Jika Do Nothing, Kuota BBM Bersubsidi Akan Jebol 1,34 Juta Kl
A
A
A
JAKARTA - Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan, jika pemerintah tidak melakukan upaya pembatasan apapun terhadap konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, maka kuota bahan bakar primadona tersebut akan jebol sebesar 1,34 juta kiloliter (kl).
"Jadi Pertamina punya angka hitungan sampai Juli, kalau kita do nothing itu dari kuota 46 juta kl, pemerintah akan tekor 1,34 juta kl. Itu angka yang akan dperoleh melalui penghematan itu," ujar dia di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (5/8/2014).
Oleh sebab itu dia mengaku sepakat dengan langkah yang dilakukan pemerintah dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) untuk mengamankan jumlah tersebut, dengan melakukan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi di beberapa wilayah.
Menurut Hanung, pihaknya memiliki wewenang untuk menentukan SPBU yang akan dilakukan pembatasan tersebut, dan totalnya hanya sebesar 12% dari seluruh SPBU di Indonesia.
"SPBU yang dikluster yang dibatasi waktunya hanya 12% dari total. Jadi kalau di satu daerah ada 100 SPBU, masih ada 95 SPBU yang berjualan normal," terangnya.
Dia mengatakan, untuk SPBU yang dilakukan pembatasan penjualan tersebut akan dipampang spanduk agar masyarakat mengetahuinya. "Akan dipasang spanduk (SPBU yang dibatasi)," tukasnya.
"Jadi Pertamina punya angka hitungan sampai Juli, kalau kita do nothing itu dari kuota 46 juta kl, pemerintah akan tekor 1,34 juta kl. Itu angka yang akan dperoleh melalui penghematan itu," ujar dia di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (5/8/2014).
Oleh sebab itu dia mengaku sepakat dengan langkah yang dilakukan pemerintah dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) untuk mengamankan jumlah tersebut, dengan melakukan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi di beberapa wilayah.
Menurut Hanung, pihaknya memiliki wewenang untuk menentukan SPBU yang akan dilakukan pembatasan tersebut, dan totalnya hanya sebesar 12% dari seluruh SPBU di Indonesia.
"SPBU yang dikluster yang dibatasi waktunya hanya 12% dari total. Jadi kalau di satu daerah ada 100 SPBU, masih ada 95 SPBU yang berjualan normal," terangnya.
Dia mengatakan, untuk SPBU yang dilakukan pembatasan penjualan tersebut akan dipampang spanduk agar masyarakat mengetahuinya. "Akan dipasang spanduk (SPBU yang dibatasi)," tukasnya.
(gpr)