Rumah Layak Huni Harus Jadi Sarana Pendidikan

Senin, 14 Juli 2014 - 17:52 WIB
Rumah Layak Huni Harus...
Rumah Layak Huni Harus Jadi Sarana Pendidikan
A A A
JAKARTA - Rumah yang layak huni selain memiliki kecukupan minimal unsur ruang dan luas ruang serta kualitas dindingnya juga harus memenuhi aspek pendidikan bagi keluarga yang menempatinya.

Hal tersebut diperlukan untuk meminimalisir kesenjangan hunian serta menciptakan lingkungan rumah yang nyaman serta dapat menjadi sarana pendidikan keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi muda.

Deputi Bidang Perumahan Swadaya Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Jamil Ansari mengatakan, rumah selain bermakna sebagai tempat berlindung dari cuaca dan binatang, tempat aktivitas dasar kehidupan, menyimpan harta benda dan membesarkan anak juga berfungsi sebagai tempat pendidikan keluarga.

Karena itu, di dalam rumah mengandung nilai-nilai pendidikan kejiwaan, seks dan moral, pendidikan agama, pendidikan perilaku disiplin, tertib dan bersih, pendidikan sosial budaya, pendidikan jasmani dan intelektual serta belajar mandiri.

"Agar terpenuhi aktivitas dasar keluarga di rumah dengan sikap dan perilaku yang baik membutuhkan kecukupan minimal unsur ruang dan luas serta kualitas dinding yang baik," kata Jamil dalam rilisnya, Senin (14/7/2014).

Dia menerangkan, penelitian dilaksanakan pada rumah sederhana (RS) dan rumah sangat sederhana (RSS) yang dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan anak paling banyak dua orang baik laki-laki dan atau perempuan, berusia dini dan remaja/belum remaja.

Selain itu, dipilih enam tipe RS dan RSS yaitu tipe 21, tipe 24, tipe 27, tipe 30, tipe 36 dan tipe 42, baik rumah tapak maupun rumah susun yang berada di Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.

Tujuan penelitian ini untuk mendalami arti RS sebagai sarana pendidikan keluarga sebagaimana dialami orang tua dan anggota keluarganya. Karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metoda fenomenologi yang tepat.

Karena, kata dia, peneliti hendak menelusuri peristiwa dari keadaan alamiah di mana peristiwa itu terjadi.

Pengalaman mereka dimaknai untuk menganalisa kebutuhan kecukupan minimal unsur ruang rumah dan luas ruangnya sebagai sarana pendidikan keluarga.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7062 seconds (0.1#10.140)