Laba bersih Saratoga tiga bulan melonjak 383%
A
A
A
Sindonews.com - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan bisnis secara positif. Selama tiga bulan pertama 2014, SRTG berhasil meraih pendapatan sebesar Rp1,6 triliun, atau naik 169 persen dibanding periode sama 2013 sebesar Rp583 miliar.
Sementara laba bersih perseroan melonjak 383 persen menjadi Rp444 miliar dari Rp92 miliar di kuartal I/2013, dengan kontribusi terbesar dari peningkatan kinerja perusahaan investee sebesar Rp169 miliar dan laba kurs sebesar Rp159 miliar, berkat penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di kuartal I/2014.
Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Sandiaga S. Uno menjelaskan, penguatan ekonomi yang terjadi di awal 2014 telah berhasil mendorong kinerja perseroan tumbuh secara positif.
"Peningkatan kinerja selama kuartal I tahun ini menunjukkan bahwa perseroan berhasil mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi yang terus menguat, baik di domestik maupun global. Kami akan terus berusaha mempertahankan momentum positif ini untuk meraih target bisnis yang telah ditetapkan," jelas Sandiaga di Jakarta, Rabu (30/4/2014).
Dia melanjutkan, pada kuartal I 2014, Bank Indonesia memperkirakan ekonomi nasional tumbuh sebesar 5,7 persen. Sementara itu, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2014 mencapai 3,2 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 2,4 persen.
Chief Financial Officer PT Saratoga Investama Sedaya Jerry Ngo mengungkapkan, untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, perseroan telah mengalokasikan dana sekitar USD100 juta untuk investasi baru di sektor-sektor strategis termasuk sektor infrastruktur. Menurut dia, meningkatnya kebutuhan energi memberikan peluang investasi yang menarik.
“Kami sedang menjajaki investasi di proyek power plant, mengingat permintaan listrik di Indonesia setiap tahun tumbuh rata-rata 8,4 persen,” imbuh Jerry.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang rata-rata 6 persen per tahun dibutuhkan tambahan pasokan listrik sekitar 5.700 megawatt (MW). Menurut data Perusahaan Listrik Negara, selama periode 2013-2022 dibutuhkan tambahan pasokan listrik 60 Giga Watt (GW), jaringan transmisi 58 ribu kilo meter sirkit (kms) dan gardu induk 134 ribu Mega Volt Ampere (MVA).
Kinerja positif SRTG selama kuartal I/2014 secara keseluruhan tetap bertumpu pada tiga sektor bisnis utama perseroan, yaitu konsumer, infrastruktur dan sumber daya alam. Jerry menambahkan, sektor konsumen dan infrastruktur masih terus melanjutkan penguatan bisnis, sejalan dengan membaiknya perekonomian domestik.
Sementara di sektor sumber daya alam, harga batu bara yang mengalami penurunan selama dua tahun terakhir mulai menunjukkan sinyal penguatan. Pihaknya optimis tahun ini akan memberikan kinerja yang lebih optimal, mengingat potensi pertumbuhan ekonomi, baik global maupun domestik akan lebih tinggi dari pada 2013.
Sementara laba bersih perseroan melonjak 383 persen menjadi Rp444 miliar dari Rp92 miliar di kuartal I/2013, dengan kontribusi terbesar dari peningkatan kinerja perusahaan investee sebesar Rp169 miliar dan laba kurs sebesar Rp159 miliar, berkat penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di kuartal I/2014.
Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Sandiaga S. Uno menjelaskan, penguatan ekonomi yang terjadi di awal 2014 telah berhasil mendorong kinerja perseroan tumbuh secara positif.
"Peningkatan kinerja selama kuartal I tahun ini menunjukkan bahwa perseroan berhasil mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi yang terus menguat, baik di domestik maupun global. Kami akan terus berusaha mempertahankan momentum positif ini untuk meraih target bisnis yang telah ditetapkan," jelas Sandiaga di Jakarta, Rabu (30/4/2014).
Dia melanjutkan, pada kuartal I 2014, Bank Indonesia memperkirakan ekonomi nasional tumbuh sebesar 5,7 persen. Sementara itu, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2014 mencapai 3,2 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 2,4 persen.
Chief Financial Officer PT Saratoga Investama Sedaya Jerry Ngo mengungkapkan, untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, perseroan telah mengalokasikan dana sekitar USD100 juta untuk investasi baru di sektor-sektor strategis termasuk sektor infrastruktur. Menurut dia, meningkatnya kebutuhan energi memberikan peluang investasi yang menarik.
“Kami sedang menjajaki investasi di proyek power plant, mengingat permintaan listrik di Indonesia setiap tahun tumbuh rata-rata 8,4 persen,” imbuh Jerry.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang rata-rata 6 persen per tahun dibutuhkan tambahan pasokan listrik sekitar 5.700 megawatt (MW). Menurut data Perusahaan Listrik Negara, selama periode 2013-2022 dibutuhkan tambahan pasokan listrik 60 Giga Watt (GW), jaringan transmisi 58 ribu kilo meter sirkit (kms) dan gardu induk 134 ribu Mega Volt Ampere (MVA).
Kinerja positif SRTG selama kuartal I/2014 secara keseluruhan tetap bertumpu pada tiga sektor bisnis utama perseroan, yaitu konsumer, infrastruktur dan sumber daya alam. Jerry menambahkan, sektor konsumen dan infrastruktur masih terus melanjutkan penguatan bisnis, sejalan dengan membaiknya perekonomian domestik.
Sementara di sektor sumber daya alam, harga batu bara yang mengalami penurunan selama dua tahun terakhir mulai menunjukkan sinyal penguatan. Pihaknya optimis tahun ini akan memberikan kinerja yang lebih optimal, mengingat potensi pertumbuhan ekonomi, baik global maupun domestik akan lebih tinggi dari pada 2013.
(rna)