Amdal pabrik semen di Pati siap diuji publik
A
A
A
Sindonews.com - Penyusunan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) terkait rencana pembangunan pabrik semen dengan nilai investasi lebih dari Rp4 triliun di Kabupaten Pati, Jawa Tengah sudah rampung.
Praktis, amdal yang diprakarsai oleh PT Sahabat Mulia Sakti (SMS), anak perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ini pun siap diuji oleh pubik.
Seperti diketahui, proses penyusunan Amdal pabrik semen yang akan dibangun di Kecamatan Tambakromo dan Kayen, Pati ini memakan waktu hingga lebih dari dua tahun. Konsultan penyusun Amdal yang berasal dari PT Mitra Adhi Pranata (MAP) harus memasukkan lagi kajian tentang sejumlah data lapangan seiring adanya masukan dari masyarakat terkait mata air, ponor, dan lain sebagainya yang sebelumnya belum diakomodir dalam dokumen Amdal tersebut.
Direktur PT MAP, Poerna Tri Oentari mengatakan, sudah menyerahkan dokumen Amdal yang disusunnya kepada pihak pemrakarsa, yakni PT SMS. Poerna berani menjamin jika berbagai kajian mulai dari hidrologi, hingga kondisi sosial ekonomi masyarakat sudah diakomodir dalam dokumen Amdal tersebut.
“Jadi sekarang sudah berada di tangan PT SMS. Kami siap mempertanggungjawabkan jika dokumen itu diuji dalam sidang komisi Amdal,” kata Poerna, Jumat (31/1/2014).
Sementara itu, Direktur PT SMS, Alexander Frans mengatakan, pihaknya memang sudah menerima dokumen Amdal yang dikerjakan oleh PT MAP. Dan saat ini, pihaknya masih melengkapi lagi dokumen tersebut dengan dua kajian lainnya. Yakni soal ketersediaan air baik untuk kebutuhan pabrik maupun pertanian atau pemukiman warga 11 desa yang berada di lingkup kawasan pabrik.
Soal ketersediaan air misalnya, PT SMS akan membangun sejumlah embung baik di kawasan perbukitan maupun lokasi pabrik. Embung di kawasan atas disiapkan untuk menampung air hujan. Sedang stok untuk embung di kawasan pabrik diambilkan dari Sungai Juwana saat debit air di sungai sepanjang 60 kilometer ini dalam posisi puncak.
Daya tampung sejumlah embung tersebut sekitar 2.100 ribu meter kubik dan cukup untuk kebutuhan pabrik, lahan pertanian serta kebutuhan harian 35 ribu jiwa di 11 desa yang ada di sekitar kawasan pabrik.
Satu lagi, yakni tentang lalu lintas alur transportasi semen maupun berbagai peralatan pabrik. Apakah akan dilewatkan dari Pelabuhan Sluke Rembang atau Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, masih dicari solusi terbaik.
“Tinggal dua itu saja yang kita confirm lagi. Awal Februari ini kita target rampung setelah itu berbagai dokumen itu siap diuji,” tandasnya.
Praktis, amdal yang diprakarsai oleh PT Sahabat Mulia Sakti (SMS), anak perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ini pun siap diuji oleh pubik.
Seperti diketahui, proses penyusunan Amdal pabrik semen yang akan dibangun di Kecamatan Tambakromo dan Kayen, Pati ini memakan waktu hingga lebih dari dua tahun. Konsultan penyusun Amdal yang berasal dari PT Mitra Adhi Pranata (MAP) harus memasukkan lagi kajian tentang sejumlah data lapangan seiring adanya masukan dari masyarakat terkait mata air, ponor, dan lain sebagainya yang sebelumnya belum diakomodir dalam dokumen Amdal tersebut.
Direktur PT MAP, Poerna Tri Oentari mengatakan, sudah menyerahkan dokumen Amdal yang disusunnya kepada pihak pemrakarsa, yakni PT SMS. Poerna berani menjamin jika berbagai kajian mulai dari hidrologi, hingga kondisi sosial ekonomi masyarakat sudah diakomodir dalam dokumen Amdal tersebut.
“Jadi sekarang sudah berada di tangan PT SMS. Kami siap mempertanggungjawabkan jika dokumen itu diuji dalam sidang komisi Amdal,” kata Poerna, Jumat (31/1/2014).
Sementara itu, Direktur PT SMS, Alexander Frans mengatakan, pihaknya memang sudah menerima dokumen Amdal yang dikerjakan oleh PT MAP. Dan saat ini, pihaknya masih melengkapi lagi dokumen tersebut dengan dua kajian lainnya. Yakni soal ketersediaan air baik untuk kebutuhan pabrik maupun pertanian atau pemukiman warga 11 desa yang berada di lingkup kawasan pabrik.
Soal ketersediaan air misalnya, PT SMS akan membangun sejumlah embung baik di kawasan perbukitan maupun lokasi pabrik. Embung di kawasan atas disiapkan untuk menampung air hujan. Sedang stok untuk embung di kawasan pabrik diambilkan dari Sungai Juwana saat debit air di sungai sepanjang 60 kilometer ini dalam posisi puncak.
Daya tampung sejumlah embung tersebut sekitar 2.100 ribu meter kubik dan cukup untuk kebutuhan pabrik, lahan pertanian serta kebutuhan harian 35 ribu jiwa di 11 desa yang ada di sekitar kawasan pabrik.
Satu lagi, yakni tentang lalu lintas alur transportasi semen maupun berbagai peralatan pabrik. Apakah akan dilewatkan dari Pelabuhan Sluke Rembang atau Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, masih dicari solusi terbaik.
“Tinggal dua itu saja yang kita confirm lagi. Awal Februari ini kita target rampung setelah itu berbagai dokumen itu siap diuji,” tandasnya.
(gpr)