Kertas di Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015". Paperex Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 3-4 Desember 2014.
"Saya sangat berharap dengan berjalannya tugas dan peran APKI, kinerja industri pulp dan kertas di Indonesia harus siap menghadapi MEA 2015. Maka industri pulp dan kertas Indonesia tetap dapat mempertahankan eksistensinya dan terus meningkatkan persaingan dengan negara-negara ASEAN lainnya," ujar Ketua Umum APKI, Misbahul Huda, Kamis (23/1/2014).
Menurutnya, industri pulp dan kertas di Indonesia akan menghadapi beberapa masalah apabila tidak siap menghadapi MEA 2015. Seperti soal diterima atau tidaknya Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) di tingkat ASEAN.
"Masalah black campaign oleh LSM-LSM yang apabila kita tidak siap menghadapinya akan mengganggu kinerja dari industri pulp dan kertas," tegasnya.
Selain itu, perlu dipersiapkan sumberdaya manusia/tenaga kerja industri pulp dan kertas yang andal dan professional. Sehingga mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara di ASEAN. APKI, kata dia, juga harus segera melakukan tindakan-tindakan preventif agar Indonesia tidak menjadi pasar dari produk-produk kertas luar Indonesia.
"Untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi MEA 2015, APKI harus berkoordinasi dengan stakeholder terkait, agar dapat membantu anggota APKI mempersiapkan diri menghadapi MEA 2015," paparnya.
Misbahul menuturkan, pada 2012, Indonesia mengekspor pulp sebesar 3,2 juta ton dan kertas sebesar 4,2 juta ton. Sedangkan sampai Oktober 2013, ekspor pulp dan kertas masing-masing mencapai 3,1 juta ton dan 3,5 juta ton dan diperkirakan masih merupakan yang terbesar di ASEAN.
"Dengan demikian diharapkan bahwa ekspor pulp dan kertas dapat terus meningkat seiring meningkatnya populasi penduduk dan kebutuhan kertas dunia setiap tahun," pungkas dia.
(izz)