Ini Kata Chatib Soal Pelemahan Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada siang hari ini kembali melemah, dan berakhir di ambang level Rp12.100 per USD.
Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pelemahan rupiah beberapa hari belakangan ini dikarenakan banyak yang melihat bahwa kompetisi politik sangat ketat, dan hal itu membuat adanya ketidakpastian jangka panjang.
"Mungkin nanti hasil dari quick count selisihnya sedikit, kita nunggu KPU (Komisi Pemilihan Umum). KPU kemudian nunggu Mahkamah Konstitusi, ketidakpastian itu membuat rupiah melemah dari Rp11.300 per USD ke Rp11.600 per USD pada waktu itu," ujar dia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Selain itu, lanjut dia, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang defisit bulan lalu menyebabkan rupiah kembali melemah dari Rp11.600 per USD ke Rp11.800 per USD. Selain itu, situasi di Irak yang tidak kondusif menjadikan harga minyak naik dan berdampak pada pelemahan rupiah hingga tembus Rp12.000 per USD.
"Tapi saya bilang ini semua temporer. Pemilu kan pasti berakhir, dan pasti ada yang terpilih. Berarti nanti ketegangan politiknya hilang," imbuh dia.
Sementara, mengenai NPI, dia mengaku belum mengetahuinya. Namun pihaknya memperkirakan NPI Mei 2014 akan surplus meskipun angkanya relatif kecil.
"Kemudian Irak, ini low political begini. Sifatnya temporer jadi dengan itu saya masih lihat nilai rupiah ini masih ke arah temporer," pungkasnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada siang hari ini berakhir di ambang level Rp12.100 per USD. Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg siang hari ini pada level Rp12.095 per USD. Posisi ini melemah tipis dibanding penutupan kemarin di level Rp12.090 per USD.
Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pelemahan rupiah beberapa hari belakangan ini dikarenakan banyak yang melihat bahwa kompetisi politik sangat ketat, dan hal itu membuat adanya ketidakpastian jangka panjang.
"Mungkin nanti hasil dari quick count selisihnya sedikit, kita nunggu KPU (Komisi Pemilihan Umum). KPU kemudian nunggu Mahkamah Konstitusi, ketidakpastian itu membuat rupiah melemah dari Rp11.300 per USD ke Rp11.600 per USD pada waktu itu," ujar dia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Selain itu, lanjut dia, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang defisit bulan lalu menyebabkan rupiah kembali melemah dari Rp11.600 per USD ke Rp11.800 per USD. Selain itu, situasi di Irak yang tidak kondusif menjadikan harga minyak naik dan berdampak pada pelemahan rupiah hingga tembus Rp12.000 per USD.
"Tapi saya bilang ini semua temporer. Pemilu kan pasti berakhir, dan pasti ada yang terpilih. Berarti nanti ketegangan politiknya hilang," imbuh dia.
Sementara, mengenai NPI, dia mengaku belum mengetahuinya. Namun pihaknya memperkirakan NPI Mei 2014 akan surplus meskipun angkanya relatif kecil.
"Kemudian Irak, ini low political begini. Sifatnya temporer jadi dengan itu saya masih lihat nilai rupiah ini masih ke arah temporer," pungkasnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada siang hari ini berakhir di ambang level Rp12.100 per USD. Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg siang hari ini pada level Rp12.095 per USD. Posisi ini melemah tipis dibanding penutupan kemarin di level Rp12.090 per USD.
(izz)