Kemendag belum berencana impor produk pangan

Kamis, 20 Februari 2014 - 14:30 WIB
Kemendag belum berencana impor produk pangan
Kemendag belum berencana impor produk pangan
A A A
Sindonews.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengaku, pihaknya masih menghitung berapa besar dampak kerusakan lahan persawahan dan hortikultura akibat bencana letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur.

Untuk itu dalam waktu dekat, pihaknya belum berencana melakukan impor produk pangan dan pertanian, seperti cabai maupun bawang hingga kajian tersebut selesai dilakukan.

"Kita belum akan buka impor pangan, bahkan jika ingin impor pangan akibat bencana ini sampai saat ini kita belum tahu jumlahnya berapa, apalagi dadakan impornya," kata Lutfi di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Dia menjelaskan, belum dibukanya rencana impor tersebut juga diakibatkan belum diketahuinya ketersediaan produk pangan yang dimaksud bila rencana impor dilakukan secara mendadak.

"Misalnya impor produk cabai, ini susah cari impornya, nggak ada gantinya, masa mau orang Indonesia disuruh pakai cabai bubuk. Impor itu nggak gampang ya. Ya seperti tadi cari cabai yang negara lain punya cabai yang disukai, artinya yang pedas atau sesuai dengan karakteristik orang Indonesia susah. Orang Indonesia kan nggak mau makan cabai yang tidak pedas, apalagi dikasih cabai bubuk, mana mau," tutur dia.

Kemendag pasca erupsi Gunung Kelud sempat menyatakan bahwa ketersediaan bahan pangan pokok di Jawa Timur cukup, kecuali untuk komoditas hortikultura (cabai dan sayuran daun seperti kol dan kubis) di Pasar Induk Oso Wilangun turun sekitar 50 persen. Pasokan normal biasanya sekitar 20 ton per hari, namun pasca erupsi menjadi hanya 10 ton per hari.

Khusus untuk komoditas cabai, beberapa daerah sentra utama hortikultura di Jawa Timur, yaitu Blitar, Kediri, Malang dan Nganjuk mengalami gagal panen akibat letusan Gunung Kelud. Kondisi ini berpotensi mengurangi pasokan ke pasar lokal, antarkota (DKI Jakarta, Banten) dan antarpulau (Ambon dan Papua).

Untuk komoditas bawang merah, produksi bawang merah khusus untuk Nganjuk sebagai daerah sentra yang terkena abu vulkanik erupsi Gunung Kelud diperkirakan akan mengurangi pasokan 12 persen dari produksi nasional.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6492 seconds (0.1#10.140)