Data ekonomi positif, rupiah bakal lanjutkan penguatan
A
A
A
Sindonews.com - Perasaan gembira atas positifnya kinerja ekonomi Tanah Air yang telah membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju gagah di zona hijau, juga dirasakan imbasnya oleh rupiah yang hari ini juga diproyeksi melanjutkan penguatan.
"Laju rupiah di atas level resisten Rp11.418 per USD. Rentang rupiah hari ini di kisaran Rp11.300-11.254 per USD mengacu kurs tengah BI," ujar Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Rabu (2/4/2014).
Reza menuturkan, rupiah pun tidak mau kalah dengan IHSG dengan melanjutkan kenaikannya. Bahkan setelah dirilis data-data ekonomi dalam negeri, antara lain neraca perdagangan dan inflasi yang lebih baik dari estimasi membawa laju nilai tukar rupiah bersemangat menguat.
Data Badan Pusat Statisti (BPS) menyebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2014 tercatat surplus senilai USD785,3 juta, di mana nilai ekspor Februari mencapai USD14,57 miliar, naik 0,8 persen dari Januari dan turun 2,96 persen dibanding periode yang sama 2012.
Ekspor hasil migas pada Februari naik 6,34 persen dari bulan sebelumnya akibat pengaruh turunnya lifting minyak. Ekspor nonmigas turun 0,5 persen dari bulan sebelumnya. Sedangkan nilai impor tercatat USD13,78 miliar atau lebih rendah 7,58 persen dari nilai impor Januari 2014.
Adapun inflasi tercatat inflasi pada Maret 2014 sebesar 0,08 persen, dengan laju inflasi YoY sebesar 7,32 persen. Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Februari yang berada pada level 0,26 persen, atau jauh lebih rendah dari inflasi Maret 2013 sebesar 0,63 persen.
Sementara posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada hari kemarin berada di level Rp11.271 per USD. Posisi ini menguat 133 poin dibanding penutupan Jumat (28/3/2014) di level Rp11.404 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg berada pada level Rp11.313 per USD. Posisi ini masih lebih baik 48 poin dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp11.361 per USD.
"Laju rupiah di atas level resisten Rp11.418 per USD. Rentang rupiah hari ini di kisaran Rp11.300-11.254 per USD mengacu kurs tengah BI," ujar Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Rabu (2/4/2014).
Reza menuturkan, rupiah pun tidak mau kalah dengan IHSG dengan melanjutkan kenaikannya. Bahkan setelah dirilis data-data ekonomi dalam negeri, antara lain neraca perdagangan dan inflasi yang lebih baik dari estimasi membawa laju nilai tukar rupiah bersemangat menguat.
Data Badan Pusat Statisti (BPS) menyebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2014 tercatat surplus senilai USD785,3 juta, di mana nilai ekspor Februari mencapai USD14,57 miliar, naik 0,8 persen dari Januari dan turun 2,96 persen dibanding periode yang sama 2012.
Ekspor hasil migas pada Februari naik 6,34 persen dari bulan sebelumnya akibat pengaruh turunnya lifting minyak. Ekspor nonmigas turun 0,5 persen dari bulan sebelumnya. Sedangkan nilai impor tercatat USD13,78 miliar atau lebih rendah 7,58 persen dari nilai impor Januari 2014.
Adapun inflasi tercatat inflasi pada Maret 2014 sebesar 0,08 persen, dengan laju inflasi YoY sebesar 7,32 persen. Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Februari yang berada pada level 0,26 persen, atau jauh lebih rendah dari inflasi Maret 2013 sebesar 0,63 persen.
Sementara posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada hari kemarin berada di level Rp11.271 per USD. Posisi ini menguat 133 poin dibanding penutupan Jumat (28/3/2014) di level Rp11.404 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg berada pada level Rp11.313 per USD. Posisi ini masih lebih baik 48 poin dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp11.361 per USD.
(rna)