Pemerintah Imbau Iklim Investasi Migas Dijaga
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengimbau agar iklim investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) dijaga. Banyaknya hambatan di sektor hulu migas membuat iklim investasi tak lagi kondusif.
Wakil Presiden Boediono meminta lintas sektor Kementerian menjaga investasi di sektor hulu migas dengan cara meminimalisir hambatan dan keluhan investor seperti menyangkut lamanya perizinan saat ekplorasi dan eksploitasi migas. Hal itu, kata Boediono, harus dibenahi agar tidak menggangu iklim investasi.
“Koordinasi antar intansi harus ditingkatkan dalam meminimalisir kendala. Selain itu, untuk mengembangkan wilayah migas strategis,” tutur dia saat memberikan sambutan Pameran Industri Migas (Indonesia Petroleum Association/IPA) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (21/5/2014).
Menurut Boediono, menjaga investasi di sektor hulu migas penting dilakukan semata-mata untuk menjaga produksi minyak yang kian menurun. Rata-rata sumur minyak yang ada sekarang berumur tua dan sudah dikuras sejak 60 tahun silam, sehingga perlu mencari cadangan baru untuk meningkatkan produksi.
“Sekitar 88% ladang minyak di Indonesia sudah terkuras. Jika terus dibiarkan, maka akan timbul masalah energi, padahal cadangan minyak dan gas semakin mahal dan sulit,” kata dia.
Boedinono meminta semua pihak terkait, baik pemerintah pusat, daerah dan stakeholder di industri hulu migas bekerja keras mencari sumur minyak baru. Hal itu juga harus dibarengi dengan meminimalisir lambatnya pembabasan lahan dan perizinan agar produksi migas tidak kian terpuruk.
“Tren pemerosotan ini terjadi dalam 5 bulan terakhir, sehingga harus dioptimalkan. Selain itu, juga dilakukan perbaikan mata rantai migas dari hulu ke hilir,” jelasnya.
Wakil Presiden Boediono meminta lintas sektor Kementerian menjaga investasi di sektor hulu migas dengan cara meminimalisir hambatan dan keluhan investor seperti menyangkut lamanya perizinan saat ekplorasi dan eksploitasi migas. Hal itu, kata Boediono, harus dibenahi agar tidak menggangu iklim investasi.
“Koordinasi antar intansi harus ditingkatkan dalam meminimalisir kendala. Selain itu, untuk mengembangkan wilayah migas strategis,” tutur dia saat memberikan sambutan Pameran Industri Migas (Indonesia Petroleum Association/IPA) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (21/5/2014).
Menurut Boediono, menjaga investasi di sektor hulu migas penting dilakukan semata-mata untuk menjaga produksi minyak yang kian menurun. Rata-rata sumur minyak yang ada sekarang berumur tua dan sudah dikuras sejak 60 tahun silam, sehingga perlu mencari cadangan baru untuk meningkatkan produksi.
“Sekitar 88% ladang minyak di Indonesia sudah terkuras. Jika terus dibiarkan, maka akan timbul masalah energi, padahal cadangan minyak dan gas semakin mahal dan sulit,” kata dia.
Boedinono meminta semua pihak terkait, baik pemerintah pusat, daerah dan stakeholder di industri hulu migas bekerja keras mencari sumur minyak baru. Hal itu juga harus dibarengi dengan meminimalisir lambatnya pembabasan lahan dan perizinan agar produksi migas tidak kian terpuruk.
“Tren pemerosotan ini terjadi dalam 5 bulan terakhir, sehingga harus dioptimalkan. Selain itu, juga dilakukan perbaikan mata rantai migas dari hulu ke hilir,” jelasnya.
(rna)