Berada di Area Overbought, IHSG Diproyeksi Melemah
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diprediksi cenderung melemah karena minimnya sentimen positif dan masih beradanya IHSG di area jenuh beli (overbought).
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pola spinning di bawah upper bollinger band (UBB). MACD masih bergerak terbatas dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R masih cenderung melemah.
Menurut dia, laju IHSG di persimpangan, dimana tidak menyentuh target support 5.124-5.138 dan juga tidak bersentuhan dengan target resisten 5.170-5.188. Setelah rilis BI rate tidak berpengaruh pada penguatan lanjutan IHSG, kali ini positifnya laju bursa saham global dan pembacaan nota keuangan APBN pun juga tampaknya belum mampu menghijaukan IHSG.
“Minimnya sentimen positif akan berpotensi melemahkan IHSG yang masih berada di sekitar area overbought. Tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan,“ kata dia, Senin (18/8/2014).
Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5.127-5.132 dan resisten 5.178-5.185.
Sementara di akhir pekan lalu merupakan Jumat kelabu bagi IHSG karena harus berakhir negatif. Pelaku pasar masih melanjutkan aksi jualnya seiring dengan pelemahan laju rupiah. Apalagi asing juga berbalik mencatatkan nett sales sehingga turut diikuti pelaku pasar lainnya.
Menguatnya laju bursa saham Asia yang terpengaruh dengan masih positifnya penutupan laju bursa saham AS dan Eropa tidak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Bahkan adanya Pidato Kenegaraan yang menyampaikan prestasi SBY dan pembacaan nota keuangan serta asumsi APBNP 2015 juga tidak terlalu mendapat tanggapan positif dari pelaku pasar.
“Meski terjadi pelemahan, namun utang gap 5.113-5.127 juga belum tertutup,“ ujarnya.
Sepanjang perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh level tertinggi 5.168,27 di akhir sesi 1 dan menyentuh level terendah 5.134,23 di awal sesi 1 dan berakhir di level 5.168,27.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pola spinning di bawah upper bollinger band (UBB). MACD masih bergerak terbatas dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R masih cenderung melemah.
Menurut dia, laju IHSG di persimpangan, dimana tidak menyentuh target support 5.124-5.138 dan juga tidak bersentuhan dengan target resisten 5.170-5.188. Setelah rilis BI rate tidak berpengaruh pada penguatan lanjutan IHSG, kali ini positifnya laju bursa saham global dan pembacaan nota keuangan APBN pun juga tampaknya belum mampu menghijaukan IHSG.
“Minimnya sentimen positif akan berpotensi melemahkan IHSG yang masih berada di sekitar area overbought. Tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan,“ kata dia, Senin (18/8/2014).
Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5.127-5.132 dan resisten 5.178-5.185.
Sementara di akhir pekan lalu merupakan Jumat kelabu bagi IHSG karena harus berakhir negatif. Pelaku pasar masih melanjutkan aksi jualnya seiring dengan pelemahan laju rupiah. Apalagi asing juga berbalik mencatatkan nett sales sehingga turut diikuti pelaku pasar lainnya.
Menguatnya laju bursa saham Asia yang terpengaruh dengan masih positifnya penutupan laju bursa saham AS dan Eropa tidak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Bahkan adanya Pidato Kenegaraan yang menyampaikan prestasi SBY dan pembacaan nota keuangan serta asumsi APBNP 2015 juga tidak terlalu mendapat tanggapan positif dari pelaku pasar.
“Meski terjadi pelemahan, namun utang gap 5.113-5.127 juga belum tertutup,“ ujarnya.
Sepanjang perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh level tertinggi 5.168,27 di akhir sesi 1 dan menyentuh level terendah 5.134,23 di awal sesi 1 dan berakhir di level 5.168,27.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
(rna)