Dukung UMKM potensial, BRI siapkan dana CSR

Sabtu, 22 Februari 2014 - 14:28 WIB
Dukung UMKM potensial, BRI siapkan dana CSR
Dukung UMKM potensial, BRI siapkan dana CSR
A A A
Sindonews.com - Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyiapkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) tahun ini untuk bersinergi mendukung segmen Usaha Miro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Kepala Bagian CSR BRI Eko Prasetyo mengatakan, BRI pada tahun lalu menyerap anggaran CSR mencapai Rp130 miliar. Sedangkan tahun ini akan menambah 10 persen lagi untuk mendukung komunitas bisnis yang potensial.

Komunitas yang telah didukung perseroan, seperti komunitas batik Lasem, Rembang dan usaha rumput laut di Nusa Lembongan, Bali. Dengan bantuan ini diyakini dapat mendukung target pembiayaan perseroan di sektor UMKM tumbuh hingga 25 persen tahun ini.

"Sebesar 80 pesren CSR untuk dukung bisnis BRI melalui komunitas bisnis. Ini akan kami garap secara total, sehingga naik kelas dan menjadi nasabah kami," ujar Eko.

Dalam mendukung bisnis UMKM, perseroan fokus pada sektor perdagangan dan pertanian. Konsep CSR akan mendukung benih bisnis yang potensial dalam komunitas dan nantinya akan melakukan pinjaman kredit secara individu.

"Awalnya hibah dengan CSR ke komunitas, tapi setelah mapan baru menjadi kreditur secara mandiri," ujar dia.

Dia menuturkan, sangat terbuka dengan konsep studentpreneur melalui kampus seperti yang telah dilakukan bersama UGM di Yogyakarta. Melalui kampus, dia mengatakan, akan lebih terjamin karena pembinaannya dapat lebih baik dilakukan.

"Di UGM sudah kami coba dan ada yang berhasil dengan modal awal usahanya Rp35 juta. Kami sangat siap mendukung studentpreneur dengan CSR, sehingga dapat naik kelas menjadi nasabah kami," ujar dia.

Peningkatan sinergi antar pihak dalam mendukung daya saing UMKM dalam negeri sangat mendesak khususnya menjelang masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Hal ini yang dilakukan Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) yang turut mengambil bagian mendorong pertumbuhan pelaku UMKM.

Saat ini tidak sampai separuh dari 56 juta Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang siap bersaing, sehingga masih diperlukan kerja bersama untuk terus mendukung UMKM yang telah terbukti ikut menggerakkan pertumbuhan perekonomian bangsa.

Deputy Vice Rector of Operation & Administration USBI Rima Agristina mengatakan, sinergi antar pihak sangat dibutuhkan untuk memperkuat pelaku UMKM. Menurut dia, sektor ini baru bisa melakukan produksi, namun belum bisa berkompetisi secara bebas.

Menurut dia, peran dunia akademisi signifikan untuk mendukung entepreneur dan bisnis start up. Karena masih rentan, maka sangat dibutuhkan pembinaan yang intens baik secara permodalan ataupun fasilitas operasional lainnya.

"UMKM baru bisa berproduksi, namun aspek lainnya juga masih banyak yang belum mereka perhatikan. Di sini peran sinergi berbagai pihak dari pemerintah, kampus hingga perbankan," ujar Rima.

Dia mencontohkan, menjamurnya bisnis kafe di perkotaan bukan sesuatu yang mustahil digarap pebisnis dalam negeri. Namun dengan pengetahuan bisnis yang minim membuat bisnis ritel asing yang justru banyak meraup untung. Bahkan untuk urusan cabai kemasan sachet yang jamak di restoran juga belum bisa dikuasai pelaku UMKM lokal.

"Mereka sudah sibuk memikirkan produksinya. Kita harus mendukung aspek pendukung lainnya dengan bimbingan. Pasar dalam negeri harus dikuasai dulu sebelum UMKM bicara ekspor. Negeri kita pasar potensial di mata pebisnis asing," tutur dia.

Diharapkan dengan kerja sama yang lebih baik antara institusi pemerintah, kalangan bisnis, dan perguruan tinggi, maka daya saing UMKM Indonesia dapat terus ditingkatkan, sehingga betul-betul dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3695 seconds (0.1#10.140)