IHSG kian dekat dengan area overbought
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan bergerak dengan kecenderungan menguat berada pada support 4.542-4.578 dan resistance 4.610. Namun tetap waspadai aksi ambil untung yang bisa membalikkan lajunya.
Bila melihat lajunya sebelumnya, terlihat IHSG mampu bertahan di atas kisaran support 4.535-4.548, namun akhirnya berhasil melampaui kisaran resisten 4.575-4.582.
"Masih adanya harapan positif membuat IHSG bertahan di zona hijau. Meski ada peluang kenaikan lanjutan, namun berharap tidak langsung dimanfaatkan untuk profit taking. Tetap waspadai potensi downreversal karena aksi profit taking bila ada," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Kamis (20/2/2014).
Menilik lajunya secara historikal, tampaknya IHSG mencoba untuk tetap bertahan di zona hijau meski secara teknikal telah mengindikasikan kian dekatnya pada area overbought.
"Bahkan dalam ulasan sebelumnya telah kami sampaikan bahwa IHSG terindikasi mulai terbatasnya kenaikan dan cenderung berbalik melemah jika sentimen yang ada tidak cukup mendukung," kata Reza.
Apalagi, pola yang sama pernah terjadi di minggu keempat Januari, sehingga waspadai potensi downreversal. Sentimen yang ada, menurut dia, memang tidak terlalu mendukung seperti data-data dari Eropa dan AS sebelumnya menunjukkan penurunan, sehingga membuat laju kedua bursa saham tersebut mulai terbatas.
"Tetapi, IHSG ternyata mampu bergerak berkebalikan," ujar dia.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.592,65 di akhir sesi 2 dan menyentuh level terendah 4.559,33 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.592,65.
Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Dari luar negeri, pelemahan pada saham-saham utilitas dan konsumer sempat membuat bursa saham Asia melemah, namun dapat diimbangi oleh rilis kenaikan CB leading indicator Australia dan leading composite index Jepang.
Meski data dari Jepang tersebut positif, namun Nikkei tetap di zona merah karena terhalangi oleh penguatan yen setelah nilai tukar USD melemah karena data-data ekonominya. Sementara HSI, Shenzen dan lainnya dapat menguat ditopang saham-saham kesehatan dimana sehari sebelumnya melemah karena sektor perbankanya.
Masih adanya aksi profit taking dan rilis beberapa data makro ekonomi negara-negara zona Eropa yang kurang baik membuat laju bursa saham Eropa variatif cenderung terkoreksi. Kali ini rilis meningkatnya unemployment dan penurunan di bawah estimasi claimant count change Inggris serta masih rendahnya construction output zona Eropa memberikan sentimen negatif.
Bila melihat lajunya sebelumnya, terlihat IHSG mampu bertahan di atas kisaran support 4.535-4.548, namun akhirnya berhasil melampaui kisaran resisten 4.575-4.582.
"Masih adanya harapan positif membuat IHSG bertahan di zona hijau. Meski ada peluang kenaikan lanjutan, namun berharap tidak langsung dimanfaatkan untuk profit taking. Tetap waspadai potensi downreversal karena aksi profit taking bila ada," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Kamis (20/2/2014).
Menilik lajunya secara historikal, tampaknya IHSG mencoba untuk tetap bertahan di zona hijau meski secara teknikal telah mengindikasikan kian dekatnya pada area overbought.
"Bahkan dalam ulasan sebelumnya telah kami sampaikan bahwa IHSG terindikasi mulai terbatasnya kenaikan dan cenderung berbalik melemah jika sentimen yang ada tidak cukup mendukung," kata Reza.
Apalagi, pola yang sama pernah terjadi di minggu keempat Januari, sehingga waspadai potensi downreversal. Sentimen yang ada, menurut dia, memang tidak terlalu mendukung seperti data-data dari Eropa dan AS sebelumnya menunjukkan penurunan, sehingga membuat laju kedua bursa saham tersebut mulai terbatas.
"Tetapi, IHSG ternyata mampu bergerak berkebalikan," ujar dia.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.592,65 di akhir sesi 2 dan menyentuh level terendah 4.559,33 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.592,65.
Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Dari luar negeri, pelemahan pada saham-saham utilitas dan konsumer sempat membuat bursa saham Asia melemah, namun dapat diimbangi oleh rilis kenaikan CB leading indicator Australia dan leading composite index Jepang.
Meski data dari Jepang tersebut positif, namun Nikkei tetap di zona merah karena terhalangi oleh penguatan yen setelah nilai tukar USD melemah karena data-data ekonominya. Sementara HSI, Shenzen dan lainnya dapat menguat ditopang saham-saham kesehatan dimana sehari sebelumnya melemah karena sektor perbankanya.
Masih adanya aksi profit taking dan rilis beberapa data makro ekonomi negara-negara zona Eropa yang kurang baik membuat laju bursa saham Eropa variatif cenderung terkoreksi. Kali ini rilis meningkatnya unemployment dan penurunan di bawah estimasi claimant count change Inggris serta masih rendahnya construction output zona Eropa memberikan sentimen negatif.
(rna)