Fokus mass market, kredit BTPN tumbuh 14%
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) berkomitmen melayani dan memberdayakan segmen masyarakat berpenghasilan rendah, pelaku usaha mikro dan kecil (UMK), dan masyarakat pra-sejahtera produktif (mass market).
Hal ini terlihat dari penyaluran kredit triwulan I/2014 yang tumbuh sehat dengan tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sangat rendah. BTPN membukukan pertumbuhan kredit tahunan sebesar 14 persen secara year on year (yoy), dari Rp41 triliun pada 31 Maret 2013 menjadi Rp47 triliun pada 31 Maret 2014.
Pencapaian ini sejalan dengan ekspektasi regulator yang menargetkan peningkatan kredit di kisaran 15 persen demi pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat dan seimbang.
"Dampak dinamika perekonomian yang terjadi sejak semester II/2013 masih berlanjut hingga kini. Kami tentu bersyukur tetap bisa tumbuh di tengah situasi perekonomian yang penuh tantangan," kata Direktur Utama BTPN, Jerry Ng dalam rilisnya, Selasa (22/4/2014).
Kondisi perekonomian nasional masih dibayang-bayangi inflasi tinggi, kenaikan suku bunga simpanan dan pemulihan ekonomi global. Situasi tersebut mendorong perbankan melakukan penyesuaian, termasuk memperlambat laju kredit. "Kami optimis, setelah itu industri bisa bertumbuh lebih baik," katanya.
Kenaikan penyaluran kredit tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian yang tercermin dari NPL gross 0,7 persen pada akhir Maret 2014, tidak berbeda dari NPL gross akhir Maret 2013.
Pertumbuhan kredit dan NPL rendah ini tidak terlepas dari strategi BTPN yang memberikan pelatihan dan pendampingan berlanjutan kepada debitur. Pelatihan dan pendampingan yang dikenal dengan Program Daya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nasabah pensiunan, UMK, serta mass market.
"Nasabah yang disiplin mempraktikkan pelatihan keuangan dalam mengelola usahanya, merasakan langsung manfaat Program Daya," imbuh Jerry.
Sepanjang kuartla I/2014, BTPN menyelenggarakan 46.233 aktivitas Daya, tumbuh 194 persen dari periode yang sama 2013. Sedangkan jumlah peserta Daya mencapai 566.772 nasabah, atau meningkat 101 persen (yoy). Data ini menunjukkan tingginya minat nasabah mass market untuk mengikuti pemberdayaan yang dapat meningkatkan kapasitas usaha mereka.
Hal ini terlihat dari penyaluran kredit triwulan I/2014 yang tumbuh sehat dengan tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sangat rendah. BTPN membukukan pertumbuhan kredit tahunan sebesar 14 persen secara year on year (yoy), dari Rp41 triliun pada 31 Maret 2013 menjadi Rp47 triliun pada 31 Maret 2014.
Pencapaian ini sejalan dengan ekspektasi regulator yang menargetkan peningkatan kredit di kisaran 15 persen demi pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat dan seimbang.
"Dampak dinamika perekonomian yang terjadi sejak semester II/2013 masih berlanjut hingga kini. Kami tentu bersyukur tetap bisa tumbuh di tengah situasi perekonomian yang penuh tantangan," kata Direktur Utama BTPN, Jerry Ng dalam rilisnya, Selasa (22/4/2014).
Kondisi perekonomian nasional masih dibayang-bayangi inflasi tinggi, kenaikan suku bunga simpanan dan pemulihan ekonomi global. Situasi tersebut mendorong perbankan melakukan penyesuaian, termasuk memperlambat laju kredit. "Kami optimis, setelah itu industri bisa bertumbuh lebih baik," katanya.
Kenaikan penyaluran kredit tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian yang tercermin dari NPL gross 0,7 persen pada akhir Maret 2014, tidak berbeda dari NPL gross akhir Maret 2013.
Pertumbuhan kredit dan NPL rendah ini tidak terlepas dari strategi BTPN yang memberikan pelatihan dan pendampingan berlanjutan kepada debitur. Pelatihan dan pendampingan yang dikenal dengan Program Daya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nasabah pensiunan, UMK, serta mass market.
"Nasabah yang disiplin mempraktikkan pelatihan keuangan dalam mengelola usahanya, merasakan langsung manfaat Program Daya," imbuh Jerry.
Sepanjang kuartla I/2014, BTPN menyelenggarakan 46.233 aktivitas Daya, tumbuh 194 persen dari periode yang sama 2013. Sedangkan jumlah peserta Daya mencapai 566.772 nasabah, atau meningkat 101 persen (yoy). Data ini menunjukkan tingginya minat nasabah mass market untuk mengikuti pemberdayaan yang dapat meningkatkan kapasitas usaha mereka.
(izz)