Harga minyak di Asia rebound terdongkrak hasil G20
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini rebound, merespon hasil pertemuan kelompok 20 ekonomi terbesar di dunia (G20), yang berjanji mendorong pertumbuhan global lebih dari USD2 triliun dalam 5 tahun.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 27 sen menjadi USD102,47 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk April, naik 19 sen menjadi USD110,04 per barel.
Sebelumnya, pada perdagangan pertengahan pagi, minyak WTI untuk April naik 28 sen menjadi USD102,48 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk April, naik 17 sen menjadi USD110,02 per barel.
"Janji G20 pertumbuhan sebesar 2 persen ( poin persentase) dalam periode lima tahun telah memberikan beberapa sentimen positif terhadap pertumbuhan dalam jangka menengah," ujar Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari Business Inquirer, Senin (24/2/2014).
"Target pertumbuhan juga tercermin USD2 triliun dari segi nilai riil, akan mendukung harga minyak," tambahnya, mencatat pergeseran G20 dari penghematan karena pemulihan ekonomi mulai berjalan.
Setelah pertemuan Minggu (23/2/2014) di Sydney, Australia, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari G20, yang menyumbang 85 persen dari perekonomian dunia, mengeluarkan pernyataan kembali ke pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan dan seimbang dalam ekonomi global.
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, strategi itu akan menambah setengah persentase poin untuk pertumbuhan global per tahun dalam empat tahun mulai 2015. IMF memproyeksikan pertumbuhan 3,7 persen tahun ini dan 3,9 persen pada 2015.
Harga minyak mentah juga diperkirakan didukung oleh serangan cuaca musim dingin yang parah di banyak daerah AS, sehingga meningkatkan permintaan untuk bahan bakar pemanas.
Menurut Chua, cuaca dingin yang terjadi terus-menerus telah membantu minyak mentah WTI berada di atas USD100 per barel.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 27 sen menjadi USD102,47 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk April, naik 19 sen menjadi USD110,04 per barel.
Sebelumnya, pada perdagangan pertengahan pagi, minyak WTI untuk April naik 28 sen menjadi USD102,48 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk April, naik 17 sen menjadi USD110,02 per barel.
"Janji G20 pertumbuhan sebesar 2 persen ( poin persentase) dalam periode lima tahun telah memberikan beberapa sentimen positif terhadap pertumbuhan dalam jangka menengah," ujar Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari Business Inquirer, Senin (24/2/2014).
"Target pertumbuhan juga tercermin USD2 triliun dari segi nilai riil, akan mendukung harga minyak," tambahnya, mencatat pergeseran G20 dari penghematan karena pemulihan ekonomi mulai berjalan.
Setelah pertemuan Minggu (23/2/2014) di Sydney, Australia, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari G20, yang menyumbang 85 persen dari perekonomian dunia, mengeluarkan pernyataan kembali ke pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan dan seimbang dalam ekonomi global.
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, strategi itu akan menambah setengah persentase poin untuk pertumbuhan global per tahun dalam empat tahun mulai 2015. IMF memproyeksikan pertumbuhan 3,7 persen tahun ini dan 3,9 persen pada 2015.
Harga minyak mentah juga diperkirakan didukung oleh serangan cuaca musim dingin yang parah di banyak daerah AS, sehingga meningkatkan permintaan untuk bahan bakar pemanas.
Menurut Chua, cuaca dingin yang terjadi terus-menerus telah membantu minyak mentah WTI berada di atas USD100 per barel.
(dmd)