Dua Skenario Kondisi Pasar Terhadap Putusan MK
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga siang ini mengalami koreksi seiring dengan melemahnya sejumlah bursa Asia dan terdepresiasinya rupiah. Sementara putusan final Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan sengketa pemilihan presiden (pilpres) menambah tekanan terhadap pasar.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, melemahnya bursa Asia dan terdepresiasinya rupiah karena menguatnya USD didukung data ekonomi Amerika Serikat (AS) dari awal perdagangan telah membuat pelaku pasar cenderung melakukan aksi profit taking dan mengamankan posisi.
Selain itu, dengan posisi IHSG secara teknikal yang masih berada di sekitar area overbought turut memicu aksi profit taking tersebut.
Terkait dengan jelang pembacaan hasil sidang MK, Reza menilai, sebagai sentimen tambahan yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar. Meski demikian, dia berharap bahwa pengaruhnya tidak akan signifikan terhadap pasar modal, namun dengan masih terkontaminasinya kondisi pasar modal terhadap masalah politik membuat pergerakan pasar modal tentunya akan terpengaruh.
“Pelaku pasar juga turut wait and see terhadap hasil sidang tersebut,“ kata dia, Kamis (21/8/2014).
Terkait kondisi ini, Trust Securities mencoba membuat dua skenario pergerakan pasar uang, pasar saham, dan pasar obligasi. Skenario I, jika diasumsikan pelaku pasar tidak akan terpengaruh dengan apapun hasil sidang MK, maka pelaku pasar akan lebih mencermati kondisi pasar saham global.
Dengan demikian, IHSG akan berada pada posisi support 5.160-5.182 dan resisten 5.200-5.215. Sedangkan rupiah pada kisaran Rp10.715-Rp10.695 per USD dan pasar obligasi bergerak dalam rentang plus minus 5-10 basis points (bps).
Sementara Ssenario II, jika pelaku pasar merespon hasil dari sidang tersebut, di mana akan membuat pelaku pasar menahan diri dari keagresivitasnya dalam bertransaksi, maka IHSG akan berada lebih rendah dalam rentang support 5.125-5.138 dan resisten 5.185-5.196 dengan kecenderungan melemah. Laju rupiah di kisaran Rp10.725-Rp10.690 dan pasar obligasi berada di rentang -10 hingga -15 bps.
Menurut dia, skenario II dapat terjadi apapun hasil dari sidang MK. Asumsinya jika sidang gugatan MK diterima, maka MK dapat menghasilkan keputusan pilpres diulang atau menganulir keputusan KPU sebelumnya yang memenangkan pasangan Jokowi-Jk (JKJK) atau menetapkan pasangan Prabowo-Hatta (PSHR) sebagai presiden dan wakil presiden yang sah, maka imbasnya kondisi pasar akan cenderung melemah.
Itu karena pelaku pasar akan bersikap wait and see karena menunggu langkah selanjutnya dari pasangan PSHR untuk menentukan pihak-pihak yang akan duduk dalam kabinetnya dan realisasi atas program-program kerja ekonominya dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan akan jalannya pemerintahan di bawah kabinet PSHR nantinya.
“Sebaliknya, jika sidang gugatan tersebut ditolak MK, maka kondisi pasar pun juga kurang lebih akan cenderung mengalami pelemahan bahkan mungkin akan lebih dalam karena kekhawatiran akan terjadi kerusuhan dari pihak-pihak demonstran,“ ujar dia
Jadi, dia berpendapat, apapun hasil dari sidang MK yang berjalan dalam waktu panjang tersebut sudah pasti akan membuat kondisi pasar terpengaruh dan cenderung melemah karena munculnya ketidakpastian baru.
Pelaku pasar yang telah mendapatkan gain sebelumnya, kata dia, akan cenderung untuk profit taking dan bukan tidak mungkin akan melakukan bersih-bersih barang.
“Namun demikian, kami berharap sentimen ini dapat berlangsung sesaat, sehingga ketika terjadi pelemahan dapat dimanfaatkan untuk buy on weakness, terutama pada saham-saham big caps yang sudah pasti banyak terkena aksi jual,“ tutur dia.
Untuk sementara ini, dia melihat untuk mencermati saham-saham second liner dengan strategi trading jangka pendek.
