Bukopin Bagikan Dividen 30% dari Laba Bersih
A
A
A
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp278,9 miliar atau 30% laba bersih perseroan tahun buku 2013 senilai Rp935 miliar.
Sementara, sisanya sebesar Rp650,8 miliar ditahan oleh perseroan untuk memperkuat cadangan modal.
Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, RUPS Bank Bukopin juga sepakat untuk memberikan kuasa dan wewenang kepada direksi perseroan untuk mengatur tata cara pembayaran dividen tunai tersebut kepada pemegang saham per 20 Juni 2014, dan akan dibayarkan pada 4 Juli 2014.
"Tahun buku 2013, laba bersih setelah pajak yang dibukukan perseroan meningkat 11,97 poersen dibandingkan laba bersih 2012 senilai Rp835 miliar," ujar Glen usai RUPS, Kamis (22/5/2014).
Menurutnya, peningkatan laba bersih salah satunya karena kontribusi peningkatan pendapatan bunga, syariah, dan fee based income. Sementara, total aset 2013 juga mengalami peningkatan 5,74% dari RpRp65,69 triliun menjadi Rp69,46 triliun.
Sehingga rasio laba sebelum pajak terhadap aset atau return on asset (ROA) 2013 menjadi 1,75%, turun dibandingkan 2012 sebesar 1,83%. Sedangkan rasio laba bersih terhadap ekuitas atau ROE pada tahun 2013 mencapai 19,09%, sedikit lebih rendah dari ROE tahun 2012 yang sebesar 19,47%.
Di sisi liabilitas, pada 2013 mencapai Rp63,24 triliun, meningkat Rp2,55 triliun atau 4,20% dibandingkan 2012 yang sebesar Rp60,69 triliun. Peningkatan liabilitas terutama berasal dari peningkatan simpanan nasabah sebesar Rp1,87 triliun atau 3,46% dari Rp53,96 triliun pada 2012 menjadi Rp55,82 triliun pada 2013.
Adapun jumlah kredit yang diberikan mencapai Rp48,46 triliun, naik 6,44% dibandingkan jumlah kredit yang diberikan pada 2012 yang sebesar Rp45,53 triliun.
Dia menjelaskan, peningkatan jumlah penyaluran kredit tersebut disertai dengan membaiknya Rasio NPL yaitu dari 2,66% pada 2012 menjadi 2,26% pada 2013, yang menunjukkan keberhasilan perseroan dalam mengurangi jumlah kredit bermasalah.
Rasio kredit yang diberikan terhadap simpanan nasabah (LDR) 2013 sebesar 85,80%, lebih tinggi 1,99% dibandingkan 2012 sebesar 83,81%.
Hal ini merupakan langkah perseroan unutk meningkatkan fungsi intermediary dan optimalisasi margin yang ditandai dorongan persentase pertumbuhan kredit sebesar 6%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan dana simpanan sebesar 3%.
"Pencapaian-pencapaian tersebut berhasil diraih berkat peningkatan kinerja setiap lini usaha perseroan," ujarnya.
Sementara, sisanya sebesar Rp650,8 miliar ditahan oleh perseroan untuk memperkuat cadangan modal.
Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, RUPS Bank Bukopin juga sepakat untuk memberikan kuasa dan wewenang kepada direksi perseroan untuk mengatur tata cara pembayaran dividen tunai tersebut kepada pemegang saham per 20 Juni 2014, dan akan dibayarkan pada 4 Juli 2014.
"Tahun buku 2013, laba bersih setelah pajak yang dibukukan perseroan meningkat 11,97 poersen dibandingkan laba bersih 2012 senilai Rp835 miliar," ujar Glen usai RUPS, Kamis (22/5/2014).
Menurutnya, peningkatan laba bersih salah satunya karena kontribusi peningkatan pendapatan bunga, syariah, dan fee based income. Sementara, total aset 2013 juga mengalami peningkatan 5,74% dari RpRp65,69 triliun menjadi Rp69,46 triliun.
Sehingga rasio laba sebelum pajak terhadap aset atau return on asset (ROA) 2013 menjadi 1,75%, turun dibandingkan 2012 sebesar 1,83%. Sedangkan rasio laba bersih terhadap ekuitas atau ROE pada tahun 2013 mencapai 19,09%, sedikit lebih rendah dari ROE tahun 2012 yang sebesar 19,47%.
Di sisi liabilitas, pada 2013 mencapai Rp63,24 triliun, meningkat Rp2,55 triliun atau 4,20% dibandingkan 2012 yang sebesar Rp60,69 triliun. Peningkatan liabilitas terutama berasal dari peningkatan simpanan nasabah sebesar Rp1,87 triliun atau 3,46% dari Rp53,96 triliun pada 2012 menjadi Rp55,82 triliun pada 2013.
Adapun jumlah kredit yang diberikan mencapai Rp48,46 triliun, naik 6,44% dibandingkan jumlah kredit yang diberikan pada 2012 yang sebesar Rp45,53 triliun.
Dia menjelaskan, peningkatan jumlah penyaluran kredit tersebut disertai dengan membaiknya Rasio NPL yaitu dari 2,66% pada 2012 menjadi 2,26% pada 2013, yang menunjukkan keberhasilan perseroan dalam mengurangi jumlah kredit bermasalah.
Rasio kredit yang diberikan terhadap simpanan nasabah (LDR) 2013 sebesar 85,80%, lebih tinggi 1,99% dibandingkan 2012 sebesar 83,81%.
Hal ini merupakan langkah perseroan unutk meningkatkan fungsi intermediary dan optimalisasi margin yang ditandai dorongan persentase pertumbuhan kredit sebesar 6%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan dana simpanan sebesar 3%.
"Pencapaian-pencapaian tersebut berhasil diraih berkat peningkatan kinerja setiap lini usaha perseroan," ujarnya.
(izz)