Kementan Terapkan SOP Hadapi El Nino

Sabtu, 21 Juni 2014 - 19:08 WIB
Kementan Terapkan SOP Hadapi El Nino
Kementan Terapkan SOP Hadapi El Nino
A A A
MATARAM - Beberapa kalangan mengkhawatirkan gejala alam El Nino yang diprediksi akan berlangsung pada bulan Juli mendatang. Pasalnya, gejala yang timbul karena faktor cuaca tersebut disinyalir akan mengganggu produksi tanaman dan pasokan bahan pangan.

Menanggapi hal itu, Wakil Menteri (Wamen) Rusman Heriawan mengaku pihaknya telah memiliki Standard Operational Procedures (SOP) untuk menjaga agar tingkat produksi tanaman tidak turun akibat adanya gejala El Nino tersebut.

"Kita juga meyakinkan masyarakat, kalau perlu kita tidak impor untuk beras dan segala macam. Karena ada SOP itu," terang dia usai Peresmian Sentra Pengolahan Hortikultura Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, Sabtu (21/6/2014).

Dalam SOP tersebut, sambung dia, hal pertama yang dilakukan adalah memberikan sistem kalender tanam kepada para petani yang berbeda menurut kabupaten masing-masing.

"Jauh sebelumnya (pemberitahuan kalender tanam), dua tiga bulan sebelumnya. Nanti bulan ini ada kemarau panjang, ada El Nino ringan. Itu dikasih tau. Dan itu disosialisasikan, kalau petani nggak paham berarti petugas penyuluh kita yang kurang mengkampanyekan itu," imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, standar operasional yang kedua adalah melalui anjuran varietas padi. Anjuran ini dengan memilih varietas yang umur jenjangnya pendek.

"Kalau perlu yang 90 hari panen. Supaya nanti kalau kehabisan air itu ketolong, dia udah panen duluan. Jangan yang umurnya 4 bulan," tutur Rusman.

Dia menganjurkan agar petani menanam padi dengan jenis INPARI 19. Hal ini disebabkan karena jenjang panen tanaman ini hanya selama 94 hari.

Selanjutnya, ketika tanaman sudah mulai tinggi dan hampir menjelang panen serta mulai kering, dia menerangkan agar memfungsikan semua embung yang menjadi kolam penampungan air di kala musim kemarau tiba.

"Kalau kemarau terlalu panjang embung pun akan surut. Jadi embung itu menampung air yang daya serapnya terlambat," jelas dia.

Kemudian, lanjut Rusman, standar operasional berikutnya adalah melalui pompanisasi, atau dengan mengalirkan air dari sungai menuju sawah.

"Itu untuk menyelamatkan tanaman padi kita yang membutuhkan air itu. Dan terus juga kalau sudah waktunya dipanen ya dipanen jangan ditunda lagi. Karena nanti makin kesana makin kering," tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7389 seconds (0.1#10.140)