Efek Gambar Seram di Minuman Alkohol Minim
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Agung Kuswandono berpendapat bahwa layaknya rokok, pemasangan gambar seram pada kemasan minuman beralkohol berefek minim lantaran hanya akan berpengaruh kepada peminum pemula.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana memasang gambar seram pada kemasan minuman beralkohol. Hal ini serupa dengan yang diterapkannya pada kemasan rokok beberapa waktu lalu.
"Belum punya pengalaman itu (kemasan seram) berpengaruh atau tidak, tapi kalau pertimbangan pribadi kita mungkin dari segi peminum awal, peminum pemula ada pengaruh karena dia belum pernah minum terus lihat gambar itu 'hiiih', tapi kalau peminum sudah mendarah daging, mau digambari apa aja, nanti malah jadi cantik semua," tutur dia di Gedung Kemenkeu Jakarta, Rabu (16/7/2014) malam.
Lebih lanjut dia mengatakan, tujuan pemerintah memberikan gambar seram tersebut untuk membatasi konsumsi, dan ini pada dasarnya merupakan esensi cukai. Pasalnya, pengenaan cukai tidak bertujuan untuk penerimaan, namun untuk membatasi konsumsinya.
"Karena masalah kesehatan, moral, jadi yang dicukaiin itu minuman keras terus rokok karena dianggap membahayakan kesehatan, nanti orang bisa mabuk," tutur Agung.
Saat ini, sambung Agung, penerimaan bea cukai dari rokok memang mengalami sedikit penurunan, dan di bawah angka yang ditargetkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014.
"Tapi masih menyentuh-menyentuh fluktuatif, bulan kemarin sudah 100%, sebelumnya 99%. Ya biasalah belum secara signifikan terpengaruh," tandas dia.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana memasang gambar seram pada kemasan minuman beralkohol. Hal ini serupa dengan yang diterapkannya pada kemasan rokok beberapa waktu lalu.
"Belum punya pengalaman itu (kemasan seram) berpengaruh atau tidak, tapi kalau pertimbangan pribadi kita mungkin dari segi peminum awal, peminum pemula ada pengaruh karena dia belum pernah minum terus lihat gambar itu 'hiiih', tapi kalau peminum sudah mendarah daging, mau digambari apa aja, nanti malah jadi cantik semua," tutur dia di Gedung Kemenkeu Jakarta, Rabu (16/7/2014) malam.
Lebih lanjut dia mengatakan, tujuan pemerintah memberikan gambar seram tersebut untuk membatasi konsumsi, dan ini pada dasarnya merupakan esensi cukai. Pasalnya, pengenaan cukai tidak bertujuan untuk penerimaan, namun untuk membatasi konsumsinya.
"Karena masalah kesehatan, moral, jadi yang dicukaiin itu minuman keras terus rokok karena dianggap membahayakan kesehatan, nanti orang bisa mabuk," tutur Agung.
Saat ini, sambung Agung, penerimaan bea cukai dari rokok memang mengalami sedikit penurunan, dan di bawah angka yang ditargetkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014.
"Tapi masih menyentuh-menyentuh fluktuatif, bulan kemarin sudah 100%, sebelumnya 99%. Ya biasalah belum secara signifikan terpengaruh," tandas dia.
(rna)