Pengembangan ekspor ikan hias masih lemah
A
A
A
Sindonews.com - Pengembangan ikan hias untuk ekspor saat ini dinilai masih kurang optimal, karena data dan statistik ikan hias belum mendukung.
"Salah satu faktor yang mengakibatkan kurang optimalnya pengembangan ikan hias, dikarenakan ketersediaan data dan statistik ikan hias yang belum mendukung dan perlu diharmonisasikan," jelas Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Suseno Sukoyono dalam konferensi pers di Gedung Mina Bahari, Senin (7/4/2014).
Menurutnya, data dan statistik tersebut salah satunya mengenai adanya dua macam satuan ikan yang dipakai. Yakni, satuan kilogram (kg) untuk pengisian Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) serta satuan ekor untuk pengisian sertifikat kesehatan ikan.
PEB merupakan dokumen utama dalam perdagangan, maka Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menjadikan data statistik perdagangan ikan hias, juga menggunakan satuan kg sesuai yang dipakai PEB. Namun, untuk menunjukkan volume ikan hias pada transaksi perdagangan yang terjadi di lapangan menggunakan satuan ekor.
Peran BPS sendiri sangat diperlukan dalam hal ini, terkait perlunya harmoniasi data tersebut. Karena, mengingat data yang dikeluarkan BPS digunakan sebagai data rujukan yang valid bagi semua pihak.
Hal ini sesuai tugas BPS dibidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan dan fungsinya yang meliputi pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik. Termasuk, pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional, penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.
Selain itu, juga terkait penetapan sistem statistik nasional, pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik, serta penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum. Kemudian, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan dan rumah tangga.
Pengembangan data ekspor ini sangat penting untuk mengetahui jumlah ekspor ikan hias yang terhitung saat ini. "Kita masih melakukan penyempurnaan pendataan mengenai ikan hias di pelosok-pelosok, di prospek-prospek produksi ikan hias, kita akan mendapat data yang lebih baik lagi," pungkas Suseno
"Salah satu faktor yang mengakibatkan kurang optimalnya pengembangan ikan hias, dikarenakan ketersediaan data dan statistik ikan hias yang belum mendukung dan perlu diharmonisasikan," jelas Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Suseno Sukoyono dalam konferensi pers di Gedung Mina Bahari, Senin (7/4/2014).
Menurutnya, data dan statistik tersebut salah satunya mengenai adanya dua macam satuan ikan yang dipakai. Yakni, satuan kilogram (kg) untuk pengisian Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) serta satuan ekor untuk pengisian sertifikat kesehatan ikan.
PEB merupakan dokumen utama dalam perdagangan, maka Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menjadikan data statistik perdagangan ikan hias, juga menggunakan satuan kg sesuai yang dipakai PEB. Namun, untuk menunjukkan volume ikan hias pada transaksi perdagangan yang terjadi di lapangan menggunakan satuan ekor.
Peran BPS sendiri sangat diperlukan dalam hal ini, terkait perlunya harmoniasi data tersebut. Karena, mengingat data yang dikeluarkan BPS digunakan sebagai data rujukan yang valid bagi semua pihak.
Hal ini sesuai tugas BPS dibidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan dan fungsinya yang meliputi pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik. Termasuk, pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional, penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.
Selain itu, juga terkait penetapan sistem statistik nasional, pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik, serta penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum. Kemudian, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan dan rumah tangga.
Pengembangan data ekspor ini sangat penting untuk mengetahui jumlah ekspor ikan hias yang terhitung saat ini. "Kita masih melakukan penyempurnaan pendataan mengenai ikan hias di pelosok-pelosok, di prospek-prospek produksi ikan hias, kita akan mendapat data yang lebih baik lagi," pungkas Suseno
(izz)