Ekspansi ke Bisnis Gula, Prospek TBLA Manis
A
A
A
JAKARTA - PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) diproyeksi memiliki prospek kinerja manis seiring dengan terus meningkatnya permintaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di masa mendatang dan ekspansinya perusahaan ke bisnis gula.
Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Kurniawan Sudjatmiko mengatakan, permintaan CPO dalam jangka panjang akan terus meningkat. Konsumsi per kapita yang rendah di beberapa pasar utama dengan populasi besar, seperti India, China dan Indonesia akan tumbuh stabil seiring dengan tumbuhnya populasi masyarakat muda dan meningkatnya pendapatan per kapita.
"Selain itu, regulasi positif mengenai program biodisel menghembuskan hal positif bagi industri CPO Indonesia. Ditambah harga CPO yang positif di masa depan dan TBLA yang terus berekspansi menyebabkan masa depannya tampak manis," kata dia dalam risetnya, Rabu (25/6/2014).
Sekedar diketahui, pemerintah mencanangkan program meningkatkan kandungan minyak nabati pada bahan bakar biodiesel menjadi 10%, sehingga akan meningkatkan industri CPO. Sementara harga CPO pada akhir tahun ini diprediksi meningkat menjadi 2.660 ringgit Malaysia per ton dari posisi saat ini 2.649 ringgit Malaysia per ton.
Mengenai ekspansi, perseroan pada tahun lalu telah merampungkan sejumlah pembangunan infrstruktur, seperti pabrik CPO di Banyuasin, Sumatera Selatan dengan kapasitas 45 ton per jam yang rampung pada Januari 2014. Selesainya pabrik tersebut akan meningkatkan total kapasitas CPO hingga mencapai 1,48 juta ton per tahun.
Selain itu, pelabuhan laut di Way Lunik, Lampung juga telah selesai dan akan memberi kontribusi terhadap pendapatan perusahaan. Kendati demikian, menurut dia, TBLA ke depan akan lebih fokus pada bisnis gula.
"Ini ditunjukkan oleh banyaknya investasi yang ditempatkan dalam bisnis ini atau mencapai Rp1,28 triliun selama 2014-2015. Kami percaya bahwa strategi itu tepat karena waktu budidaya tebu lebih pendek dari kelapa sawit dan juga memiliki marjin lebih tinggi," tutur dia.
Dia memprediksi, TBLA pada tahun ini bisa membukukan pendapatan sebesar Rp4,83 triliun atau naik 30,19% dibanding tahun lalu senilai Rp3,71 triliun. Sementara laba bersih diperkirakan tumbuh signifikan mencapai 440,48% menjadi Rp454 miliar dibanding tahun lalu Rp84 miliar.
Adapun harga saham perseroan diproyeksi bisa berada pada kisaran harga Rp830-970 per saham. Sedangkan harga saham TBL sore ini berada pada level Rp625 per saham atau naik 5 poin dibanding penutupan kemarin.
Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Kurniawan Sudjatmiko mengatakan, permintaan CPO dalam jangka panjang akan terus meningkat. Konsumsi per kapita yang rendah di beberapa pasar utama dengan populasi besar, seperti India, China dan Indonesia akan tumbuh stabil seiring dengan tumbuhnya populasi masyarakat muda dan meningkatnya pendapatan per kapita.
"Selain itu, regulasi positif mengenai program biodisel menghembuskan hal positif bagi industri CPO Indonesia. Ditambah harga CPO yang positif di masa depan dan TBLA yang terus berekspansi menyebabkan masa depannya tampak manis," kata dia dalam risetnya, Rabu (25/6/2014).
Sekedar diketahui, pemerintah mencanangkan program meningkatkan kandungan minyak nabati pada bahan bakar biodiesel menjadi 10%, sehingga akan meningkatkan industri CPO. Sementara harga CPO pada akhir tahun ini diprediksi meningkat menjadi 2.660 ringgit Malaysia per ton dari posisi saat ini 2.649 ringgit Malaysia per ton.
Mengenai ekspansi, perseroan pada tahun lalu telah merampungkan sejumlah pembangunan infrstruktur, seperti pabrik CPO di Banyuasin, Sumatera Selatan dengan kapasitas 45 ton per jam yang rampung pada Januari 2014. Selesainya pabrik tersebut akan meningkatkan total kapasitas CPO hingga mencapai 1,48 juta ton per tahun.
Selain itu, pelabuhan laut di Way Lunik, Lampung juga telah selesai dan akan memberi kontribusi terhadap pendapatan perusahaan. Kendati demikian, menurut dia, TBLA ke depan akan lebih fokus pada bisnis gula.
"Ini ditunjukkan oleh banyaknya investasi yang ditempatkan dalam bisnis ini atau mencapai Rp1,28 triliun selama 2014-2015. Kami percaya bahwa strategi itu tepat karena waktu budidaya tebu lebih pendek dari kelapa sawit dan juga memiliki marjin lebih tinggi," tutur dia.
Dia memprediksi, TBLA pada tahun ini bisa membukukan pendapatan sebesar Rp4,83 triliun atau naik 30,19% dibanding tahun lalu senilai Rp3,71 triliun. Sementara laba bersih diperkirakan tumbuh signifikan mencapai 440,48% menjadi Rp454 miliar dibanding tahun lalu Rp84 miliar.
Adapun harga saham perseroan diproyeksi bisa berada pada kisaran harga Rp830-970 per saham. Sedangkan harga saham TBL sore ini berada pada level Rp625 per saham atau naik 5 poin dibanding penutupan kemarin.
(rna)