Emas global jatuh dari harga tertinggi dalam sepekan
A
A
A
Sindonews.com - Harga emas berjangka dunia jatuh dari harga tertinggi dalam lebih dari sepekan, dipengaruhi keuntungan di pasar ekuitas dan mata uang emerging market yang meredam permintaan investasi alternatif. Sementara perak menuju reli terpanjang sejak Desember.
Bullion untuk pengiriman segera diperdagangkan di USD1.255,67 per ounce pada pukul 12.10 di Singapura, dari USD 1.257,92, kemarin, ketika harga mencapai USD1,274.74, tertinggi sejak 27 Januari. Perak naik 0,1 persen menjadi USD19,9136 per ounce, sebagai keuntungan hari kelima sejak periode sampai 27 Desember.
Laporan swasta menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS lebih lemah dari perkiraan, memicu spekulasi data yang akan diumumkan pemerintah besok. Federal Reserve (Fed) pekan lalu mengatakan, akan memangkas pembelian obligasi bulanan sebesar USD10 miliar setelah pada Desember 2013 memutuskan untuk mengurangi stimulus karena ekonomi membaik, membantu mengakhiri bull run emas 12 tahun.
"Emas memegang landasan di atas USD1.250, didorong oleh laporan mengecewakan ketenagakerjaan AS," kata Ethan Wai, analis penelitian Wing Fung Financial Group, pedagang emas berbasis di Hong Kong, seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (6/2/2014).
Emas naik 3,2 persen pada Januari 2014, sebagai kenaikan bulanan pertama sejak Agustus, setelah ekuitas MSCI All- Country World Index tenggelam 4,1 persen di tengah kekhawatiran kekalahan di pasar negara berkembang akan memburuk.
Kemarin, perak melonjak 2 persen terbesar sejak 10 Januari, membantu mengirim rasio terhadap emas ke level terendah dalam hampir dua minggu hari ini.
"Kita menduga bahwa gelombang penurunan mata uang menyapu sejumlah negara emerging market, mulai dari Argentina hingga Ukraina, mendorong beberapa penduduk setempat memindahkan tabungan mereka dari depresiasi mata uang ke aset keras, seperti emas," kata Edward Meir, analis INTL FCStone.
Sekitar USD3 triliun telah dihapus dari nilai ekuitas di seluruh dunia tahun ini, di tengah anjloknya mata uang emerging market dan melambatnya ekspansi di China. Namun, kenaikan suku bunga bank sentral di Afrika Selatan, India dan Turki, pekan lalu, gagal menghidupkan kembali permintaan untuk logam mulia.
Emas untuk pengiriman April turun 0,1 persen menjadi USD1.255,30 di Comex, New York, setelah naik ke USD1.274,50, level tertinggi sejak 27 Januari. Aset di SPDR Gold Trust, produk yang diperdagangkan di bursa terbesar, tidak berubah setelah meningkat 0,5 persen pada 4 Februari, terbesar sejak 17 Januari lalu.
"Dalam jangka pendek, mungkin beberapa terbalik. Tapi, saya tidak yakin belum ada kekuatan dalam reli," ucap Bill O'Neill, mitra di Logic Advisors, Upper Saddle River, New Jersey, AS.
Platinum diperdagangkan di angka 1,378.75 per ons, dari USD1,380.63 kemarin. Pembicaraan antara tiga produsen platinum terbesar di dunia dan serikat (pekerja) Afrika Selatan, yang melakukan pemogokan dua pekan lalu, telah ditangguhkan setelah kedua belah pihak tidak dapat mencapai penyelesaian. Sementara Palladium naik 0,1 persen menjadi USD709,68 per ounce.
Bullion untuk pengiriman segera diperdagangkan di USD1.255,67 per ounce pada pukul 12.10 di Singapura, dari USD 1.257,92, kemarin, ketika harga mencapai USD1,274.74, tertinggi sejak 27 Januari. Perak naik 0,1 persen menjadi USD19,9136 per ounce, sebagai keuntungan hari kelima sejak periode sampai 27 Desember.
Laporan swasta menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS lebih lemah dari perkiraan, memicu spekulasi data yang akan diumumkan pemerintah besok. Federal Reserve (Fed) pekan lalu mengatakan, akan memangkas pembelian obligasi bulanan sebesar USD10 miliar setelah pada Desember 2013 memutuskan untuk mengurangi stimulus karena ekonomi membaik, membantu mengakhiri bull run emas 12 tahun.
"Emas memegang landasan di atas USD1.250, didorong oleh laporan mengecewakan ketenagakerjaan AS," kata Ethan Wai, analis penelitian Wing Fung Financial Group, pedagang emas berbasis di Hong Kong, seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (6/2/2014).
Emas naik 3,2 persen pada Januari 2014, sebagai kenaikan bulanan pertama sejak Agustus, setelah ekuitas MSCI All- Country World Index tenggelam 4,1 persen di tengah kekhawatiran kekalahan di pasar negara berkembang akan memburuk.
Kemarin, perak melonjak 2 persen terbesar sejak 10 Januari, membantu mengirim rasio terhadap emas ke level terendah dalam hampir dua minggu hari ini.
"Kita menduga bahwa gelombang penurunan mata uang menyapu sejumlah negara emerging market, mulai dari Argentina hingga Ukraina, mendorong beberapa penduduk setempat memindahkan tabungan mereka dari depresiasi mata uang ke aset keras, seperti emas," kata Edward Meir, analis INTL FCStone.
Sekitar USD3 triliun telah dihapus dari nilai ekuitas di seluruh dunia tahun ini, di tengah anjloknya mata uang emerging market dan melambatnya ekspansi di China. Namun, kenaikan suku bunga bank sentral di Afrika Selatan, India dan Turki, pekan lalu, gagal menghidupkan kembali permintaan untuk logam mulia.
Emas untuk pengiriman April turun 0,1 persen menjadi USD1.255,30 di Comex, New York, setelah naik ke USD1.274,50, level tertinggi sejak 27 Januari. Aset di SPDR Gold Trust, produk yang diperdagangkan di bursa terbesar, tidak berubah setelah meningkat 0,5 persen pada 4 Februari, terbesar sejak 17 Januari lalu.
"Dalam jangka pendek, mungkin beberapa terbalik. Tapi, saya tidak yakin belum ada kekuatan dalam reli," ucap Bill O'Neill, mitra di Logic Advisors, Upper Saddle River, New Jersey, AS.
Platinum diperdagangkan di angka 1,378.75 per ons, dari USD1,380.63 kemarin. Pembicaraan antara tiga produsen platinum terbesar di dunia dan serikat (pekerja) Afrika Selatan, yang melakukan pemogokan dua pekan lalu, telah ditangguhkan setelah kedua belah pihak tidak dapat mencapai penyelesaian. Sementara Palladium naik 0,1 persen menjadi USD709,68 per ounce.
(dmd)