Pemerintah diminta pantau persediaan dan harga sembako
A
A
A
Sindonews.com - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengingatkan, seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah langkah kebijakan perlu terus dioptimalkan untuk menjamin kelancaran pasokan kebutuhan pokok, mobilitas barang-uang-manusia saat bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.
Monitoring persediaan nasional dan pemantauan harga di sejumlah pasar tradisional bagi kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, cabai, bawang putih, dan daging ayam, juga perlu terus dilakukan untuk menghindari lonjakan harga yang tidak normal.
Dia meyakini, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan mulai mendata ruas-ruas jalan baik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan daerah lain untuk menjamin kelancaran arus mudik nasional. Sementara, Kementerian Perhubungan akan berkoordinasi dan komunikasi dengan pengelola jasa transportasi.
"Khusus di Pulau Jawa, kita bersyukur jalur ganda kereta api Jakarta-Surabaya sepanjang 333 kilometer dapat dioperasikan tahun ini. Hal ini akan mengurangi 30 persen muatan barang yang biasanya diangkut melalui truk akan teralihkan melalui kereta api," terangnya seperti dikutip dari situs Setkab, Senin (21/4/2014).
Sementara, terkait upaya menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan Pilpres yang akan digelar 9 Juli 2014, Firmanzah berharap semua pihak dapat terus meningkatkan stabilitas politik nasional.
"Hal ini penting mengingat stabilitas politik dan keamanan merupakan prasyarat utama bagi pembangunan ekonomi nasional," tuturnya.
Dia menilai, kedewasaan serta kematangan politisi, partai politik, masyarakat dan media serta kesiapan penyelenggara pemilu seperti KPU, Bawaslu didukung Kepolisian dan TNI akan menentukan tidak hanya stabilitas perpolitikan domestik tetapi juga keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional.
"Berkaca pada proses dan kondusifnya iklim politik selama satu tahun terakhir, saya optimistis bahwa pilpres putaran pertama akan dapat kita lalui secara baik," ujarnya.
Namun, Firmanzah mengingatkan, di saat Indonesia sedang fokus pada persiapan menghadapi dua tantangan domestik sekaligus, kondisi perekonomian dunia masih penuh dengan ketidakpastian. Dia menunjuk rilis terakhir dari pemerintah Tiongkok yang pada kuartal I/2014 hanya tumbuh sebesar 7,4 persen.
Tren pelemahan pertumbuhan ekonomi ini juga akan dialami negara emerging lainnya seperti Rusia, India, Brazil dan Meksiko. Sementara sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan tren sebaliknya dan diproyeksikan dapat tumbuh lebih baik tahun ini.
Monitoring persediaan nasional dan pemantauan harga di sejumlah pasar tradisional bagi kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, cabai, bawang putih, dan daging ayam, juga perlu terus dilakukan untuk menghindari lonjakan harga yang tidak normal.
Dia meyakini, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan mulai mendata ruas-ruas jalan baik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan daerah lain untuk menjamin kelancaran arus mudik nasional. Sementara, Kementerian Perhubungan akan berkoordinasi dan komunikasi dengan pengelola jasa transportasi.
"Khusus di Pulau Jawa, kita bersyukur jalur ganda kereta api Jakarta-Surabaya sepanjang 333 kilometer dapat dioperasikan tahun ini. Hal ini akan mengurangi 30 persen muatan barang yang biasanya diangkut melalui truk akan teralihkan melalui kereta api," terangnya seperti dikutip dari situs Setkab, Senin (21/4/2014).
Sementara, terkait upaya menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan Pilpres yang akan digelar 9 Juli 2014, Firmanzah berharap semua pihak dapat terus meningkatkan stabilitas politik nasional.
"Hal ini penting mengingat stabilitas politik dan keamanan merupakan prasyarat utama bagi pembangunan ekonomi nasional," tuturnya.
Dia menilai, kedewasaan serta kematangan politisi, partai politik, masyarakat dan media serta kesiapan penyelenggara pemilu seperti KPU, Bawaslu didukung Kepolisian dan TNI akan menentukan tidak hanya stabilitas perpolitikan domestik tetapi juga keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional.
"Berkaca pada proses dan kondusifnya iklim politik selama satu tahun terakhir, saya optimistis bahwa pilpres putaran pertama akan dapat kita lalui secara baik," ujarnya.
Namun, Firmanzah mengingatkan, di saat Indonesia sedang fokus pada persiapan menghadapi dua tantangan domestik sekaligus, kondisi perekonomian dunia masih penuh dengan ketidakpastian. Dia menunjuk rilis terakhir dari pemerintah Tiongkok yang pada kuartal I/2014 hanya tumbuh sebesar 7,4 persen.
Tren pelemahan pertumbuhan ekonomi ini juga akan dialami negara emerging lainnya seperti Rusia, India, Brazil dan Meksiko. Sementara sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan tren sebaliknya dan diproyeksikan dapat tumbuh lebih baik tahun ini.
(izz)