Boyolali minta tambahan kuota pupuk
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kabupaten Boyolali mengajukan penambahan kuota pupuk. Karena pupuk yang ada di Kota Susu tersebut, terus langka hingga saat ini.
Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Kabupaten Boyolali, Bambang Purwadi mengatakan, pengajuan penambahan kuota pupuk harus dilakukan dalam waktu dekat.
Menurutnya, jika tidak segera dilakukan nantinya pupuk akan terus langka di pasaran dan menyebabkan terganggunya lahan padi milik petani. Selain itu, penambahan itu juga dilakukan menyusul habisnya kuota untuk pupuk bersubsidi pada bulan ini.
Menurutnya, pupuk habis dikarenakan telah didistribusikan ke Petani untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi pada April.
"Kuota pupuk untuk Mei sudah kita distribusikan pada akhir April, tetapi pupuk itu langsung habis diborong petani sesaat setelah didistribusikan pemerintah," ucapnya kepada Koran Sindo, Selasa (6/5/2014).
Sementara, untuk besarnya kuota pupuk yang bakal diajukan Distanhutbun, pihaknya masih melakukan proses penghitungan. Menurutnya, setelah proses penghitungan selesai, penambahan kuota itu bakal segera diajukan ke Gubernur Jateng, agar penambahan pupuk segera dilakukan.
Pihaknya juga berharap agar para petani di Kabupaten Boyolali untuk mulai berhemat menggunakan pupuk. Penghematan dilakukan agar kuota pupuk yang tersisa mampu untuk mencukupi kebutuhan para petani.
"Petani itu tidak mau diajak berhemat, satu hektare lahan dipupuk sebesar 400 kilogram (kg), padahal idealnya 200 kg," tegasnya.
Sementara, penambahan kuota pupuk sangat dinati para petani. Menurutnya, akibat kelangkaan pupuk yang terus terjadi saat ini, tunas padi yang ditanam para petani menjadi sedikit.
Padahal, tunas itu sangat menentukan hasil panen. "Kalau tunasnya sedikit otomatis padi yang ditanam menjadi menyusut," ucap salah seorang petani di wilayah Karenggede Boyolali, Rusno.
Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Kabupaten Boyolali, Bambang Purwadi mengatakan, pengajuan penambahan kuota pupuk harus dilakukan dalam waktu dekat.
Menurutnya, jika tidak segera dilakukan nantinya pupuk akan terus langka di pasaran dan menyebabkan terganggunya lahan padi milik petani. Selain itu, penambahan itu juga dilakukan menyusul habisnya kuota untuk pupuk bersubsidi pada bulan ini.
Menurutnya, pupuk habis dikarenakan telah didistribusikan ke Petani untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi pada April.
"Kuota pupuk untuk Mei sudah kita distribusikan pada akhir April, tetapi pupuk itu langsung habis diborong petani sesaat setelah didistribusikan pemerintah," ucapnya kepada Koran Sindo, Selasa (6/5/2014).
Sementara, untuk besarnya kuota pupuk yang bakal diajukan Distanhutbun, pihaknya masih melakukan proses penghitungan. Menurutnya, setelah proses penghitungan selesai, penambahan kuota itu bakal segera diajukan ke Gubernur Jateng, agar penambahan pupuk segera dilakukan.
Pihaknya juga berharap agar para petani di Kabupaten Boyolali untuk mulai berhemat menggunakan pupuk. Penghematan dilakukan agar kuota pupuk yang tersisa mampu untuk mencukupi kebutuhan para petani.
"Petani itu tidak mau diajak berhemat, satu hektare lahan dipupuk sebesar 400 kilogram (kg), padahal idealnya 200 kg," tegasnya.
Sementara, penambahan kuota pupuk sangat dinati para petani. Menurutnya, akibat kelangkaan pupuk yang terus terjadi saat ini, tunas padi yang ditanam para petani menjadi sedikit.
Padahal, tunas itu sangat menentukan hasil panen. "Kalau tunasnya sedikit otomatis padi yang ditanam menjadi menyusut," ucap salah seorang petani di wilayah Karenggede Boyolali, Rusno.
(izz)