Pendapatan sektor pertanian di Tana Toraja masih rendah
A
A
A
Sindonews.com - Pendapatan per kapita penduduk kabupaten Tana Toraja dari sektor pertanian dinilai masih rendah. Padahal, sebagian besar penduduk di daerah itu bekerja di sektor pertanian.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Tana Toraja, Yusuf Ma’ka menyatakan, sebanyak 76,67 persen penduduk kabupaten Tana Toraja yang berusia 15 tahun ke atas bekerja di sektor pertanian.
Sementara seperti industri pengolahan 1,6 persen, sektor bangunan 4,12 persen, listrik gas dan air baku 0,23 persen, sektor perdagangan 3,96 persen, sektor angkutan dan komunikasi 4,53 persen, sektor keuangan dan jasa keuangan 0,43 persen dan sektor jasa-jasa 9,32 persen.
Dari data statistik tersebut, menandakan pendapatan masyarakat di sektor pertanian masih tergolong rendah. Rata-rata pendapatan perkapita sektor pertanian hanya Rp443.792 per bulan. Sementara pendapatan perkapita yang tergolong besar dari sektor jasa-jasa sebesar Rp1,9 juta per bulan.
“Sebagian besar penduduk di Tana Toraja bekerja di sektor pertanian, namun tingkat pendapatan dan kesejahteraan mereka masih rendah,” ujar Yusuf di Makale, Jumat (24/1/2014).
Dia menyatakan, kecenderungan petani pemula kurang berminat pada usaha tanaman pangan dengan pendapatan kecil, lahan sempit, biaya tenaga kerja dan pupuk yang tinggi dan tidak seimbang dengan hasil produksi salah satu faktor yang menyebabkan pendapatan perkapita sektor pertanian masih rendah.
Faktor lainnya, hasil produksi yang terbatas serta kebiasaan masyarakat yang menimbun hasil produksi pada yang tidak langsung dijual melainkan dilumbungkan.
Untuk meningkatkan pendapatan sektor pertanian, perlu ada upaya kongkrit dari pemerintah setempat untuk meningkatkan pendapatan petani di daerahnya. Pemerintah juga perlu memaksimalkan peran penyuluh di lapangan guna meningkatkan produktivitas pertanian di daerahnya.
Diyakini, jika sektor pertanian maju dan menjadi sektor unggulan, maka angka kemiskinan di kabupaten Tana Toraja akan berkurang. Berdasarkan data stastik 2012, jumlah penduduk miskin di kabupaten Tana Toraja turun 3,38 persen dari 29,6 ribu menjadi 28,6 ribu.
“Harus ada upaya yang lebih konkrit lagi dilakukan pemerintah agar pendapatan petani di daerahnya lebih meningkat,” ujarnya.
Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung mengatakan, berdasarkan data BPS, pendapatan petani di Tana Toraja tidak dihitung secara keseluruhan karena sebagian besar petani menyimpan hasil produksinya di lumbung dan tidak langsung dijual.
Jika seluruh hasil panen atau produksi petani langsung dijual dan tidak dilumbungkan terlebih dahulu, maka data hasil pendapatan dari sektor pertanian akan lebih besar.
Meski begitu, merujuk pada data statistik yang menunjukkan pendapatan perkapita dari sektor pertanian di kabupaten Tana Toraja masih rendah akan menjadi bahan evaluasi pemkab Tana Toraja. Pemerintah kabupaten Tana Toraja juga akan memaksimalkan seluruh tenaga penyuluh agar lebih berperan aktif di lapangan.
“Memang, sebagian besar masyarakat Tana Toraja masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kami akan berupaya lebih memacu sektor pertanian agar pendapatan dan kesejahteraan petani lebih meningkat,” ujar Theofilus.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Tana Toraja, Yusuf Ma’ka menyatakan, sebanyak 76,67 persen penduduk kabupaten Tana Toraja yang berusia 15 tahun ke atas bekerja di sektor pertanian.
Sementara seperti industri pengolahan 1,6 persen, sektor bangunan 4,12 persen, listrik gas dan air baku 0,23 persen, sektor perdagangan 3,96 persen, sektor angkutan dan komunikasi 4,53 persen, sektor keuangan dan jasa keuangan 0,43 persen dan sektor jasa-jasa 9,32 persen.
Dari data statistik tersebut, menandakan pendapatan masyarakat di sektor pertanian masih tergolong rendah. Rata-rata pendapatan perkapita sektor pertanian hanya Rp443.792 per bulan. Sementara pendapatan perkapita yang tergolong besar dari sektor jasa-jasa sebesar Rp1,9 juta per bulan.
“Sebagian besar penduduk di Tana Toraja bekerja di sektor pertanian, namun tingkat pendapatan dan kesejahteraan mereka masih rendah,” ujar Yusuf di Makale, Jumat (24/1/2014).
Dia menyatakan, kecenderungan petani pemula kurang berminat pada usaha tanaman pangan dengan pendapatan kecil, lahan sempit, biaya tenaga kerja dan pupuk yang tinggi dan tidak seimbang dengan hasil produksi salah satu faktor yang menyebabkan pendapatan perkapita sektor pertanian masih rendah.
Faktor lainnya, hasil produksi yang terbatas serta kebiasaan masyarakat yang menimbun hasil produksi pada yang tidak langsung dijual melainkan dilumbungkan.
Untuk meningkatkan pendapatan sektor pertanian, perlu ada upaya kongkrit dari pemerintah setempat untuk meningkatkan pendapatan petani di daerahnya. Pemerintah juga perlu memaksimalkan peran penyuluh di lapangan guna meningkatkan produktivitas pertanian di daerahnya.
Diyakini, jika sektor pertanian maju dan menjadi sektor unggulan, maka angka kemiskinan di kabupaten Tana Toraja akan berkurang. Berdasarkan data stastik 2012, jumlah penduduk miskin di kabupaten Tana Toraja turun 3,38 persen dari 29,6 ribu menjadi 28,6 ribu.
“Harus ada upaya yang lebih konkrit lagi dilakukan pemerintah agar pendapatan petani di daerahnya lebih meningkat,” ujarnya.
Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung mengatakan, berdasarkan data BPS, pendapatan petani di Tana Toraja tidak dihitung secara keseluruhan karena sebagian besar petani menyimpan hasil produksinya di lumbung dan tidak langsung dijual.
Jika seluruh hasil panen atau produksi petani langsung dijual dan tidak dilumbungkan terlebih dahulu, maka data hasil pendapatan dari sektor pertanian akan lebih besar.
Meski begitu, merujuk pada data statistik yang menunjukkan pendapatan perkapita dari sektor pertanian di kabupaten Tana Toraja masih rendah akan menjadi bahan evaluasi pemkab Tana Toraja. Pemerintah kabupaten Tana Toraja juga akan memaksimalkan seluruh tenaga penyuluh agar lebih berperan aktif di lapangan.
“Memang, sebagian besar masyarakat Tana Toraja masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kami akan berupaya lebih memacu sektor pertanian agar pendapatan dan kesejahteraan petani lebih meningkat,” ujar Theofilus.
(gpr)