Perjuangkan negara berkembang, Kemendag gelar simposium
A
A
A
Sindonews.com - Dalam rangka memperingati perayaan HUT ke-50 berdirinya United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyelenggarakan simposium dengan tema "Trade as an Engine of Sustainable Growth and Development".
Pembahasan utama dalam simposium ini adalah didedikasikan pada isu-isu agenda pembangunan global pasca 2015.
"Simposium yang berlangsung hari ini membahas peran penting perdagangan internasional dalam menstimulasi pertumbuhan, pembangunan, dan penciptaan lapangan kerja," ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/4/2014).
Interdependensi global, sambung dia, menyebabkan arus perdagangan menjadi lebih aktif, kompetitif dan mengintensifkan keterkaitan mata rantai pasok serta produksi di satu negara dengan negara lainnya.
Peningkatan intensitas global value chains (GVCs), menurut dia perlu didorong untuk memberikan manfaat lebih memperkuat perekonomian nasional.
"Simposium tersebut juga bertujuan sebagai upaya revitalisasi fungsi UNCTAD dalam memberikan pendampingan dan dukungan kepada negara-negara berkembang untuk dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari kegiatan perdagangan internasional secara adil dan berkelanjutan," tegasnya.
Penyelenggaraan simposium tersebut tidak terlepas dari peran aktif Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang, khususnya melalui kerja sama selatan-selatan.
Pembahasan utama dalam simposium ini adalah didedikasikan pada isu-isu agenda pembangunan global pasca 2015.
"Simposium yang berlangsung hari ini membahas peran penting perdagangan internasional dalam menstimulasi pertumbuhan, pembangunan, dan penciptaan lapangan kerja," ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/4/2014).
Interdependensi global, sambung dia, menyebabkan arus perdagangan menjadi lebih aktif, kompetitif dan mengintensifkan keterkaitan mata rantai pasok serta produksi di satu negara dengan negara lainnya.
Peningkatan intensitas global value chains (GVCs), menurut dia perlu didorong untuk memberikan manfaat lebih memperkuat perekonomian nasional.
"Simposium tersebut juga bertujuan sebagai upaya revitalisasi fungsi UNCTAD dalam memberikan pendampingan dan dukungan kepada negara-negara berkembang untuk dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari kegiatan perdagangan internasional secara adil dan berkelanjutan," tegasnya.
Penyelenggaraan simposium tersebut tidak terlepas dari peran aktif Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang, khususnya melalui kerja sama selatan-selatan.
(rna)