Permintaan Meningkat, Harga Beras Naik Tipis
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, akibat permintaan yang meningkat setelah Lebaran, harga beras menjadi sedikit naik. Namun kenaikan tersebut masih di bawah 1%.
"Kenaikan memang ada (harga beras) tapi kecil sekali di bawah 1% sebenarnya. Jadi kemungkinan besar karena permintaan tinggi," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (8/8/2014).
Pihaknya telah mengantisipasi bila terjadi penurunan jumlah beras yang tersedia akibat permintaan yang meningkat.
"Biar bagaimanapun saya sudah instruksikan Bulog sebelumnya untuk impor beras. Bahkan 50 ribu ton sudah sampai di Indonesia untuk antisipasi daripada kekurangan atau tingginya permintaan. Jadi sudah siap. Cuma saya utarakan jumlah harga dan waktu biar pemerintah yang urus," jelasnya.
Dia menjelaskan, impor beras telah dilakukan mengingat beras di Bulog diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhan.
"Mestinya sudah sampai 50 ton ribu sudah dalam perjalanan (beras impor). Kalau enggak salah sudah turun dua kapal. Memang beras di Bulog ada tapi sudah dipakai buat raskin (beras miskin)," kata Lutfi.
Selain itu, juga untuk mengantisipasi di luar kebutuhan yang biasa. "Bulog sekarang lagi menghitung bagaimana posisi jumlahnya akhir tahun mau berapa," imbuhnya.
Beras yang beredar di pasaran lebih banyak beras medium daripada premium. Namun, permintaan beras premium semakin meningkat. Namun, masyarakat Indonesia berdasarkan perkiraan Kemendag menuju 30% adalah beras premium.
Jadi, orang Indonesia ini berasnya sudah membaik. "Artinya ketika kekurangan beras premium akan ada full vector jadi faktor menarik harga medium untuk naik. Saya juga mesti mempunyai mekanisme untuk mengintervensi pasar beras premium. Sebab itu Bulog bukan hanya mengimpor beras medium tapi juga beras premium," pungkas dia.
"Kenaikan memang ada (harga beras) tapi kecil sekali di bawah 1% sebenarnya. Jadi kemungkinan besar karena permintaan tinggi," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (8/8/2014).
Pihaknya telah mengantisipasi bila terjadi penurunan jumlah beras yang tersedia akibat permintaan yang meningkat.
"Biar bagaimanapun saya sudah instruksikan Bulog sebelumnya untuk impor beras. Bahkan 50 ribu ton sudah sampai di Indonesia untuk antisipasi daripada kekurangan atau tingginya permintaan. Jadi sudah siap. Cuma saya utarakan jumlah harga dan waktu biar pemerintah yang urus," jelasnya.
Dia menjelaskan, impor beras telah dilakukan mengingat beras di Bulog diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhan.
"Mestinya sudah sampai 50 ton ribu sudah dalam perjalanan (beras impor). Kalau enggak salah sudah turun dua kapal. Memang beras di Bulog ada tapi sudah dipakai buat raskin (beras miskin)," kata Lutfi.
Selain itu, juga untuk mengantisipasi di luar kebutuhan yang biasa. "Bulog sekarang lagi menghitung bagaimana posisi jumlahnya akhir tahun mau berapa," imbuhnya.
Beras yang beredar di pasaran lebih banyak beras medium daripada premium. Namun, permintaan beras premium semakin meningkat. Namun, masyarakat Indonesia berdasarkan perkiraan Kemendag menuju 30% adalah beras premium.
Jadi, orang Indonesia ini berasnya sudah membaik. "Artinya ketika kekurangan beras premium akan ada full vector jadi faktor menarik harga medium untuk naik. Saya juga mesti mempunyai mekanisme untuk mengintervensi pasar beras premium. Sebab itu Bulog bukan hanya mengimpor beras medium tapi juga beras premium," pungkas dia.
(izz)