Harga emas global jatuh dari level tertinggi
A
A
A
Sindonews.com - Harga emas di perdagangan dunia hari ini jatuh dari level tertinggi dalam tiga pekan karena kenaikan ekuitas dan data kuat penjualan ritel AS, mengimbangi tawaran safe haven yang didorong peningkatan ketegangan di Ukraina.
Penjualan ritel AS pada Maret 2014 mencatat keuntungan terbesar dalam 1,5 tahun, tanda yang menentukan perekonomian memantul kembali dari cuaca dingin, meningkatkan ekuitas yang telah berada di bawah tekanan baru-baru ini.
Optimisme terhadap ekonomi AS tumbuh menjadi salah satu faktor penurunan emas selama setahun terakhir, di mana investor menarik uang dari emas untuk berinvestasi di saham.
Namun, peningkatan ketegangan geopolitik antara Barat dan Rusia atas Ukraina tahun ini, bersamaan dengan kekhawatiran ekonomi China telah memicu permintaan emas dalam beberapa pekan terakhir. Logam mulai naik 10 persen pada 2014.
"Harga masih diganggu bearish jika tidak ada spekulasi safe-haven karena Ukraina," kata Joyce Liu, analis Phillip Futures, seperti dilansir dari Economic Times, Selasa (15/4/2014).
Spot emas turun 0,4 persen menjadi USD1,321.20 per ounce pada pukul 03.06 GMT. Sebelumnya, sempat mencapai angka tertinggi dalam 3 pekan sebesar USD1.330,90.
"Kami perkirakan harga menjadi bias pada sisi negatif hari ini, pembatasan aksi militer di Ukraina dengan tingkat dukungan pertama USD1.315 dan support berikutnya di USD1.300," terang Liu .
Beberapa pedagang memperingatkan bahwa keuntungan cepat dari tawaran safe-haven bisa hilang ketika krisis Ukraina teratasi.
"Kami melihat fund keluar baru-baru ini meskipun Ukraina dan permintaan fisik dari China telah tenang selama lebih dari sebulan. Yang membuat saya berpikir kenaikan harga tidak akan berlangsung," kata seorang pedagang di Hong Kong.
Permintaan fisik konsumen di China tetap lemah dengan harga perdagangan di Shanghai dipangksa sekitar USD1 per ounce untuk harga spot.
Logam mulia lainnya, palladium melemah setelah lima hari berturut-turut naik, memegang dekat angka tertinggi sejak Agustus 2011 di tengah kekhawatiran sanksi AS terhadap produsen utama Rusia akan mengekang pasokan dan pemogokan berkepanjangan di tambang Afrika Selatan.
Penjualan ritel AS pada Maret 2014 mencatat keuntungan terbesar dalam 1,5 tahun, tanda yang menentukan perekonomian memantul kembali dari cuaca dingin, meningkatkan ekuitas yang telah berada di bawah tekanan baru-baru ini.
Optimisme terhadap ekonomi AS tumbuh menjadi salah satu faktor penurunan emas selama setahun terakhir, di mana investor menarik uang dari emas untuk berinvestasi di saham.
Namun, peningkatan ketegangan geopolitik antara Barat dan Rusia atas Ukraina tahun ini, bersamaan dengan kekhawatiran ekonomi China telah memicu permintaan emas dalam beberapa pekan terakhir. Logam mulai naik 10 persen pada 2014.
"Harga masih diganggu bearish jika tidak ada spekulasi safe-haven karena Ukraina," kata Joyce Liu, analis Phillip Futures, seperti dilansir dari Economic Times, Selasa (15/4/2014).
Spot emas turun 0,4 persen menjadi USD1,321.20 per ounce pada pukul 03.06 GMT. Sebelumnya, sempat mencapai angka tertinggi dalam 3 pekan sebesar USD1.330,90.
"Kami perkirakan harga menjadi bias pada sisi negatif hari ini, pembatasan aksi militer di Ukraina dengan tingkat dukungan pertama USD1.315 dan support berikutnya di USD1.300," terang Liu .
Beberapa pedagang memperingatkan bahwa keuntungan cepat dari tawaran safe-haven bisa hilang ketika krisis Ukraina teratasi.
"Kami melihat fund keluar baru-baru ini meskipun Ukraina dan permintaan fisik dari China telah tenang selama lebih dari sebulan. Yang membuat saya berpikir kenaikan harga tidak akan berlangsung," kata seorang pedagang di Hong Kong.
Permintaan fisik konsumen di China tetap lemah dengan harga perdagangan di Shanghai dipangksa sekitar USD1 per ounce untuk harga spot.
Logam mulia lainnya, palladium melemah setelah lima hari berturut-turut naik, memegang dekat angka tertinggi sejak Agustus 2011 di tengah kekhawatiran sanksi AS terhadap produsen utama Rusia akan mengekang pasokan dan pemogokan berkepanjangan di tambang Afrika Selatan.
(dmd)