Bukopin Berencana Buka Kantor Cabang di Palu
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) berencana ingin membuka kantor cabang di wilayah Indonesia bagian timur.
Direktur Keuangan Bank Bukopin Tri Joko Prihanto mengatakan, pihaknya telah melirik kota Palu, Sulawesi Tengah yang akan menjadi tempat berikutnya untuk ekspansi kantor cabang Bank Bukopin.
"Indonesia timur bagian dari titik pertemuan yang tinggi, kami sudah ada di Sulawesi dan Kupang. Kami lihat pertumbuhan lain di Sulawesi atau Papua bagus. Kami akan buka cabang di Palu, tapi proses pembukaan cabang di Indonesia timur akan dilakukan step by step," katanya usia RUPS di Jakarta, Kamis (22/5/2014).
Selain itu, pihaknya juga akan membuka 20 kantor di sekitar kantong-kantong pertumbuhan Bukopin. Dia mengungkap, investasi yang dianggarkan untuk membuka sekitar 20 titik lokasi tersebut sekitar Rp50 miliar.
Hingga kuartal I/2014, perseroan telah membukukan laba bersih sebesar Rp246,4 miliar atau naik 9,32% dibandingkan perolehan di periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp225,4 miliar.
Direkrut Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh kinerja pendapatan bunga yang tumbuh sebesar 16% menjadi Rp1,6 triliun dan pertumbuhan pendapatan operasional lainnya (fee based income) sebesar 28,34% dari Rp161,1 miliar menjadi Rp207,4 miliar.
Glen menuturkan, pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan pendapatan yang bersumber dari pendapatan bunga dan pendapatan non bunga lainnya seperti transaksi online dan pembayaran pihak ketiga untuk mempertahankan momentum pertumbuhan di 2014.
Sementara, dari sisi rasio net interest margin pada kuartal pertama 2014 tumbuh 0,34% menjadi 3,98% dibandingkan pencapaian periode yang sama pada 2013 sebesar 3,64%.
Hal ini merupakan pencapaian tersendiri mengingat ketatnya persaingan di industri perbankan. Pertumbuhan kredit dari segmen ritel yang terdiri dari kredit UKM, mikro dan konsumer mencapai 48% menjadi Rp29,6 triliun dibandingkan kuartal I/2013 sebesar Rp20 triliun.
"Pertumbuhan segmen ritel ditopang oleh pertumbuhan kredit segmen UKM sebesar 38%, segmen konsumer sebesar 81% dan segmen mikro sebesar 50%," ungkapnya.
Menurutnya, segmen UKM dan mikro masih menjadi kontributor utama penyaluran kredit Bank Bukopin. Segmen kredit komersil akan terus perseroan jaga proporsinya lantaran bertujuan untuk memperkuat rasio NIM Bukopin di masa mendatang dan memberikan keseimbangan dalam portepel penyaluran kredit.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan 3,75% dari Rp61,4 triliun menjadi Rp59,1 triliun. Dia mengatakan, penurunan itu terjadi karena adanya penurunan deposito dari Rp39,4 triliun di kuartal I/2013 menjadi Rp36,5 triliun.
Direktur Keuangan Bank Bukopin Tri Joko Prihanto mengatakan, pihaknya telah melirik kota Palu, Sulawesi Tengah yang akan menjadi tempat berikutnya untuk ekspansi kantor cabang Bank Bukopin.
"Indonesia timur bagian dari titik pertemuan yang tinggi, kami sudah ada di Sulawesi dan Kupang. Kami lihat pertumbuhan lain di Sulawesi atau Papua bagus. Kami akan buka cabang di Palu, tapi proses pembukaan cabang di Indonesia timur akan dilakukan step by step," katanya usia RUPS di Jakarta, Kamis (22/5/2014).
Selain itu, pihaknya juga akan membuka 20 kantor di sekitar kantong-kantong pertumbuhan Bukopin. Dia mengungkap, investasi yang dianggarkan untuk membuka sekitar 20 titik lokasi tersebut sekitar Rp50 miliar.
Hingga kuartal I/2014, perseroan telah membukukan laba bersih sebesar Rp246,4 miliar atau naik 9,32% dibandingkan perolehan di periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp225,4 miliar.
Direkrut Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh kinerja pendapatan bunga yang tumbuh sebesar 16% menjadi Rp1,6 triliun dan pertumbuhan pendapatan operasional lainnya (fee based income) sebesar 28,34% dari Rp161,1 miliar menjadi Rp207,4 miliar.
Glen menuturkan, pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan pendapatan yang bersumber dari pendapatan bunga dan pendapatan non bunga lainnya seperti transaksi online dan pembayaran pihak ketiga untuk mempertahankan momentum pertumbuhan di 2014.
Sementara, dari sisi rasio net interest margin pada kuartal pertama 2014 tumbuh 0,34% menjadi 3,98% dibandingkan pencapaian periode yang sama pada 2013 sebesar 3,64%.
Hal ini merupakan pencapaian tersendiri mengingat ketatnya persaingan di industri perbankan. Pertumbuhan kredit dari segmen ritel yang terdiri dari kredit UKM, mikro dan konsumer mencapai 48% menjadi Rp29,6 triliun dibandingkan kuartal I/2013 sebesar Rp20 triliun.
"Pertumbuhan segmen ritel ditopang oleh pertumbuhan kredit segmen UKM sebesar 38%, segmen konsumer sebesar 81% dan segmen mikro sebesar 50%," ungkapnya.
Menurutnya, segmen UKM dan mikro masih menjadi kontributor utama penyaluran kredit Bank Bukopin. Segmen kredit komersil akan terus perseroan jaga proporsinya lantaran bertujuan untuk memperkuat rasio NIM Bukopin di masa mendatang dan memberikan keseimbangan dalam portepel penyaluran kredit.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan 3,75% dari Rp61,4 triliun menjadi Rp59,1 triliun. Dia mengatakan, penurunan itu terjadi karena adanya penurunan deposito dari Rp39,4 triliun di kuartal I/2013 menjadi Rp36,5 triliun.
(izz)