Harga Cabai Lesu, Petani Kulonprogo Terpuruk Utang

Rabu, 04 Juni 2014 - 13:05 WIB
Harga Cabai Lesu, Petani Kulonprogo Terpuruk Utang
Harga Cabai Lesu, Petani Kulonprogo Terpuruk Utang
A A A
KULONPROGO - Petani di pesisir Kulonprogo terpaksa menjual sepeda motornya untuk membayar cicilan di bank. Ini terpaksa dilakukan menyusul harga cabai yang terus melemah. Saat ini harga cabai hanya Rp2.000 per kilogramnya.

“Mau bagaimana lagi, harga jual murah, kita harus bayar cicilan,” jelas Sukadi, salah seorang petani di Garongan, Panjatan, Kulonprogo.

Menurut dia, dengan harga yang murah seperti ini, dia justru merugi. Setiap petik hanya cukup untuk memenuhi biaya tenaga petik. Jikapun sisa tidaklah seberapa dan tidak cukup untuk mengembalikan modal.

Idealnya, harga cabai ini sama dengan harga bensin. “Sehari kita butuh dua liter bensin untuk menyiram dengan mesin diesel,” ujarnya.

Ketua Kelompok Tani Ngudi Hasil, Desa Garongan, Panjatan, Suradi mengatakan, setiap petani biasa menanam 5 hingga 10 kepek (bungkusan benih). Setiap kepek, dibutuhkan biaya hingga Rp10 juta. Sebagian besar petani saat menanam utang ke bank untuk modal.

“Modal untuk tanam harus utang di bank, sekarang kita bingung mau menyicil pakai apa,” jelasnya.

Petani, ujar dia, butuh dukungan dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini. Apakah berwujud dana talangan, atau kebijakan dari bank. Semisal hanya membayar bunga bank dulu, menambah jatuh tempo, atau kebijakan lain yang bisa meringankan. “Harapan kita ada kebijakan dari pemerintah dan bank,” ujarnya.

Selain menjual sepeda motor, banyak petani yang menjual ternak dan beberapa barang yang laku dijual untuk menutup utang.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7315 seconds (0.1#10.140)