Cipaganti Cipta Graha Siapkan Jalan Keluar
A
A
A
JAKARTA - PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT) menegaskan akan tetap profesional dalam menjalankan bisnisnya. Hal itu sebagai wujud komitmen perusahaan menyangkut nasib karyawannya yang mencapai 4.800 orang. Hal ini dilakukan setelah kasus gagal bayar Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP).
"Di tengah simpang siur isu bahwa Cipaganti Group adalah perusahaan keluarga, ternyata CPGT dijalankan oleh para profesional yang tidak ada hubungan keluarga dan para profesional ini masih ada di posisinya untuk berkarya dan berjuang mempertahankan perseroan agar tetap bermanfaat bagi para karyawan," kata Corporate Secretary PT Cipaganti Citra Graha Toto Moeljono dalam rilisnya di Jakarta, Senin (14/7/2014).
Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada didirikan sejak tahun 2002 dan berkembang pesat menjadi koperasi yang memiliki diversifikasi usaha beragam. Waktu berjalan dan telah membuktikan kelancaran bagi hasil terhadap seluruh mitra.
Hal tersebut diapresiasikan dengan mendapatkan predikat penilaian sebagai Koperasi Sehat dari Dinas Koperasi Jawa Barat pada tahun 2012. Namun pada saat ini KCKGP mengalami gagal bayar kepada mitra.
Hal tersebut otomatis berdampak pada bidang usaha Cipaganti Group. Salah satunya dengan terjadinya penurunan nilai saham CPGT. Dampak lainnya, beberapa vendor menunda pasokan, beberapa lembaga keuangan membekukan fasilitas kredit dan berusaha menarik jaminan serta calon investor mengambil langkah wait and see.
"Saat ini, CPGT sedang mempersiapkan upaya terbaik untuk mendapatkan jalan keluar dan pada saat bersamaan berupaya memberikan penjelasan kepada publik atas adanya kerancuan antara CPGT dan KCKGP. Hal tersebut terjadi karena sama-sama berada dalam satu brand image, yaitu Cipaganti," papar Toto.
Toto menambahkan, proses recovery usaha di KCKGP sedang dilakukan secara intensif dan cepat bersama seluruh pihak yang terkait, khususnya institusi keuangan dan legal demi mitra yang berjumlah sekitar 8.000 orang.
Usaha-usaha penanggulangan perbaikan (recovery) yang telah dilakukan saat ini, kata dia, diharapkan bisa berjalan baik dengan berjuang keras agar menjauhkan koperasi dari kepailitan.
Secara internal, dia menjelakan, tim manajemen tetap saling bergandengan tangan untuk keluar dari masalah dan memenangkan perjuangan secara bersama-sama dan profesional. Disadari bahwa kejadian ini merupakan bagian dari proses pendewasaan dalam berbisnis, yaitu setiap investasi memiliki risiko untung dan rugi.
"Semoga kejadian ini dapat segera diatasi bersama dengan dukungan semua pihak terkait," tutupnya.
"Di tengah simpang siur isu bahwa Cipaganti Group adalah perusahaan keluarga, ternyata CPGT dijalankan oleh para profesional yang tidak ada hubungan keluarga dan para profesional ini masih ada di posisinya untuk berkarya dan berjuang mempertahankan perseroan agar tetap bermanfaat bagi para karyawan," kata Corporate Secretary PT Cipaganti Citra Graha Toto Moeljono dalam rilisnya di Jakarta, Senin (14/7/2014).
Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada didirikan sejak tahun 2002 dan berkembang pesat menjadi koperasi yang memiliki diversifikasi usaha beragam. Waktu berjalan dan telah membuktikan kelancaran bagi hasil terhadap seluruh mitra.
Hal tersebut diapresiasikan dengan mendapatkan predikat penilaian sebagai Koperasi Sehat dari Dinas Koperasi Jawa Barat pada tahun 2012. Namun pada saat ini KCKGP mengalami gagal bayar kepada mitra.
Hal tersebut otomatis berdampak pada bidang usaha Cipaganti Group. Salah satunya dengan terjadinya penurunan nilai saham CPGT. Dampak lainnya, beberapa vendor menunda pasokan, beberapa lembaga keuangan membekukan fasilitas kredit dan berusaha menarik jaminan serta calon investor mengambil langkah wait and see.
"Saat ini, CPGT sedang mempersiapkan upaya terbaik untuk mendapatkan jalan keluar dan pada saat bersamaan berupaya memberikan penjelasan kepada publik atas adanya kerancuan antara CPGT dan KCKGP. Hal tersebut terjadi karena sama-sama berada dalam satu brand image, yaitu Cipaganti," papar Toto.
Toto menambahkan, proses recovery usaha di KCKGP sedang dilakukan secara intensif dan cepat bersama seluruh pihak yang terkait, khususnya institusi keuangan dan legal demi mitra yang berjumlah sekitar 8.000 orang.
Usaha-usaha penanggulangan perbaikan (recovery) yang telah dilakukan saat ini, kata dia, diharapkan bisa berjalan baik dengan berjuang keras agar menjauhkan koperasi dari kepailitan.
Secara internal, dia menjelakan, tim manajemen tetap saling bergandengan tangan untuk keluar dari masalah dan memenangkan perjuangan secara bersama-sama dan profesional. Disadari bahwa kejadian ini merupakan bagian dari proses pendewasaan dalam berbisnis, yaitu setiap investasi memiliki risiko untung dan rugi.
"Semoga kejadian ini dapat segera diatasi bersama dengan dukungan semua pihak terkait," tutupnya.
(rna)