"Kita harapkan pelaku pasar lebih memperhatikan pada saham-saham maupun efek lainnya yang ada dalam portofolio maupun yang akan dipilih ke dalam portofolio dibandingkan memperhatikan sidang MK yang akan menyita waktu trading," tandasnya.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, melemahnya bursa Asia dan terdepresiasinya rupiah karena menguatnya USD didukung data ekonomi Amerika Serikat (AS) dari awal perdagangan telah membuat pelaku pasar cenderung melakukan aksi profit taking dan mengamankan posisi.
Selain itu, dengan posisi IHSG secara teknikal yang masih berada di sekitar area overbought turut memicu aksi profit taking tersebut.
Terkait dengan jelang pembacaan hasil sidang MK, Reza menilai, sebagai sentimen tambahan yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar. Meski demikian, dia berharap bahwa pengaruhnya tidak akan signifikan terhadap pasar modal, namun dengan masih terkontaminasinya kondisi pasar modal terhadap masalah politik membuat pergerakan pasar modal tentunya akan terpengaruh.
“Pelaku pasar juga turut wait and see terhadap hasil sidang tersebut,“ kata dia, Kamis (21/8/2014).
Terkait kondisi ini, Trust Securities mencoba membuat dua skenario pergerakan pasar uang, pasar saham, dan pasar obligasi. Skenario I, jika diasumsikan pelaku pasar tidak akan terpengaruh dengan apapun hasil sidang MK, maka pelaku pasar akan lebih mencermati kondisi pasar saham global.
Dengan demikian, IHSG akan berada pada posisi support 5.160-5.182 dan resisten 5.200-5.215. Sedangkan rupiah pada kisaran Rp10.715-Rp10.695 per USD dan pasar obligasi bergerak dalam rentang plus minus 5-10 basis points (bps).
Sementara Ssenario II, jika pelaku pasar merespon hasil dari sidang tersebut, di mana akan membuat pelaku pasar menahan diri dari keagresivitasnya dalam bertransaksi, maka IHSG akan berada lebih rendah dalam rentang support 5.125-5.138 dan resisten 5.185-5.196 dengan kecenderungan melemah. Laju rupiah di kisaran Rp10.725-Rp10.690 dan pasar obligasi berada di rentang -10 hingga -15 bps.
Menurut dia, skenario II dapat terjadi apapun hasil dari sidang MK. Asumsinya jika sidang gugatan MK diterima, maka MK dapat menghasilkan keputusan pilpres diulang atau menganulir keputusan KPU sebelumnya yang memenangkan pasangan Jokowi-Jk (JKJK) atau menetapkan pasangan Prabowo-Hatta (PSHR) sebagai presiden dan wakil presiden yang sah, maka imbasnya kondisi pasar akan cenderung melemah.
Itu karena pelaku pasar akan bersikap wait and see karena menunggu langkah selanjutnya dari pasangan PSHR untuk menentukan pihak-pihak yang akan duduk dalam kabinetnya dan realisasi atas program-program kerja ekonominya dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan akan jalannya pemerintahan di bawah kabinet PSHR nantinya.
“Sebaliknya, jika sidang gugatan tersebut ditolak MK, maka kondisi pasar pun juga kurang lebih akan cenderung mengalami pelemahan bahkan mungkin akan lebih dalam karena kekhawatiran akan terjadi kerusuhan dari pihak-pihak demonstran,“ ujar dia
Jadi, dia berpendapat, apapun hasil dari sidang MK yang berjalan dalam waktu panjang tersebut sudah pasti akan membuat kondisi pasar terpengaruh dan cenderung melemah karena munculnya ketidakpastian baru.
Pelaku pasar yang telah mendapatkan gain sebelumnya, kata dia, akan cenderung untuk profit taking dan bukan tidak mungkin akan melakukan bersih-bersih barang.
“Namun demikian, kami berharap sentimen ini dapat berlangsung sesaat, sehingga ketika terjadi pelemahan dapat dimanfaatkan untuk buy on weakness, terutama pada saham-saham big caps yang sudah pasti banyak terkena aksi jual,“ tutur dia.
Untuk sementara ini, dia melihat untuk mencermati saham-saham second liner dengan strategi trading jangka pendek.
"Kita harapkan pelaku pasar lebih memperhatikan pada saham-saham maupun efek lainnya yang ada dalam portofolio maupun yang akan dipilih ke dalam portofolio dibandingkan memperhatikan sidang MK yang akan menyita waktu trading," tandasnya.
(rna)