Sinergi Antar TPID Mampu Kendalikan Inflasi
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai, komitmen kuat, kerja keras serta dukungan dari 233 Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dapat membantu mengendalikan laju inflasi untuk meningkatkan ekonomi dalam negeri.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) dianggap sangat penting dalam merumuskan solusi permasalahan kestabilan harga. Hal ini bersinergi karena tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan peningkatan harga kebutuhan pokok secara drastis.
"Berbagai upaya konkret dilakukan TPID dan ditindaklanjuti Pemda sebagai upaya pengendalian laju inflasi. Termasuk komitmen kuat, kerja keras serta dukungan dari 233 TPID yang ada," katanya saat Rakornas V TPID di Hotel Sahid Jakarta, Rabu, (21/5/2014).
Dia menjelaskan, berbagai upaya konkret telah dilakukan TPID dan ditindaklanjuti pemerintah daerah, sebagai upaya pengendalian laju inflasi. Di antaranya dengan pemberian subsidi ongkos angkut pasokan pangan di Jawa Timur (Jatim).
Selain itu, ada juga penambahan kapasitas bongkar muat di pelabuhan Kupang, pemberlakuan sistem resi gudang di Cirebon, konversi bahan bakar gas (BBG) bagi nelayan di Gorontalo. "Juga komunikasi di TPID-TPID di kawasan Sumatera untuk mengarahkan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi," ujarnya.
Pasalnya, berbagai upaya tersebut, mampu meredam dampak kenaikan BBM menjadi lebih kecil bila dibandingkan 2005 dan 2008. Mengingat, kenaikan harga BBM subsidi pada tahun-tahun tersebut berdampak pada meroketnya tingkat inflasi.
"Di 2005 dan 2008 inflasi masing-masing 11% dan 17%. Perkembangan terakhir inflasi membaik. Sejalan dengan target capaian inflasi sepanjang 2014 mencapai 4,5% plus minus 1%," pungkas Agus.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) dianggap sangat penting dalam merumuskan solusi permasalahan kestabilan harga. Hal ini bersinergi karena tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan peningkatan harga kebutuhan pokok secara drastis.
"Berbagai upaya konkret dilakukan TPID dan ditindaklanjuti Pemda sebagai upaya pengendalian laju inflasi. Termasuk komitmen kuat, kerja keras serta dukungan dari 233 TPID yang ada," katanya saat Rakornas V TPID di Hotel Sahid Jakarta, Rabu, (21/5/2014).
Dia menjelaskan, berbagai upaya konkret telah dilakukan TPID dan ditindaklanjuti pemerintah daerah, sebagai upaya pengendalian laju inflasi. Di antaranya dengan pemberian subsidi ongkos angkut pasokan pangan di Jawa Timur (Jatim).
Selain itu, ada juga penambahan kapasitas bongkar muat di pelabuhan Kupang, pemberlakuan sistem resi gudang di Cirebon, konversi bahan bakar gas (BBG) bagi nelayan di Gorontalo. "Juga komunikasi di TPID-TPID di kawasan Sumatera untuk mengarahkan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi," ujarnya.
Pasalnya, berbagai upaya tersebut, mampu meredam dampak kenaikan BBM menjadi lebih kecil bila dibandingkan 2005 dan 2008. Mengingat, kenaikan harga BBM subsidi pada tahun-tahun tersebut berdampak pada meroketnya tingkat inflasi.
"Di 2005 dan 2008 inflasi masing-masing 11% dan 17%. Perkembangan terakhir inflasi membaik. Sejalan dengan target capaian inflasi sepanjang 2014 mencapai 4,5% plus minus 1%," pungkas Agus.
(izz)