Laba bersih Garuda 2013 anjlok 89%
A
A
A
Sindonews.com - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan adanya penurunan laba bersih 2013 sebesar 89,9 persen menjadi USD11,20 juta dari sebelumnya USD110,84 juta di 2012.
Penurunan laba bersih ini didorong oleh meningkatnya beban usaha yang pada akhirnya juga ikut menggerus laba usaha pada tahun kalender 2013 sebesar 66,41 persen menjadi USD56,45 juta dari sebelumnya USD168,07 juta di 2012.
Sementara, pendapatan usaha perseroan pada 2013 tumbuh tipis menjadi USD3,72 miliar dibanding pendapatan usaha tahun 2012 senilai USD3,47 miliar.
Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar menerangkan, beban usaha dan beban pendapatan lain-lain yang ikut meningkat menyebabkan laba usaha mengalami penurunan.
"Sepanjang tahun lalu, Garuda dan anak usahanya yaitu Citilink mengangkut 25 juta penumpang atau meningkat 22,3 persen dibanding tahun lalu, untuk angkutan kargo meningkat 23,4 persen," kata Emir dalam paparan publik perseroan di Kantor Pusat Garuda Indonesia, Cengkareng, Banten, Senin (10/2/2014).
Dalam laporan kinerja keuangannya disebutkan bahwa beban usaha Garuda sepanjang 2013 meningkat menjadi USD3,71 miliar dari sebelumnya USD3,29 miliar di 2012.
Sedangkan dalam beban pendapatan usaha, perseroan mencatat adanya kenaikan pada rugi selisih kurs menjadi USD47,93 juta dan rugi lain-lain sebesar USD2,19 juta.
Adapun liabilitas perseroan di akhir tahun 2013 tercatat sebesar USD852,75 juta, naik dari sebelumnya USD648,83 juta di akhir tahun 2012.
Sedangkan ekuitas naik menjadi USD1,12 miliar dari sebelumnya USD2,52 miliar di 2012. Dari sisi aset, Garuda mencatat adanya pertumbuhan dari USD2,52 miliar di akhir 2012 menjadi USD2,95 miliar pada akhir 2013.
Penurunan laba bersih ini didorong oleh meningkatnya beban usaha yang pada akhirnya juga ikut menggerus laba usaha pada tahun kalender 2013 sebesar 66,41 persen menjadi USD56,45 juta dari sebelumnya USD168,07 juta di 2012.
Sementara, pendapatan usaha perseroan pada 2013 tumbuh tipis menjadi USD3,72 miliar dibanding pendapatan usaha tahun 2012 senilai USD3,47 miliar.
Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar menerangkan, beban usaha dan beban pendapatan lain-lain yang ikut meningkat menyebabkan laba usaha mengalami penurunan.
"Sepanjang tahun lalu, Garuda dan anak usahanya yaitu Citilink mengangkut 25 juta penumpang atau meningkat 22,3 persen dibanding tahun lalu, untuk angkutan kargo meningkat 23,4 persen," kata Emir dalam paparan publik perseroan di Kantor Pusat Garuda Indonesia, Cengkareng, Banten, Senin (10/2/2014).
Dalam laporan kinerja keuangannya disebutkan bahwa beban usaha Garuda sepanjang 2013 meningkat menjadi USD3,71 miliar dari sebelumnya USD3,29 miliar di 2012.
Sedangkan dalam beban pendapatan usaha, perseroan mencatat adanya kenaikan pada rugi selisih kurs menjadi USD47,93 juta dan rugi lain-lain sebesar USD2,19 juta.
Adapun liabilitas perseroan di akhir tahun 2013 tercatat sebesar USD852,75 juta, naik dari sebelumnya USD648,83 juta di akhir tahun 2012.
Sedangkan ekuitas naik menjadi USD1,12 miliar dari sebelumnya USD2,52 miliar di 2012. Dari sisi aset, Garuda mencatat adanya pertumbuhan dari USD2,52 miliar di akhir 2012 menjadi USD2,95 miliar pada akhir 2013.
(rna)