BI Rate Turun Tak Berarti Funding Tetap Berjalan
A
A
A
JAKARTA - Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menilai perbaikan makro ekonomi Indonesia menjadi poin penting agar funding/pembiayaan tetap berjalan.
Menurutnya, meskipun pihaknya menurunkan suku bunga acuan (BI Rate), tidak berarti funding akan tetap berjalan.
"Jadi tanpa menaikkan suku bunga (BI rate), kalau terjadi keguncangan keuangan funding bisa tiba-tiba berHenti. Tidak berarti BI menurunkan bunga, funding akan tetap berjalan kalau makronya jelek," ujar dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Menurutnya, menurunkan suku bunga acuan ketika kondisi makro ekonomi Indonesia memburuk justru akan mengakibatkan investor atau funding akan kabur dari Indonesia. Karena menurutnya, investor tidak berminat dengan negara yang kondisi makro ekonominya buruk.
Dalam catatannya, capital inflow Indonesia periode Januari-Mei 2014 mencapai Rp130 triliun. Dia mengatakan, hal ini yang perlu diwaspadai. "Kalau makro memburuk, capital inflow ini akan menjadi masalah," tuturnya.
Dia berharap pemilihan umum (pemilu) calon presiden (capres) dan calon Wakil presiden (cawapres) berjalan dengan lancar, sehingga tidak ada kekhawatiran dari investor untuk tetap mengucurkan dananya di Indonesia.
"Pemilu harap dapat berjalan stabil, sehingga modal akan tetap ada di Indonesia," pungkasnya.
Menurutnya, meskipun pihaknya menurunkan suku bunga acuan (BI Rate), tidak berarti funding akan tetap berjalan.
"Jadi tanpa menaikkan suku bunga (BI rate), kalau terjadi keguncangan keuangan funding bisa tiba-tiba berHenti. Tidak berarti BI menurunkan bunga, funding akan tetap berjalan kalau makronya jelek," ujar dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Menurutnya, menurunkan suku bunga acuan ketika kondisi makro ekonomi Indonesia memburuk justru akan mengakibatkan investor atau funding akan kabur dari Indonesia. Karena menurutnya, investor tidak berminat dengan negara yang kondisi makro ekonominya buruk.
Dalam catatannya, capital inflow Indonesia periode Januari-Mei 2014 mencapai Rp130 triliun. Dia mengatakan, hal ini yang perlu diwaspadai. "Kalau makro memburuk, capital inflow ini akan menjadi masalah," tuturnya.
Dia berharap pemilihan umum (pemilu) calon presiden (capres) dan calon Wakil presiden (cawapres) berjalan dengan lancar, sehingga tidak ada kekhawatiran dari investor untuk tetap mengucurkan dananya di Indonesia.
"Pemilu harap dapat berjalan stabil, sehingga modal akan tetap ada di Indonesia," pungkasnya.
(izz)