ABM Sebar Dividen Rp13,13 M
A
A
A
Sindonews.com - Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT ABM Investama Tbk (ABMM) hari ini telah menyetujui pembagian dividen tunai sebesar USD1,15 juta atau Rp13,13 miliar (kurs Rp11.422/USD). Angka ini sekitar 25% dari laba bersih 2013.
Direktur Utama ABMM, Andi Djajanegara menyatakan, meski bisnis batu bara sedang mengalami masa penuh tantangan, perseroan tetap membagikan dividen dari laba bersih 2013 sebagai bentuk komitmen dan apresiasi tinggi kepada para pemegang saham dan investor ABMM atas dukungan penuh selama ini terhadap perkembangan bisnis perseroan.
Dia mengatakan, melalui entitas anaknya, ABMM berhasil menorehkan beberapa pencapaian operasional yang penting di 2013, yang merupakan hasil pencapaian tertinggi dalam sejarah perseroan. Di antaranya, volume produksi dan penjualan batu bara sebesar masing-masing 5,0 juta ton dan 5,3 juta ton.
Selain itu, jasa penyewaan alat untuk kontraktor tambang sebesar 12,5 juta ton batu bara, dan produksi listrik dari temporary power sebesar 4.642 juta KWH dengan kapasitas terpasang sebesar 1.113 MW.
Sementara, perseroan juga telah membukukan total pendapatan sebesar USD777,0 juta dengan EBITDA sebesar USD149,4 juta di 2013.
"Strategi ini akan menjadi kekuatan kami ketika bisnis batu bara sudah pulih. Kami optimis, masa depan ABMM sebagai perusahaan energi akan semakin kokoh didukung oleh strategi dan proses bisnis yang solid serta sinergi yang kuat antar anak usaha," jelasnya usai RUPST di Jakarta, Senin (19/5/2014).
Pemegang saham juga menyetujui penggunaan laba perseroan 2013 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD4,6 juta. Sebesar USD0,1 juta digunakan untuk penyisihan cadangan sesuai pasal 70 Undang-Undang Perseroan Terbatas No 40 tahun 2007.
Selain itu, sebesar USD1,15 juta atau 25,0% dari laba bersih digunakan untuk pembayaran dividen tunai. Sementara, USD3,4 juta dari laba bersih akan digunakan untuk laba ditahan.
RUPST juga menyetujui perubahan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan, di mana sisa dana untuk keperluan ekspansi akan dialihkan penggunaannya sebagai penambahan working capital perseroan beserta anak-anak perusahaan perseroan.
Menurutnya, penguatan modal kerja yang berasal dari realokasi dana IPO akan memberikan ruang yang lebih luas bagi ABMM untuk menjalankan strategi bisnis dan memperkuat kinerja ABMM dan anak-anak usaha Perseroan ke depan.
Direktur Utama ABMM, Andi Djajanegara menyatakan, meski bisnis batu bara sedang mengalami masa penuh tantangan, perseroan tetap membagikan dividen dari laba bersih 2013 sebagai bentuk komitmen dan apresiasi tinggi kepada para pemegang saham dan investor ABMM atas dukungan penuh selama ini terhadap perkembangan bisnis perseroan.
Dia mengatakan, melalui entitas anaknya, ABMM berhasil menorehkan beberapa pencapaian operasional yang penting di 2013, yang merupakan hasil pencapaian tertinggi dalam sejarah perseroan. Di antaranya, volume produksi dan penjualan batu bara sebesar masing-masing 5,0 juta ton dan 5,3 juta ton.
Selain itu, jasa penyewaan alat untuk kontraktor tambang sebesar 12,5 juta ton batu bara, dan produksi listrik dari temporary power sebesar 4.642 juta KWH dengan kapasitas terpasang sebesar 1.113 MW.
Sementara, perseroan juga telah membukukan total pendapatan sebesar USD777,0 juta dengan EBITDA sebesar USD149,4 juta di 2013.
"Strategi ini akan menjadi kekuatan kami ketika bisnis batu bara sudah pulih. Kami optimis, masa depan ABMM sebagai perusahaan energi akan semakin kokoh didukung oleh strategi dan proses bisnis yang solid serta sinergi yang kuat antar anak usaha," jelasnya usai RUPST di Jakarta, Senin (19/5/2014).
Pemegang saham juga menyetujui penggunaan laba perseroan 2013 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD4,6 juta. Sebesar USD0,1 juta digunakan untuk penyisihan cadangan sesuai pasal 70 Undang-Undang Perseroan Terbatas No 40 tahun 2007.
Selain itu, sebesar USD1,15 juta atau 25,0% dari laba bersih digunakan untuk pembayaran dividen tunai. Sementara, USD3,4 juta dari laba bersih akan digunakan untuk laba ditahan.
RUPST juga menyetujui perubahan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan, di mana sisa dana untuk keperluan ekspansi akan dialihkan penggunaannya sebagai penambahan working capital perseroan beserta anak-anak perusahaan perseroan.
Menurutnya, penguatan modal kerja yang berasal dari realokasi dana IPO akan memberikan ruang yang lebih luas bagi ABMM untuk menjalankan strategi bisnis dan memperkuat kinerja ABMM dan anak-anak usaha Perseroan ke depan.
(izz)