Gubernur Sumsel-Pelindo MoU Pengangkutan Batu Bara
A
A
A
PALEMBANG - Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II). MoU tersebut mengenai Kesepakatan Bersama dalam pengelolaan alur pelayaran Sungai Musi dari hulu sampai ke ambang luar muara sungai Musi antara Pemerintah Provinsi dan Pelindo II.
Dalam sambutannya, Alex Noerdin menjelaskan bahwa Sumatera Selatan merupakan salah satu Provinsi terkaya akan sumber daya alam. Kekayaan akan sumber daya alam yang meliputi batu bara, gas alam, minyak bumi, panas bumi dan gas metan.
"Batu bara kita sejak zaman Belanda. Separuh batu bara Indonesia ada di Sumatera Selatan. Sumatera Selatan memiliki cadangan hingga 22,24 miliar ton atau 48,48 cadangan nasional sedangkan yang diproduksi 9,5 juta ton per tahun atau 9,5 produksi nasional. Batu bara kita menerangi Singapura, Jawa dan Bali," ucap Alex di Griya Agung, Palembang, Selasa (24/6/2014).
Lanjutnya, untuk gas alam Sumatera Selatan memiliki cadangan sebesar 24n,18 TSCF (ton standard cubic feet) atau 6,29% cadangan nasional sedangkan yang diproduksi hanya 0,29 TSCF atau 9% produksi nasional. Untuk minyak bumi, Sumatera Selatan memiliki cadangan 757,4 metrik stock tank barrel (MSTB) atau 0,88 cadangan nasional sedangkan yang diproduksi 22,93 MTSB atau 9% produksi nasional.
Sedangkan untuk panas bumi, Sumatera Selatan memiliki cadangan 1,335 mw dan untuk gas metan, Sumatera Selatan memiliki cadangan 122 TSCF.
"Dari uraian di atas, potensi batu bara di Provinsi Sumatera Selatan adalah yang paling besar dan saat ini menjadi komoditas primadona yang sangat menjanjikan. Data yang tercatat di dinas pertambangan dan energi Sumatera Selatan, produksi batu bara tahun 2014 adalah sebesar 34,5 juta ton.
Batu bara dari Sumatera Selatan tidak hanya digunakan di dalam negeri akan tetapi juga sebagian diekspor keluar negeri seperti Singapura, China dan India. Jumlah yang diekspor diperkirakan berjumlah 2,5 juta ton per tahun.
Hanya yang menjadi permasalahan saat ini adalah masalah pengangkutan batu bara tersebut dari tambang sampai ke konsumen masih melalui jalan umum, sedangkan jalan khusus yang dibangun oleh PT Servo sampai saat ini belum rampung dikerjakan.
Saat ini batu bara diangkut menggunakan kereta api rangkaian panjang, akan tetapi saat ini masih terbatas produksi batu bara produksi PT Bukit Asam yang diangkut ke pelabuhan di Tarahan Provinsi Lampung.
Salah satu cara yang dianggap efektif adalah batu bara diangkut oleh tongkang melalui alur sungai dari stock pile di daerah muara Lematang dan bisa langsung ke tujuan. Akan tetapi yang menjadi permasalahn adalah kedalaman dan dimensi alur yang berbeda di beberapa tempat.
"Kemudian yang jadi permasalah juga adalah Bottle Neck itu ada di Pemerintah Pusat, kami tidak bisa cepat untuk melaksanakan pembangunan. Sekarang kita melakukan terobosan. Sasarannya adalah Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api (KEK TAA) dan Tanjung Carat. Jalur Kereta Api Double Track 276 Km" kata Alex.
"Untuk itu diperlukan pengelolaan dan pengaturan alur palayaran sungai lematang sampai ke ambang luar. PT Pelindo sebagai BUMN operator pelabuhan diharapkan dapat membangu kelancaran distribusi angkutan batu bara dan sumber daya lainnya dari Sumsel agar dapat digunakan untuk kepentingan nasional maupun untuk diekspor," tuturnya.
"Kami berharap dengan kerjasama ini permasalahan pengangkutan batubara dapat terpecahkan dan volume angkutan batu bara dari Sumsel dapat terus ditingkatkan. Dengan meningkatnya angkutan batu bara diharapkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ikut meningkat sehingga masyarakat Sumsel dapat lebih sejahtera dari sebelumnya" harapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo II, RJ Lino mengatakan, dirinya dari dulu percaya bahwa laut itu adalah angkutan yang paling murah, angkutan yang tidak ada subsidi BBM.
"Jadi kalau hari ini kita bersepakat untuk membenahi sungai ini sehingga sungai ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk angkutan batu bara, saya kira ini pilihan yang sangat tepat" ucap Lino.
Sambungnya, kerja sama dengan pemerintah provinsi ini akan kita laksanakan dengan serius dan segera sehingga bisa betul-betul membantu pertumbuhan daerah ini.
