Jepara terancam defisit beras 20 ribu ton
A
A
A
Sindonews.com - Bencana banjir yang menggenangi puluhan desa di lima kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, berimbas pada panen padi di wilayah setempat.
Kabupaten Jepara terancam mengalami defisit beras seiring gagal panen yang dialami para petani di lima kecamatan, yakni Kecamatan Nalumsari, Pecangaan, Kalinyamatan, Kedung, dan Mayong.
Terdapat 7.184 hektare lahan pertanian yang tergenang banjir selama lebih dari sepekan. Akibatnya, tanaman padi yang ada di ribuan hektar lahan tersebut dipastikan puso dan gagal panen.
Wakil Bupati Jepara, Subroto mengatakan, setiap hektare lahan pertanian di lima kecamatan tersebut lazimnya bisa menghasilkan 8 ton gabah kering giling (GKG). Jika dikalikan dengan seluruh areal pertanian yang mengalami puso, maka ada sekitar 56 ribu ton GKG yang hilang.
Jika dialihkan dalam bentuk beras, 56 ribu ton GKG tersebut setara 40 ribu ton beras. "Ini memang kerugian besar bagi kita," kata Subroto saat meninjau lokasi areal pertanian yang terendam banjir di Desa Dorang Kecamatan Nalumsari, Jepara, Senin (3/2/2014).
Dalam setahun, kata Subroto, Kabupaten Jepara biasanya surplus beras hingga 20 ton. Namun seiring puso yang berimbas, hilangnya 40 ribu ton beras maka wilayah Bumi Kartini terancam mengalami defisit beras hingga 20 ribu ton.
"Lima kecamatan yang terendam banjir itu memang kawasan yang paling banyak lahan pertanian di Jepara. Jadi kalau di sana puso dan gagal panen maka imbasnya besar," pungkas dia.
Kabupaten Jepara terancam mengalami defisit beras seiring gagal panen yang dialami para petani di lima kecamatan, yakni Kecamatan Nalumsari, Pecangaan, Kalinyamatan, Kedung, dan Mayong.
Terdapat 7.184 hektare lahan pertanian yang tergenang banjir selama lebih dari sepekan. Akibatnya, tanaman padi yang ada di ribuan hektar lahan tersebut dipastikan puso dan gagal panen.
Wakil Bupati Jepara, Subroto mengatakan, setiap hektare lahan pertanian di lima kecamatan tersebut lazimnya bisa menghasilkan 8 ton gabah kering giling (GKG). Jika dikalikan dengan seluruh areal pertanian yang mengalami puso, maka ada sekitar 56 ribu ton GKG yang hilang.
Jika dialihkan dalam bentuk beras, 56 ribu ton GKG tersebut setara 40 ribu ton beras. "Ini memang kerugian besar bagi kita," kata Subroto saat meninjau lokasi areal pertanian yang terendam banjir di Desa Dorang Kecamatan Nalumsari, Jepara, Senin (3/2/2014).
Dalam setahun, kata Subroto, Kabupaten Jepara biasanya surplus beras hingga 20 ton. Namun seiring puso yang berimbas, hilangnya 40 ribu ton beras maka wilayah Bumi Kartini terancam mengalami defisit beras hingga 20 ribu ton.
"Lima kecamatan yang terendam banjir itu memang kawasan yang paling banyak lahan pertanian di Jepara. Jadi kalau di sana puso dan gagal panen maka imbasnya besar," pungkas dia.
(izz)