Kekhawatiran Berlebihan Bikin IHSG Sulit Bangkit

Kamis, 19 Juni 2014 - 08:30 WIB
Kekhawatiran Berlebihan...
Kekhawatiran Berlebihan Bikin IHSG Sulit Bangkit
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diprediksi akan kembali melanjutkan pelemahan jika aksi jual pelaku pasar terus berlanjut. Bahkan kekhawatiran yang berlebihan terhadap kondisi geopolitik akan menyebabkan IHSG sulit bangkit.

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pola bearish separating lines di bawah middle bollinger band (MBB). MACD masih bergerak turun dengan histogram negatif yang mendatar. RSI, Stochastic, dan William’s %R gagal berbalik naik.

IHSG kemarin bertahan di kisaran target support 4.875-4.889. Meski turun tipis, namun menurut Reza, pergerakan ini dapat memicu pelemahan lanjutan jika pelaku pasar kembali berbalik melancarkan aksi jualnya.

“Kekhawatiran berlebihan tentu akan membuat IHSG sulit untuk bangkit,“ kata dia, Kamis (19/6/2014).

Hari ini, dia memprediksi bahwa IHSG akan berada pada kisaran support 4.875-4.879 dan resisten akan berada pada kisaran 4.890-4.910.

Dia menuturkan, melemahnya rupiah yang sempat menyentuh level Rp12.000 an membuat pelaku pasar khawatir, terutama jika ada diantara mereka yang menanggapi negatif dan menghubungkannya dengan perkiraan semakin membesarnya defisit neraca perdagangan Indonesia.

“Sentimen negatif inilah yang membuat IHSG sulit bertahan di zona hijau,“ ujar dia.

Bahkan, Reza menambahkan, adanya crossing saham KPIG yang meningkatnya nett buy asing dan kenaikan saham-saham perkebunan seiring menguatnya harga kontrak minyak sawit (CPO) juga belum mampu mengangkat IHSG. Sama seperti sebelumnya, dari awal perdagangan hingga penutupan, laju IHSG lebih banyak menghabiskan waktu di zone merah.

Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level tertinggi 4.906,67 di awal sesi 1 dan menyentuh level terendah 4.881,95 jelang akhir sesi 2 dan berakhir di level 4.887,86. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0494 seconds (0.1#10.140)