IHSG Diproyeksi pada kisaran 4.893-4.987
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diproyeksi masih berpotensi melanjutkan penguatan hari sebelumnya, meski sentimen dari bursa global tak mendukung.
Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas Ayyi Achmad Hidayah, IHSG pada perdagangan kemarin diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks bergerak fluktuatif, meskipun akhirnya berhasil ditutup menguat.
“Pada perdagangan hari ini, indeks masih berpotensi melanjutkan penguatan dan menyentuh resistance di 4.987 serta support di 4.893,“ kata dia dalam risetnya, Rabu (4/6/2014).
Adapun pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup berbalik arah melemah, setelah beberapa kali sempat menyentuh rekor baru. Koreksi ditunjukkan oleh indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar 0,13% dan S&P500 sebesar 0,04%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas justru terapresiasi. Harga minyak mentah WTI naik 0,22% ke level USD102,89 per barel dan harga emas Comex menguat 0,06% ke posisi USD1.245,20 per ons.
Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah terus melemah, seiring defisit neraca perdagangan yang semakin membesar. Di sisi lain, tekanan inflasi bulanan diprediksi akan semakin besar pada Juni dan Juli karena persiapan bulan puasa dan hari raya.
“Meskipun demikian, tekanan kembali melunak ke depannya dan diikuti oleh normalisasi inflasi setelah kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi,“ ujarnya.
Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas Ayyi Achmad Hidayah, IHSG pada perdagangan kemarin diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks bergerak fluktuatif, meskipun akhirnya berhasil ditutup menguat.
“Pada perdagangan hari ini, indeks masih berpotensi melanjutkan penguatan dan menyentuh resistance di 4.987 serta support di 4.893,“ kata dia dalam risetnya, Rabu (4/6/2014).
Adapun pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup berbalik arah melemah, setelah beberapa kali sempat menyentuh rekor baru. Koreksi ditunjukkan oleh indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar 0,13% dan S&P500 sebesar 0,04%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas justru terapresiasi. Harga minyak mentah WTI naik 0,22% ke level USD102,89 per barel dan harga emas Comex menguat 0,06% ke posisi USD1.245,20 per ons.
Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah terus melemah, seiring defisit neraca perdagangan yang semakin membesar. Di sisi lain, tekanan inflasi bulanan diprediksi akan semakin besar pada Juni dan Juli karena persiapan bulan puasa dan hari raya.
“Meskipun demikian, tekanan kembali melunak ke depannya dan diikuti oleh normalisasi inflasi setelah kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi,“ ujarnya.
(rna)