ADRO catat rekor volume produksi pada 2013
A
A
A
Sindonews.com - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sepanjang tahun lalu berhasil mencatat rekor tertinggi volume produksi batu bara sebesar 52,27 juta ton.
Dalam keterangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dijelaskan bahwa capaian tersebut didukung tingginya permintaan pasar, kondisi cuaca yang normal dan kinerja yang baik dari kontraktor.
Perseroan menutup tahun 2013 dengan kondisi baik, di mana volume produksi pada kuartal IV/2013 mencatat kinerja kuartalan terbaik kedua. Pada tiga bulan terakhir 2013, volume produksi mencapai 13,59 juta ton karena meningkatnya permintaan tertama dari China.
Volume produksi dari tambang Paringin dan Wara meningkat 10 persen pada kuartal terakhir. Namun, produksi tambang Tutupan menurun 5 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Sepanjang 2013, Adaro memproduksi 1,69 juta ton batu bara dari tambang Paringin atau naik lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Sementara volume produksi tambang Tutupan dan Wara relatif stabil dari 2012.
Di samping produksi, perseroan juga mencatat rekor tertinggi volume penjualan kuartalan sebesar 14,36 juta ton. Angka itu naik 2 persen dibanding kuartal sebelumnya atau 3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Naiknya penjualan pada kuartal akhir tahun lalu didukung produk baru perseroan, yakni E4900 yang diapresiasi di China, Spanyol, Hongkong, India dan Indonesia, namun produk tersebut akan dihentikan penjualannya pada tahun ini.
Sementara itu, harga batu bara internasional pada kuartal IV/2014 balik arah menguat setelah mengalami koreksi sejak awal tahun. Harga batu bara Altantik (API2) naik 11 persen dan batu bara Pasifik (Global Coal Newcastle) meningkat 8 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Harga batu bara Indonesia kategori 5000 GAR menguat ke USD58 pada akhir tahun lalu. Sedangkan naiknya harga domestik China menjadi faktor penting di pasar batu bara Pasifik pada kuartal terakhir 2013.
Selain tingginya permintaan akibat persedian untuk musim dingin, harga domestik China didorong penetapan harga berkala antara produsen batu bara China dan perusahaan listrik utama.
Pada kuartal IV/2013, permintaan yang tinggi dari China menyumbang 18 persen dari total pendapatan penjualan batu bara perseroan. Ini selain didukung meningkatnya harga domestik juga langkah Adaro mengenalkan 4900 GAR di China.
Dalam keterangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dijelaskan bahwa capaian tersebut didukung tingginya permintaan pasar, kondisi cuaca yang normal dan kinerja yang baik dari kontraktor.
Perseroan menutup tahun 2013 dengan kondisi baik, di mana volume produksi pada kuartal IV/2013 mencatat kinerja kuartalan terbaik kedua. Pada tiga bulan terakhir 2013, volume produksi mencapai 13,59 juta ton karena meningkatnya permintaan tertama dari China.
Volume produksi dari tambang Paringin dan Wara meningkat 10 persen pada kuartal terakhir. Namun, produksi tambang Tutupan menurun 5 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Sepanjang 2013, Adaro memproduksi 1,69 juta ton batu bara dari tambang Paringin atau naik lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Sementara volume produksi tambang Tutupan dan Wara relatif stabil dari 2012.
Di samping produksi, perseroan juga mencatat rekor tertinggi volume penjualan kuartalan sebesar 14,36 juta ton. Angka itu naik 2 persen dibanding kuartal sebelumnya atau 3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Naiknya penjualan pada kuartal akhir tahun lalu didukung produk baru perseroan, yakni E4900 yang diapresiasi di China, Spanyol, Hongkong, India dan Indonesia, namun produk tersebut akan dihentikan penjualannya pada tahun ini.
Sementara itu, harga batu bara internasional pada kuartal IV/2014 balik arah menguat setelah mengalami koreksi sejak awal tahun. Harga batu bara Altantik (API2) naik 11 persen dan batu bara Pasifik (Global Coal Newcastle) meningkat 8 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Harga batu bara Indonesia kategori 5000 GAR menguat ke USD58 pada akhir tahun lalu. Sedangkan naiknya harga domestik China menjadi faktor penting di pasar batu bara Pasifik pada kuartal terakhir 2013.
Selain tingginya permintaan akibat persedian untuk musim dingin, harga domestik China didorong penetapan harga berkala antara produsen batu bara China dan perusahaan listrik utama.
Pada kuartal IV/2013, permintaan yang tinggi dari China menyumbang 18 persen dari total pendapatan penjualan batu bara perseroan. Ini selain didukung meningkatnya harga domestik juga langkah Adaro mengenalkan 4900 GAR di China.
(rna)