Gambar Seram Dinilai Akan Menekan Jumlah Perokok
A
A
A
JAKARTA - Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah untuk menekan jumlah perokok di Indonesia. Dilematis, jumlah perokok dengan nasib petani tembakau dan produsen rokok menjadi alasan kebijakan seputar rokok ini alot.
Terobosan kali ini dilakukan dengan menampilkan gambar seram di bungkus rokok. Gambar tersebut seperti gambar kanker mulut sebagai dampak yang diharapkan akan ditakuti perokok.
Namun, banyak pihak yang pesimis gambar seram tak akan efektif menakut-nakuti para pecandu. Namun, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Bambang Wispriono, kebijakan gambar seram pada bungkus rokok setidaknya akan menekan jumlah perokok.
"Setidaknya jumlahnya akan ditekan, ini sudah dilakukan di Thailand, Filipina, dan lainnya. Kami juga tetap mendorong FCTC diratifikasi," ungkap Mantan Dekan FKM UI tersebut baru-baru ini.
Bambang menilai, sasaran utama dari gambar seram tersebut perokok pemula sebagai efek pencegahan sebelum merokok. Selain itu, kata dia, gambar seram juga akan melindungi para perokok pasif, ibu hamil, dan anak-anak dari perokok aktif.
"Bahwa kita mendidik para pecadu rokok bahwa merokok itu meracuni diri sendiri dan orang lain, memang yang masih takut-takut adalah perokok pemula, gambar seram tersebut akan efektif bagi mereka," terangnya.
Dia mengklaim bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga merespon positif terkait rekomendasi gambar-gambar seram itu. Bambang menegaskan payung hukum berupa Peraturan Pemerintah (PP) tentang pengendalian rokok juga sudah jelas, sehingga tak bisa ditentang oleh produsen rokok.
"Promkes Kemenkes sejauh ini positif, dan memang segera dan sudah dilaksanakan seharusnya terkait gambar seram tersebut. Kalau produsen masih menentang itu berarti melanggar peraturan," pungkasnya.
Terobosan kali ini dilakukan dengan menampilkan gambar seram di bungkus rokok. Gambar tersebut seperti gambar kanker mulut sebagai dampak yang diharapkan akan ditakuti perokok.
Namun, banyak pihak yang pesimis gambar seram tak akan efektif menakut-nakuti para pecandu. Namun, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Bambang Wispriono, kebijakan gambar seram pada bungkus rokok setidaknya akan menekan jumlah perokok.
"Setidaknya jumlahnya akan ditekan, ini sudah dilakukan di Thailand, Filipina, dan lainnya. Kami juga tetap mendorong FCTC diratifikasi," ungkap Mantan Dekan FKM UI tersebut baru-baru ini.
Bambang menilai, sasaran utama dari gambar seram tersebut perokok pemula sebagai efek pencegahan sebelum merokok. Selain itu, kata dia, gambar seram juga akan melindungi para perokok pasif, ibu hamil, dan anak-anak dari perokok aktif.
"Bahwa kita mendidik para pecadu rokok bahwa merokok itu meracuni diri sendiri dan orang lain, memang yang masih takut-takut adalah perokok pemula, gambar seram tersebut akan efektif bagi mereka," terangnya.
Dia mengklaim bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga merespon positif terkait rekomendasi gambar-gambar seram itu. Bambang menegaskan payung hukum berupa Peraturan Pemerintah (PP) tentang pengendalian rokok juga sudah jelas, sehingga tak bisa ditentang oleh produsen rokok.
"Promkes Kemenkes sejauh ini positif, dan memang segera dan sudah dilaksanakan seharusnya terkait gambar seram tersebut. Kalau produsen masih menentang itu berarti melanggar peraturan," pungkasnya.
(izz)