"Jadi saya pikir ini adalah langkah atau keputusan yang sangat istimewa dan kita akan segera duduk bersama-sama untuk menangani ini segera," pungkasnya.
Dalam sambutannya, Alex Noerdin menjelaskan bahwa Sumatera Selatan merupakan salah satu Provinsi terkaya akan sumber daya alam. Kekayaan akan sumber daya alam yang meliputi batu bara, gas alam, minyak bumi, panas bumi dan gas metan.
"Batu bara kita sejak zaman Belanda. Separuh batu bara Indonesia ada di Sumatera Selatan. Sumatera Selatan memiliki cadangan hingga 22,24 miliar ton atau 48,48 cadangan nasional sedangkan yang diproduksi 9,5 juta ton per tahun atau 9,5 produksi nasional. Batu bara kita menerangi Singapura, Jawa dan Bali," ucap Alex di Griya Agung, Palembang, Selasa (24/6/2014).
Lanjutnya, untuk gas alam Sumatera Selatan memiliki cadangan sebesar 24n,18 TSCF (ton standard cubic feet) atau 6,29% cadangan nasional sedangkan yang diproduksi hanya 0,29 TSCF atau 9% produksi nasional. Untuk minyak bumi, Sumatera Selatan memiliki cadangan 757,4 metrik stock tank barrel (MSTB) atau 0,88 cadangan nasional sedangkan yang diproduksi 22,93 MTSB atau 9% produksi nasional.
Sedangkan untuk panas bumi, Sumatera Selatan memiliki cadangan 1,335 mw dan untuk gas metan, Sumatera Selatan memiliki cadangan 122 TSCF.
"Dari uraian di atas, potensi batu bara di Provinsi Sumatera Selatan adalah yang paling besar dan saat ini menjadi komoditas primadona yang sangat menjanjikan. Data yang tercatat di dinas pertambangan dan energi Sumatera Selatan, produksi batu bara tahun 2014 adalah sebesar 34,5 juta ton.
Batu bara dari Sumatera Selatan tidak hanya digunakan di dalam negeri akan tetapi juga sebagian diekspor keluar negeri seperti Singapura, China dan India. Jumlah yang diekspor diperkirakan berjumlah 2,5 juta ton per tahun.
Hanya yang menjadi permasalahan saat ini adalah masalah pengangkutan batu bara tersebut dari tambang sampai ke konsumen masih melalui jalan umum, sedangkan jalan khusus yang dibangun oleh PT Servo sampai saat ini belum rampung dikerjakan.
Saat ini batu bara diangkut menggunakan kereta api rangkaian panjang, akan tetapi saat ini masih terbatas produksi batu bara produksi PT Bukit Asam yang diangkut ke pelabuhan di Tarahan Provinsi Lampung.
Salah satu cara yang dianggap efektif adalah batu bara diangkut oleh tongkang melalui alur sungai dari stock pile di daerah muara Lematang dan bisa langsung ke tujuan. Akan tetapi yang menjadi permasalahn adalah kedalaman dan dimensi alur yang berbeda di beberapa tempat.
"Kemudian yang jadi permasalah juga adalah Bottle Neck itu ada di Pemerintah Pusat, kami tidak bisa cepat untuk melaksanakan pembangunan. Sekarang kita melakukan terobosan. Sasarannya adalah Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api (KEK TAA) dan Tanjung Carat. Jalur Kereta Api Double Track 276 Km" kata Alex.
"Untuk itu diperlukan pengelolaan dan pengaturan alur palayaran sungai lematang sampai ke ambang luar. PT Pelindo sebagai BUMN operator pelabuhan diharapkan dapat membangu kelancaran distribusi angkutan batu bara dan sumber daya lainnya dari Sumsel agar dapat digunakan untuk kepentingan nasional maupun untuk diekspor," tuturnya.
"Kami berharap dengan kerjasama ini permasalahan pengangkutan batubara dapat terpecahkan dan volume angkutan batu bara dari Sumsel dapat terus ditingkatkan. Dengan meningkatnya angkutan batu bara diharapkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ikut meningkat sehingga masyarakat Sumsel dapat lebih sejahtera dari sebelumnya" harapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo II, RJ Lino mengatakan, dirinya dari dulu percaya bahwa laut itu adalah angkutan yang paling murah, angkutan yang tidak ada subsidi BBM.
"Jadi kalau hari ini kita bersepakat untuk membenahi sungai ini sehingga sungai ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk angkutan batu bara, saya kira ini pilihan yang sangat tepat" ucap Lino.
Sambungnya, kerja sama dengan pemerintah provinsi ini akan kita laksanakan dengan serius dan segera sehingga bisa betul-betul membantu pertumbuhan daerah ini.
"Jadi saya pikir ini adalah langkah atau keputusan yang sangat istimewa dan kita akan segera duduk bersama-sama untuk menangani ini segera," pungkasnya.
(gpr)