Positifnya negara maju picu kekhawatiran negara berkembang

Senin, 10 Februari 2014 - 13:27 WIB
Positifnya negara maju picu kekhawatiran negara berkembang
Positifnya negara maju picu kekhawatiran negara berkembang
A A A
Sindonews.com - Perkembangan positif negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan zona Eropa sepanjang kuartal akhir 2013 memincu kekhawatiran khususunya di negara-negara berkembang dengan profil defisit fiskal yang besar dan fundamental ekonomi yang rapuh.

Hal tersebut seperti dikatakan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Firmanzah seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Senin (10/2/2014).

Di menuturkan, paska penguatan ekonomi di negara maju, sebagian besar negara berkembang diselimuti tekanan eksternal yang menggerus nilai tukar mata uang dan risiko inflasi.

Pelemahan nilai tukar mata uang negara berkembang itu, lanjut Firmanzah, dipicu oleh capital outflow dan menguatnya mata uang sejumlah negara maju.

"Capital outflow yang disertai dengan volatilitas harga komoditas dunia menstimuli inflasi yang tinggi dan menghadirkan cost of fund yang tinggi pula pada industri keuangan," kata dia.

Kondisi ini diperburuk oleh perubahan cuaca ekstrem yang mengganggu produksi dan menyebabkan kelangkaan komoditas di pasar dunia. Menurutnya, kebijakan otoritas bank sentral Turki, Brasil, Afrika Selatan untuk menaikkan suku bunga acuannya merupakan respon untuk menahan tekanan dari besarnya capital outflow itu.

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan itu mengakui, situasi tersebut sebagai paradoks pemulihan global. Di satu sisi, ekonomi global menunjukkan sinyal pemulihan yang ditopang oleh negara-negara maju.

Namun, di sisi lain penguatan ekonomi negara maju memberi tekanan bagi ekonomi negara berkembang khsusunya dengan struktur ekonomi yang rentan.

Padahal, lanjut dia, pasar negara-maju terbesar saat ini adalah kawasan Asia yang sebagian besar adalah kumpulan negara-negara berkembang. Artinya, penguatan ekonomi negara maju hanya akan berdampak posisif terhadap perekonomian dunia jika ekonomi negara-negara berkembang juga menunjukkan arah yang sama.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4237 seconds (0.1#10.140)