Rupiah berpotensi bergerak positif
A
A
A
Sindonews.com - Bila Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik memerah, tidak halnya dengan rupiah yang lajunya justru mulai menunjukkan tren penguatan atas dolar Amerika Serikat (USD) setelah merespon positif sejumlah data ekonomi yang ada.
"Jika di akhir pekan kemarin, laju rupiah di zona merah, kali ini laju rupiah berhasil kembali menghijau di awal pekan setelah terimbas rilis kenaikan indeks consumer confidence, sehingga melengkapi rilis data-data positif makro ekonomi Indonesia beberapa hari sebelumnya," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Selasa (11/2/2014).
Padahal, lanjut Reza, terdapat sentimen negatif dari laju poundsterling yang melemah dengan indikasi BoE akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di level rendah.
Sementara itu, sentimen negatif juga datang dari dolar Australia (AUD) yang terdepresiasi seiring ekspektasi pengangguran Australia akan meningkat, begitu juga perkiraan apresiasi yen seiring kabar penurunan industrial production beberapa negara Eropa, sehingga meningkatkan aset safe heaven.
Pada hari ini laju rupiah diproyeksi kembali melanjutkan tren positifnya yang akan tercermin dari lajunya yang masuk di zona hijau.
"Laju rupiah di atas support Rp12.182. Rentang rupiah di kisaran Rp12.172-12.158 mengacu kurs tengah BI," pungkasnya.
Kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp12.166 per USD atau menguat 10 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.176 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg ditutup pada level Rp12.173 per USD. Posisi ini terdepresiasi 12 poin dibanding hari Jumat (7/2/2014) di level Rp12.161 per USD.
"Jika di akhir pekan kemarin, laju rupiah di zona merah, kali ini laju rupiah berhasil kembali menghijau di awal pekan setelah terimbas rilis kenaikan indeks consumer confidence, sehingga melengkapi rilis data-data positif makro ekonomi Indonesia beberapa hari sebelumnya," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Selasa (11/2/2014).
Padahal, lanjut Reza, terdapat sentimen negatif dari laju poundsterling yang melemah dengan indikasi BoE akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di level rendah.
Sementara itu, sentimen negatif juga datang dari dolar Australia (AUD) yang terdepresiasi seiring ekspektasi pengangguran Australia akan meningkat, begitu juga perkiraan apresiasi yen seiring kabar penurunan industrial production beberapa negara Eropa, sehingga meningkatkan aset safe heaven.
Pada hari ini laju rupiah diproyeksi kembali melanjutkan tren positifnya yang akan tercermin dari lajunya yang masuk di zona hijau.
"Laju rupiah di atas support Rp12.182. Rentang rupiah di kisaran Rp12.172-12.158 mengacu kurs tengah BI," pungkasnya.
Kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp12.166 per USD atau menguat 10 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.176 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg ditutup pada level Rp12.173 per USD. Posisi ini terdepresiasi 12 poin dibanding hari Jumat (7/2/2014) di level Rp12.161 per USD.
(rna)