BKPM harapkan Foxconn bikin ponsel lokal
A
A
A
Sindonews.com - Sejalan dengan rencana pembangunan pabrik perakitan telepon seluler (ponsel) di Indonesia oleh perusahaan asal Taiwan, Foxconn, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar berharap produk ponsel yang dihasilkan nantinya dapat menjadi produk lokal buatan dalam negeri.
"Kenapa enggak (produksi produk lokal)? Tapi, pada akhirnya tergantung keputusan komersil di tingkat perusahaan. Kami siap diskusikan kemungkinan-kemungkinan ini lebih lanjut," ujar Mahendra di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Untuk jenis produk yang akan dirakit, Mahendra menuturkan, akan diserahkan ke manajemen. Foxconn, kata Mahendra, tentunya akan lebih mengetahui produk apa saja yang sedianya akan dirakitnya apabila jadi membangun pabrik di Indonesia.
Harapan terealisasinya pembangunan pabrik perakitan tersebut, diakui Mahendra sangat besar, sehingga akan sangat disayangkan bila rencana ini gagal terealisasi.
"Kalau enggak jadi, ya itu rugi. Enggak cuma perusahaannya, tapi negara Indonseia juga. Kita kehilangan kesempatan," kata dia.
Mahendra menuturkan, dukungan pihaknya dalam mendorong terealisasinya rencana ini dilatarbelakangi pandangan bahwa industri elektronika seperti ini akan terus bertumbuh dan berkembang secara pesat.
"Dan bahwa pada saat ini ada juga perusahaan lain yang ingin bangun pabrik (seperti Foxconn). Pasar kita saat ini dan pasar ke depannya besar sekali, beberapa merk dan teknologi berkembang pesat, jumlahnya tidak satu dan dua. Saya rasa harapannya di sini. Peningkatan konsumen akan lebih baik bila ada peningkatan investasi dalam negeri," tutur dia.
"Kenapa enggak (produksi produk lokal)? Tapi, pada akhirnya tergantung keputusan komersil di tingkat perusahaan. Kami siap diskusikan kemungkinan-kemungkinan ini lebih lanjut," ujar Mahendra di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Untuk jenis produk yang akan dirakit, Mahendra menuturkan, akan diserahkan ke manajemen. Foxconn, kata Mahendra, tentunya akan lebih mengetahui produk apa saja yang sedianya akan dirakitnya apabila jadi membangun pabrik di Indonesia.
Harapan terealisasinya pembangunan pabrik perakitan tersebut, diakui Mahendra sangat besar, sehingga akan sangat disayangkan bila rencana ini gagal terealisasi.
"Kalau enggak jadi, ya itu rugi. Enggak cuma perusahaannya, tapi negara Indonseia juga. Kita kehilangan kesempatan," kata dia.
Mahendra menuturkan, dukungan pihaknya dalam mendorong terealisasinya rencana ini dilatarbelakangi pandangan bahwa industri elektronika seperti ini akan terus bertumbuh dan berkembang secara pesat.
"Dan bahwa pada saat ini ada juga perusahaan lain yang ingin bangun pabrik (seperti Foxconn). Pasar kita saat ini dan pasar ke depannya besar sekali, beberapa merk dan teknologi berkembang pesat, jumlahnya tidak satu dan dua. Saya rasa harapannya di sini. Peningkatan konsumen akan lebih baik bila ada peningkatan investasi dalam negeri," tutur dia.
(rna)